Lensa Darbi

Thursday, January 18, 2007

Dirundung duka?



Sastrawan Rusia, Leo Tolstoy, dalam karyanya Last Diaries pernah menulis, kamu selalu saja berpikir tentang orang lain, padahal Tuhan selalu memikirkan kamu. Apalagi sesungguhnya, Tuhan itu sering mengunjungi kita, namun kita kerap kali tidak ada di rumah.

Monday, January 15, 2007

HIKMAH DARI SUKAMANTRI

BOGOR, 2006

Alhamdulillah, “Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az-Zumar: (54). Tanggal 30 November- 1 Desember kemarin, mungkin kita masih berada dalam petualangan dan perjalanan yang mengasyikkan, hari ini semua kemandirian, keberanian dan kekuatan pada hari PERPADA (Perkemahan Pandu Darul Abidin) itu harus dilanjutkan dan di implementasikan dalam kehidupan anak- anak kita sehari- hari. Mulai keberanian untuk melakukan halang rintang menghadapi Menghilangkan rasa takut untuk menyeberangi jembatan kering dan meluncur (flying fox). Kemandirian untuk memberihkan peralatan, tenda, dan pakaiannya, mengepak barang, dan kekuatan untuk bertahan dengan kondisi cuaca yang dingin, hujan, dan berkabut. Kuat untuk berlama- lama diperjalanan dengan medan yang berat. Namun sesekali dihadapkan dengan pemandangan yag indah, pepohonan pinus yang menjulang tinggi, hadirnya sekawanan monyet, burung dan binatang – binatang yang belum pernah dapat di lihat di sekolah sebelumnya,

Alam itulah yang mengajarkan kita arti kehidupan, alam jugalah yang membuat kita menjadi terhina, bagaimana anak- anak kita belajar hidup dialam bebas, dengan membuat bivak, dan jebakan burung puyuh, musang, dan binatang lainnya dalam acara survival kids. Menunjukan bahwa ekosistem dialam harus tetap terjaga agar semua makhluk hidup dapat berkembang biak dan hidup layak, sesuai dengan haknya. Manusia tak boleh serakah dengan menebangi pohon seenaknya, tanpa mempedulikan hewan yang hidup disekitarnya, dan berapa banyak semut, serangga, burung, yang berlindung dan membuat sarang diranting dan dahannya. Anak- anak kita harus tahu dan peduli akan nasib makhluk Allah yang lain itu, agar kelestarian alam dan lingkungan tetap lestari, indah dan terjaga. Tak seperti gejala alam Lumpur Panas Lapindo Brantas, yang bukan saja menghancurkan fasilitas disekitarnya, namun juga merugikan ratusan bahkan ribuan penduduk disekitarnya, miliaran bahkan triliunan rupiah harus dikeluarkan untuk membuat jalan tol baru, dan aliran listrik Jawa dan Bali pun terancam dicopot selama 3 bulan, hanya karena keserakahan, sebagian pihak, na’udzubillahi min dzalik, semoga kita dapat mengambil hikmah dari PERPADA 2006 dan kejadian disekeliling kita. Wallahu a’lam. (red:M)

HIKMAH

Empat Amal

yang Sulit

Dilakukan

"Sesungguhnya

amal perbuatan

yang sulit

dilakukan ada

empat macam.

Pertama,

memberi

maaf ketika

sedang marah.

kedua, dermawanketika kita sendiri

sangat

membutuhkan.

Ketiga, menjaga

kehormatan diri

disaat sedang

sendiri.

dan keempat,

berkata benar

kepada orang

yang ditakuti

(pemimpin)

atau orang yang

diharapkan

(bantuannya)."

(Ali bin Abi Thalib RA).

BUKA MATA

MIMPI DI JALAN RAYA

Seperti hari-hari lalu

pagi ini kau tumpuk

mimpimu di sepanjang

jalan raya tapi truk

dan bus telah

melindasnya habis

beberapa pengemudi

memaki mencabik sisa mimpimu

hari ini belum dapat

sepeser pun kau ingin menangis tapi tak

ada tempat untuk

menampung airmata

Adik dalam gendongan tersenyum mengusap

pipinya yang kotor

matanya berkilat

sesaat mengira kau

bercanda sebab kalian

selalu bernyanyi

dalam segala musim

walau tak ada ayah ibu

Tapi tak pernah ada

mimpi yang hidup lama

di jalan raya dengan

lunglai kau hampiri

tong-tong sampah

orang kaya, berharap

ada sisa mimpi di sana

untuk kau simpan,

demi masa depan.

(Abdurrahman Faiz,

dari Guru Matahari,

DAR Mizan, 2004)

BUKA MATA

Tangisan 1

Syawal

Gema takbir tebarkan keagungan....
Bersujud pada-Mu,

apakah dosa ini akan

terampuni ?
Tak sadar air mata

menetes
Raut wajah ibuku menambah

kesedihan

Apakah perihku akan kualami pada 1 syawal yang akan menanti dari

tahun ke tahun ?
Mungkin airmata perpisahan atau

kepingan dari

bongkahan

hati beku

Aku tak mau

mengatakan

itu baik bagiku
Suci dan tulus semua

rasa membahana, dengarkan takbir

kebesaran Satu bulan

suci untuk satu kemenangan
Sepiku harus

dijauhkan, jauhku

harus kudekatkan
Aku ingin pulangkan sepiku
Dosa apakah ini

kesalahan

yang lalu ?

HIKMAH


Pagiku menjelang
Pagiku datang
dan citaku mengembang

Pagiku menyapa
Pagiku ramah
serta anganku merekah

Pagiku ranum
Pagiku tersenyum
hingga langkahku terayun

Aku suka pagiku
yang selalu hangat menyertaiku
tuk memulai kejar mimpiku

Pagiku riang

Pagiku senang

Kuingin setiap pagiku

Hadir seperti ini

Seperti rinduku

Dalam hati

Langkahku giat Raih cita dan asa.

Usaha do’a kujalani

Tuk bangkitnya diri,

Bangsa dan agamaku .

Mulai hari ini.

WANITA SEJATI


Sebuah pesawat terbang sedang membawa banyak penumpang. Tiba - tiba ditengah jalan terjadi hujan badai yang sangat dahsyat. Pesawat itu terombang ambing oleh badai hujan, angin keras dan kilat yang menyambar – nyambar. Penumpang pesawat itu histeris dan berteriak melihat keadaan itu. Mereka yakin pesawat itu akan jatuh dan mereka semua akan mati.

Di tengah kericuhan itu, ada seorang wanita muda yang melompat dan mengumumkan, â€Å“ Saya tidak bisa menerima semua ini lagi! Saya tidak bisa duduk disini dan mati sepeti binatang, tertahan di kursi. Jika saya akan mati, biarkan saya mati dengan merasakan jadi wanita terlebuh dahulu. Apakah di sini ada yang sanggup membuat saya merasakan menjadi wanita?â€

Dia melihat sebuah tangan diacungkan. Ternyata seoarang pria tampan, tinggi dan berotot yang sedang tersenyum. Dia kemudian berjalan ke depan wanita muda itu. Ketika sudah berdekatan, pria tampan itu lalu membuka kaosnya dan menunjukkan tubuhnya yang kekar. Wanita itu melihat besarnya otot tersebut walaupun dalam kondisi pesawat yang mati nyala.
Pria itu tetap berdiri didepannya, kaosnya ditangan dan berkata, â€Å“ Saya bisa membuat Anda merasa seperti wanita sejati sebelum mati. Apakah Anda tertarik?â€
Dengan keras ia menganggukkan kepala, â€Å“Ya, buat saya menjadi wanita sejati,†pekikny a girang. Dengan sigap, pria itu langsung memberikan kaosnya kepada wanita itu sambil berkata â€Å“Nih, tolong disetrika yach!â€

Friday, January 12, 2007

HIKMAH


Empat Perkara Kebenaran

Ibnu Mas’ud pernah berkata:

Ada 3 perkara yang aku bersumpah atas kebenarannya.

Dan ada satu perkara yang aku bersumpah pasti akan aku buktikan kebenarannya.

Pertama, Allah tidak akan menyamakan orang yang berjuang untuk islam dengan orang yang tidak memiliki saham apapun.

Kedua, tidaklah seorang hamba mengambil sembahan selain allah kecuali urusannya akan diserahkan kepada makhluk lainnya dihari kiamat.

Dan Ketiga, tidaklah seseorang cinta kepada suatu kaum kecuali ia akan datang dihari kiamat bersama mereka.

Adapun yang keempat yang bila aku bersumpah atasnya niscaya aku akan buktikan kebenarannya;

tidaklah Allah menyembunyikan aib seseorang hamba di dunia kecuali akan disembunyikan pula pada hari kiamat.

(Diriwayatkan oleh Abu Nuaim,dalam “Al- Hilya”)

Thursday, January 11, 2007

BUKA MATA

TUJUH LUKA

DI HARI

ULANG TAHUNKU


Sehari sebelum

ulang tahunku

aku terjatuh di selokan

besar , ada tujuh luka membekas, berdarah

aku mencoba tertawa,

malah meringis

Sehari sebelum

ulang tahunku

negeriku masih

juga begitu lebih

dari tujuh luka

membekas kemiskinan, kejahatan, korupsi

dimana- mana,

pengangguran,

pengungsi jadi pemandangan yang meletihkan mata

menyakitkan hati

Tapi ada yang seperti

lucu di negeriku, orang

yang ketahuan

berbuat jahat tidak

selalu dihukum namun

orang baik bisa

dipenjara

Pada ulang tahunku

yang kedelapan aku

berdiri di sini dengan

tujuh luka sambil membayangkan

Indonesia Raya dan

selokan besar itu

Tiba- tiba aku menangis

(Abdurrahman Faiz,)

dari Guru Matahari,

DAR Mizan, 2004)


Satu Koin Dua Muka


Satu Koin Dua Muka; Belajar dan Bermain
Jumat, 04 Agustus 06 - oleh : ummi

Dunia anak adalah dunia bermain. Pernyataan ini tentunya disetujui hampir keseluruhan orangtua. Masalahnya, apakah dunia keseharian anak kita sudah memenuhi kebutuhan bermainnya?

Ada satu kiasan yang menyatakan: Paling enak jadi anak-anak. Mereka tidak dibebani dengan problem masa lalu dan tidak diburu dengan tuntutan masa depan.

Tapi, kiasan ini agaknya hanya cocok untuk diterapkan pada anak-anak jaman dahulu. Karena bagi anak sekarang, tuntutan masa depan mereka hadir begitu nyata. Tengoklah siswa-siswi SD, yang setiap jam setengah tujuh pagi sudah terlihat terbungkuk-bungkuk menghela ransel penuh buku menuju sekolah. Sementara sepulang sekolah, beragam program sudah pula menanti. Les matematik, bahasa inggris, sempoa hingga TPA.

Bagi anak-anak yang bersekolah di sekolah unggulan atau SDIT, waktu bahkan sudah menjelang petang saat mereka meninggalkan sekolah. Semua aktivitas para bocah ini masih ditambah pula dengan tumpukan peer yang harus dikerjakan. Tak heran, seorang ibu berkelakar, anak SD masa kini jauh lebih sibuk dari pegawai negeri!

Bukan sekedar kanan atau kiri
Bermunculannya anak-anak super sibuk macam ini memang bukan tanpa sebab. Dilandasi alasan menyiapkan masa depan anak yang lebih baik, banyak orangtua tak ragu memberikan tambahan kursus dan les ini itu yang bisa memompa tingkat prestasi akademis anak mereka. Ikut bimbingan belajar, privat matematika, IPA, Sempoa, hingga kursus berbagai macam bahasa. Harapannya tentu agar anak sukses dalam meniti kehidupan masa depannya.

Sebagian besar kegiatan sekolah plus kursus-kursus macam ini memang mengasah sisi kognitif anak yang ‘diurusi’ fungsi otak kiri manusia. Padahal penelitian yang dilakukan George Boggs (dalam Jefferson Center, 1997) sebagaimana dikutip Ratna Megawangi dalam bukunya Pendidikan Karakter justru menunjukkan bahwa sekitar 77% kesuksesan dunia kerja-yang merupakan bagian penting dalam kehidupan di masa depan-justru diperoleh dari aktivitas aktif otak kanan yang berhubungan dengan berbagai macam kecerdasan non akademis seperti kecerdasan emosi, spiritual, seni, bahasa, dll.

Maka, berlandaskan pada temuan-temuan mutakhir soal kecerdasan ini, berbondong-bondong pulalah orangtua memberi tambahan bekal pada anak mereka; Kursus bahasa, les piano, renang, jujitsu, hingga melukis. Sebagai pelengkap, tak lupa pula dipanggil guru mengaji ke rumah untuk memperbaiki bacaan dan menambah hafalan qur’an. Setelah ini semua terpenuhi, bukankah sudah lengkap suplai makanan bagi otak sang anak? Ada asupan otak kanan (yang mencakup pola pikir linear dan analitis) serta otak kiri (yang mencakup nilai rasa, emosi dan jiwa) sekaligus.

Mungkin ya, mungkin juga tidak, sebab pertanyaan yang kemudian tersisa adalah sudahkan tercukupi hak anak untuk bermain?
Bermain adalah belajar tanpa paksaan

Meski sudah berupaya mengimbangi keselarasan aktivitas penunjang otak kanan dan kiri, tak semua anak nyatanya bisa memaksimalkan kecerdasannya. Mengapa? Karena, sekali lagi, ternyata kebanyakan anak kurang memiliki kesempatan bermain dalam artian bersenang-senang, rileks dan melakukan berbagai aktivitas secara bebas sesuai dengan apa yang mereka sukai dan minati bukan apa yang seharusnya mereka sukai dan minati.

Di sebuah mall, saat mengantri di kasir, Ummi bahkan menemui seorang ibu yang sedang memarahi anaknya yang tidak mau berangkat kursus balet. Anak perempuan cilik seusia kira-kira enam tahun itu cemberut dengan berlinang airmata, sementara si ibu terus saja berkata, “Kamu ini bagaimana sih, mama sudah bayar mahal untuk kursus balet kamu, kok sekarang kamu enak saja nggak mau kursus!”

Disinilah persoalannya. Merangsang kerja otak kanan, bukan sekedar memberi anak aktivitas yang bersifat ke-kanan-an, melainkan bagaimana dalam satu akttivitas, anak dapat terlibat emosi, rasa, jiwa, mental, dan sisi spiritualnya secara positip, diantaranya lewat bermain.

Itu sebabnya bermain menjadi satu aktivitas penting yang perlu diperhatikan orangtua pada anak. Karena bermain, selain merupakan kegemaran anak-anak, juga merupakan satu sarana penting bila kita ingin anak menjadi lebih cerdas bahkan lebih pintar.

Bagaimana bisa demikian?
“Karena berbagai riset menunjukkan anak lebih mudah belajar, lebih mudah menyerap pelajaran, saat hati mereka senang, diri mereka senang, konsep diri mereka positip.” Jelas DR Anggani Sudono, MA, konsultan pendidikan yang juga merupakan aktivis World Forum on Early Care and Education-National Representative Indonesia.

Lewat aktivitas bermain, yang jelas-jelas menyenangkan bagi anak, segala stimulus atau rangsangan pada otak kanan maupun kiri anak, jauh lebih mudah diterima dan diserap anak dengan sikap yang positip.

Pernyataan ini juga ditunjang oleh berbagai penelitian biologis yang menjelaskan bahwa segala stimulus yang ditangkap pancaindera kita, pertama kali akan direkam pada struktur otak kanan yang merupakan pusat emosi yaitu amigdala (sistem limbic). Barulah kemudian, ia akan disalurkan pada neokorteks yang merupakan belahan otak kiri dan berfungsi sebagai pengatur kecerdasan kognitif. Karenanya, bila situasi belajar anak melibatkan unsur emosi positip, proses perekamannya akan lebih sempurna dan bertahan lebih lama.

Lebih lanjut, emosi positif seperti kegembiraan, bahagia, senang dan minat diketahui pula akan merangsang keluarnya hormon endorfin yang bertugas mengaktifkan kerja zat neurotransmitter antar sel yang bisa membuat kerja otak menjadi efektif dan efisien. Baik dalam hal menyerap, mengingat, maupun berpikir.

Sebaliknya, stress, tertekan atau rasa takut yang umum terjadi pada proses belajar yang hanya mengandalkan kerja otak kiri semata (menghafal, berpikir analitis atau menghitung) justru menghambat proses berpikir dan mengingat.
Raih tumbuh kembang sempurna

Psikolog Surastuti Nurdadi, Msi., menjelaskan bagaimana bermain juga menjadi jalan untuk meraih tumbuh kembang anak yang sempurna, karena memenuhi keseluruhan faktor tumbuh kembang: Fisik atau motorik, intelektual, emosi, juga sosial.

Anak dengan segala aktivitas dinamisnya, seperti meloncat, memanjat, meluncur, menggenggam, mencabut, sesungguhnya tengah melatih gerak motorik kasar dan halus.

“Lihat saja, anak yang cukup bermain, cukup belajar dan berlatih untuk mengendalikan emosi, tidak cepat marah saat bermain sama teman, tidak cepat putus asa kalau tidak berhasil, dia belajar bergaul dengan teman berbeda usia dan karakter, dia belajar warna ketika menggambar, belajar berhitung, membagi, dan banyak lagi,” contoh lulusan pascasarjana Psikologi UI untuk kekhususan Perkembangan ini lagi.

Sesuaikan saja porsi dan cara bermain dengan faktor usia anak. Sampai usia SD, misalnya, porsi bermain anak memang sangat besar dan menjadi aktivitas dominan. Sementara pada usia SD, meski suah ada pengembangan aktivitas sekolah yang bertumpu pada penguatan kerja otak kiri, agar hasilnya lebih sempurna, balutlah kegiatan ini dalam aktivitas-aktivitas ala bermain, yaitu rileks, menyenangkan, membangkitkan minat, hingga tak mudah dilupakan.

Matematika, IPA, IPS, bahkan pelajaran fikih, akhlak dan sejarah pun bisa dilakukan secara serius namun santai agar serapan otak anak lebih maksimal. Lewat berbagai percobaan, contoh-contoh nyata hingga simulasi, anak akan terlibat penuh dengan aktivitas belajar, diberi keleluasaan berkreasi dan yang paling penting anak akan bisa benar-benar menikmati sekolah, yang sesungguhnya berasal dari kata Yunani, Skolea, yang artinya tempat bersantai atau tempat bermain. (Zirlyfera Jamil/Wawancara: Rahmi, Rosita dan Agus)


Bercermin dari Kuda Tunggangan Terbaik
Banyak orang salah menyangka bahwa anak-anak yang bersekolah di sekolah Islam, pesantren atau dididik dengan nilai-nilai Islam yang kuat akan tumbuh jadi anak-anak yang serius, garing dan kaku. Padahal, justru Rasulullah Saw sendiri telah mencontohkan bagaimana mendidik anak, isteri hingga cucunya dengan aktivitas permainan yang menyenangkan mereka, melembutkan hati mereka dan membuka pemikiran mereka.

Tengok saja kejadian dimana pada suatu hari, Hasan dan Husain naik ke punggung Rasulullah Saw dan menjadikan beliau seolah-olah kuda tunggangan. Seorang sahabat yang lewat berkata: “Sebaik-baik kendaraan adalah yang kalian naiki”. Rasul tersenyum seraya menambahkan perkataan; ”dan sebaik-baik pengendara adalah kedua cucuku ini.”

Dengan bermain kuda tunggang ini, bukankah Rasulullah telah mengajarkan Hasan dan Husain persoalan kasih sayang, kemauan berbagi sekaligus melatih aktivitas motorik mereka?

Begitu pula saat Rasulullah mendapati Aisyah bermain-main dengan boneka kuda dan menggerak-gerakkanya di udara seolah terbang. Rasul tidak melarangnya bahkan mengajukan pada Aisyah pertanyaan terbuka yang memancing kreasi: “Bukankah itu kuda, wahai Aisyah? Bagaimana ia dapat terbang?” Maka, Aisyah yang saat itu masih belia dan merasa mendapat tanggapan positip, tanpa rasa ragu menjawab: “Ini kan kuda Nabi Sulaiman. Ia bersayap dan karena itu dia dapat terbang.” Rasul tidak menolak atau mecemooh jawaban itu. Beliau bahkan tertawa mendengar imajinasi kreasi Aisyah.

Ustadz Utbah Romin Lc, menjelaskan betapa pentingnya hak bermain bagi anak di dalam Islam, hingga para ulama bahkan bersepakat menyatakan fase kanak-kanak usia 0 hingga 7 tahun sebagai fase mula’abah-fase bermain. “Pada usia ini, anak memang diprioritaskan agar merasa enjoy, merasa senang jiwanya, lewat aktivitas-aktivitas bermain. Diatas usia 7 hingga 14 tahun, barulah anak diajarkan etika dan adab. Dan diatas usia 14 tahun, anak sudah dapat diajak bersosialisasi, melebur ke tengah masyarakat.”

Bahkan, urai dosen Dirosah Al Hikmah ini pula, aktivitas bermain tetap harus dipentingkan, diseimbangkan dengan tugas, kewajiban atau pendidikan yang diberikan orangtua pada anak meski mereka sudah melewati fase mula’abah.

Harapannya, jelas lelaki kelahiran Sambas ini, anak yang kebutuhan bermainnya, kebutuhan refreshingnya terpenuhi, tentu akan lebih mudah diarahkan dan memiliki pemahaman soal tujuan hidup, tugas-tugas bahkan kewajiban-kewajiban dunia akhiratnya. Karena saat diberi pemahaman, pengertian, disosialisasikan dengan nilai-nilai dia dalam kondisi enjoy, siap menerima.

Bahkan pentingnya bersikap tawazun pada dunia “serius namun santainya” anak, bisa pula menjadi sarana meringankan beban orangtua, sehingga bila suatu ketika kelak harus melepas anak ke tengah lingkungan yang bermacam-macam tarikannya, orangtua tak lagi khawatir. Sebab anak sudah memiliki pemahaman yang kuat, bukan sekedar pengetahuan akan mana hal yang haram dan yang halal dalam hidup ini. Dan pemahaman yang kuat ini hanya bisa didapat dari mereka yang menerima nilai-nilai kebaikan dengan sepenuh kesadaran dan rasa senang, tanpa keterpaksaan atau tekanan. Wallahu’alam. (Zif)
TK KARAKTER: TAK HANYA MENEKANKAN ASPEK KOGNITIF
Di TK ini, anak-anak dididik memiliki sembilan pilar karakter untuk bekal hidup berharga di masa kini dan nanti.
Namanya terdengar unik: Taman Kanak-Kanak Karakter. TK yang didirikan Mei 2001 ini memang sedikit banyak "menggugat" sekaligus ingin memperbaiki karakter negatif bangsa Indonesia seperti korupsi, hujat-menghujat, KKN dan sebagainya. Tujuan mulia ini salah satunya diwujudkan dengan mengadakan pendidikan berbasis karakter di TK yang berada di bawah naungan Yayasan Indonesia Heritage Foundation (IHF), sebuah yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan karakter.
Definisi karakter sendiri, seperti yang dijelaskan Ratna Megawangi Ph.D., Direktur Utama Yayasan IHF, adalah sikap yang dapat dilihat atau ditandai dari perilaku, tutur kata, dan lainnya. Dalam padanannya dengan istilah bahasa Arab, "karakter" kira-kira mirip artinya dengan ahlak mulia, yaitu tabiat atau kebiasaan melakukan hal-hal baik. Kata "karakter" sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu "charassein" yang berarti mengukir sehingga membentuk suatu pola.
Nah, terbentuknya karakter manusia tidak terjadi secara otomatis. Kendati secara fitrah manusia memiliki potensi mencintai kebaikan, fitrah ini tidak termanifestasikan begitu saja sejak anak dilahirkan. Untuk membentuk dan menumbuhkan karakter perlu proses panjang. "Jadi karakter ibarat otot yang harus dibangun dengan latihan terus-menerus sehingga nanti bentuknya bagus," ujar Ratna.
TAK HANYA ASPEK KOGNITIF
Lalu kapan karakter bisa dibentuk? Tentunya di usia sedini mungkin. Tepatnya pada usia balita karena masa ini merupakan masa kritis bagi pembentukan karakter seseorang. Bahkan ada yang percaya, kegagalan penanaman karakter pada masa ini akan membentuk pribadi yang bermasalah di masa dewasa kelak. "Para pakar berkata bahwa keberhasilan seseorang di masyarakat ditentukan 80% oleh kecerdasan emosi dan 20 persennya oleh kecerdasan intelektual dan lainnya. Nah, orang yang mempunyai kecerdasan emosi tinggi adalah orang yang berkarakter baik. Ke sanalah pembelajaran di TK Karakter dikembangkan," ujar Tika Wulandari, staf pengajar TK Karakter.
Bila karakter anak didik terbentuk dengan baik, lanjut Tika, maka kelak ia akan memiliki etos kerja yang baik pula; mau bekerja keras dan bertanggungjawab. "Apa pun profesinya dan di manapun posisinya di dunia kerja, dia akan memiliki kebanggaan dan amanah," tambahnya.
Lalu apa beda TK Karakter ketimbang TK-TK lainnya? Sekolah lain diakui Ratna juga mengajarkan nilai-nilai kebaikan. Hanya saja nilai-nilai ini belum terlalu ditonjolkan atau diistimewakan. "Mungkin selama ini anak mengetahui bila selesai bermain, mainannya harus dibereskan. Namun perilaku seperti itu tidak dilabelkan bahwa artinya dia sudah melakukan tanggung jawab. Dengan demikian nilai tersebut tidak 'menempel' dalam pikiran dan kesehariannya," kata Ratna.
Menurutnya, pendidikan mesti menyeimbangkan semua aspek pada diri anak, termasuk masalah kognitif dan karakter. "Karakter diperlukan anak untuk berinteraksi dengan masyarakat atau di dunia kerja kelak. Orang yang berhasil di dunia kerja tak hanya pintar tapi juga mempunyai emosi bagus."
SEMBILAN PILAR KARAKTER
Kesembilan karakter yang diajarkan tentu saja merupakan nilai-nilai luhur yang bersifat universal. TK Karakter mengistilahkannya sebagai pilar-pilar karakter, yakni 1) Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya, 2) Kemandirian dan tanggung jawab, 3) Kejujuran/amanah dan Bijaksana, 4) Hormat dan santun, 5) Dermawan, suka menolong dan gotong royong, 6) Percaya diri, kreatif dan pekerja keras, 7) Kepemimpinan dan keadilan, 8) Baik dan rendah hati, 9) Toleransi, kedamaian dan kesatuan. Pilar-pilar ini dilengkapi pula dengan pendidikan K4 yaitu Kebersihan, Kerapihan, Kesehatan, dan Keamanan.
Ratna percaya pembentukan karakter harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan yang melibatkan aspek knowing the good, loving the good, and acting the good atau mengetahui, mencintai, dan melakukan nilai-nilai kebaikan. Lantaran itu, kesembilan karakter ini selalu diimplementasikan sekitar 15 menit setiap hari dengan metode "refleksi rutin" sebelum kegiatan inti di kelas dimulai.
METODE ACTIVE LEARNING
Metode pembelajarannya adalah siswa belajar aktif dengan menggunakan kurikulum yang mencakup pengembangan seluruh dimensi perkembangan anak baik secara fisik, emosi, sosial dan spiritual dan kognitif dengan cara terintegrasi dan terpadu.
Hal ini juga ditunjang dengan berbagai fasilitas agar kesembilan karakter plus pelajaran yang diberikan pada siswa-siswa cilik itu bisa tertancap di dalam benaknya. Ratna menyebut fasilitas yang ada di TK-nya sebagai sentra. Beberapa di antara sentra tersebut adalah sentra imajinasi untuk bermain peran. Sentra rancang bangun untuk bermain balok atau membuat bangunan. Sentra kreasi dan seni untuk kegiatan menempel, menggunting, melipat, mewarnai dan seni lainnya. Sentra eksplorasi sebagai pemenuhan keinginan anak bermain di alam, di pasir, dan lainnya. Sentra persiapan baca tulis terutama bagi TK Besar. Lalu ada sentra komputer, sentra kebun ternak, dan sentra ikan.
TK Karakter ini menerima anak usia 4 tahun untuk TK A dan 5 tahun untuk TK B. Sedangkan playgroup-nya diperuntukan bagi anak usia 3 tahun. Biaya sebesar Rp1.000.000 untuk uang bangunan dan Rp1.250.000 untuk uang peralatan. Fasilitas yang tersedia antara lain satu bangunan untuk satu sentra, kolam renang, kolam ikan, kandang, dan kebun. Juga ada konsultasi perkembangan anak dan konsultasi gizi anak. Hari sekolahnya Senin sampai Jumat.
Playgroup & Taman Kanak-Kanak Karakter
Jl. Raya Bogor Km 31 No 46 Cisalak, Cimanggis, Depok
Telp. (021) 871 2022 (Redaksi Lensa Darbi)


Wednesday, January 10, 2007

Dua Tahun Baru dan Idul Qurban

Assalamu’alaikum pembaca LENSA DARBI yang budiman. Alhamdulillah, senang sekali kami dapat berinteraksi kembali dengan Anda, pembaca. Bagaimana kabar Anda di awal tahun 2007? Semoga di tahun yang baru, kita menjadi penyeru
yang penuh semangat. Dan do’a kami semoga di tahun ini kita bisa lebih solid dalam bekerja sama dan dapat meningkatkan kinerja SDIT Darul Abidin menjadi sekolah dasar yang dapat memuaskan. Bukan hanya untuk bapak/ibu juga untuk bangsa Indonesia tercinta. Allahu Akbar !

Di kantor redaksi kini. Penuh dengan siswa- siswi yang penuh keceriaan dan semangat menghadapi semester II. Terbukti di hari pertama mereka belajar, sudah ada catatan belasan buku yang keluar untuk di pinjam siswa- siswi kita. “lagi senang baca nich, pak!!” kata Basma siswa kelas 2 mekah yang turut pinjam sebuah buku yang berjudul belajar sambil bermain. Belum hilang dalam ingatan, bagaimana mereka mengerjakan soal- soal ujian semester I yang lalu. Selamat buat siswa- siswi yang mendapatkan hasil yang terbaik, dan jangan berkecil hati bagi siswa- siswi yang belum mendapatkan hasil yang diharapkan. Semoga semua hasil yang di dapat menjadi pemicu semangat untuk membubuhkan hasil yang sebaik- baiknya di semester II ini.

Khusus untuk siswa- siswi dan bapak/ibu orang tua murid kelas 6 rasanya akan semakin serius mempersiapkan diri hingga dapat menghadapi ujian nasional (UAN) dan memperoleh hasil yang diharapkan. Bukan hanya guru orang tuapun turut mempersiapkan anak-anaknya menghadapi ujian, hingga kesiapan dan kepercayaan diri mereka dapati. Semoga anak- anak kita diberikan kemudahan untuk dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan sebaik-baiknya.

Dalam edisi ini, LENSA DARBI memaparkan Profil kelas 3, Dengan mengetahui program dan visi mereka, semoga kita dapat memahami dan mengerti akan tumbuh kembang anak kita kedepan. Silakan pula untuk menikmati sajian rubrik- rubrik lainnya, artikel bersambung tulisan kedua “Satu koin dua muka”, Buka Mata, dan hikmah. Ada kabar gembira yang ingin kami bagi dengan Anda, Ibu guru SDIT Darul Abidin bu. Fauziah telah melahirkan anak keduanya dengan selamat pada tanggal 27 Desember 2006, semoga menjadi keluarga yang lengkap kebahagiaanya dengan mendapatkan anak yang shalih dan berbakti kepada kedua orang tua. Amiin. Dan sebagai gantinya Bapak Arif Rachman akan bersama-sama Bapak Andri menjadi fasilitator belajar di kelas 4 Madinah.

Pembaca yang berbahagia, Mari kembali merenung merefleksikan hati dan jiwa kita ditahun 2007 ini, kembali kita di berikan detik – detik berharga oleh Rabb semesta alam ini. Untuk apa detik- detik itu kita habiskan? Dan seharusnya untuk apa? Apakah detik – detik yang kita miliki sekarang ini hanya untuk membuang detik- detik itu begitu saja menjadi onggokan sampah yang tak berguna!!, atau menjadikan detik – detik itu cahaya bagi diri, keluarga, masyarakat, bangsa, bahkan agama yang tinggi ini.
Pembaca yang budiman, mari bersama satukan niat, ikhlaskan hati dan ihsankan amal untuk menjadikan detik- detik ini menjadi detik- detik terbaik dalam hidup kita. Sebagaimana sabda Al- Amiin “barang siapa yang hari ini lebih buruk dengan hari kemarin maka mereka merugi, dan barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin maka mereka merugi, dan barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin itulah yang beruntung.” Wallahu a’lam. (ReD)

Sunday, January 07, 2007

Contact Us

Adress:
Sekolah Dasar Islam Terpadu Darul Abidin
Jl. Karet Hijau No. 29
Beji – Depok 16423
Jawa Barat
Indonesia



Phone:
021 – 77200857



Fax:
021 – 77202272




Email:

sdit_darbi@yahoo.co.id


Blog :
lensadarbi.blogspot.com

Wednesday, January 03, 2007

SEJARAH SDIT DARUL ABIDIN

S E J A R A H
SDIT DARUL ABIDIN adalah lembaga pendidikan dasar di bawah naungan Yayasan Darul Abidin pimpinan H. Indra T. Abidin. Mulai beroperasi pada tahun pelajaran 1998/1999 dengan nama SDI Plus Ummul Quro berdasarkan Surat Keputusan/izin pendirian Ka.Kanwil Depdikbud Prop. Jawa Barat No. 3042/I02.1/Kep/OT/99 tanggal 2 Juli 1999. Kemudian namanya berubah menjadi SDIT DARUL ABIDIN pada tahun pelajaran 2000/2001 berdasarkan Surat Keputusan/Izin pendirian Ka. Kanwil Depdiknas Prop. Jawa Barat No. 1050/I02.1/Kep/OT/2000 tanggal 1 Maret 2000. Saat ini terdapat 14 lokal kelas dari kelas 1 (satu) sampai kelas 6 (enam) dan sedang membangun gedung baru untuk SMPIT Darul Abidin

S T A T U S
a. Status sekolah : TERAKREDITASI A
b. Status bangunan : milik sendiri (YDA)
c. No. Statistik Sekolah (NSS) : I.01020528028
d. No. Pokok Sekolah Nasional (NPSN) : 20228703
e. No. Statistik Bangunan (NSB) : 00621283112205, 00621283112206, 00621283112207


VISI DAN MISI
1. Visi
Visi Darul Abidin adalah Menjadi lembaga pendidikan dasar dambaan umat
sekota Depok
2. Misi
Misi Darul Abidin adalah
• Membentuk generasi Qur’ani
• Mengembangkan potensi pribadi siswa
• Membangun kemampuan mengenal diri dan lingkungan
• Membentuk siswa yang mampu beradaptasi dengan lingkungan teknologi
• Memiliki budaya hidup sehat dan sportif
• Membangun kemampuan problem solving

FASILITAS FISIK

Dalam rangka meningkatkan proses kegiatan belajar mengajarnya, SDIT Darul Abidin akan senantiasa melengkapi serta mengembangkan fasilitas pendidikan, tentunya tidak terlepas dari dukungan Yayasan serta orang tua/wali murid. Di antara fasilitas yang telah tersedia sampai dengan tahun pelajaran 2007/2008, adalah :
1. Gedung dan ruang kelas yang representatif
2. Halaman depan
3. Halaman belakang untuk olahraga dan parkir
4. Aula
5. Masjid
6. Ruang Psikolog
7. Laboratorium multi media komputer
8. Play Ground
10. Kantin Sekolah
11. Perpustakaan
12. Kantin Sekolah

Leadership Team and Staff



Monday, January 01, 2007

Adress:
Sekolah Dasar Islam Terpadu Darul Abidin
Jl. Karet Hijau No. 29
Beji – Depok 16423
Jawa Barat
Indonesia



Phone:
021 – 77200857



Fax:
021 – 77202272




Email:

sdit_darbi@yahoo.co.id

Mohon Maaf Lahir dan Batin




Segenap Pimpinan, Staff & Karyawan, Orang Tua Wali Murid, dan Siswa - Siswi SDIT Darul Abidin, mengucxapkan Selamat Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir dan Batin
PIMPINAN, GURU DAN STAFF
NO NAMA JABATAN PENDIDIKAN
1 Endah Tri kusumawati Kep Sek S2 Teknologi Pempelajaran UPH
2 Arief Rahman Wakasek 1 S1 IPB
3 Endang Yulasmanah Wakasek 2 S1 UI
4 Mas’ud Wakasek 3 S1 UID
5 Ranti Muria Guru Kelas S1 IKIP Jkt
6 Siti Nurhawati Guru Kelas S1 GunDar
7 Siti Nurjanah Guru Kelas S1 UNJ
8 Muhammad Ismail BBQ SMU
9 Desyy Iryanti BBQ SMU
10 Nur Komariah BBQ S1
11 Andri Firmansyah Guru Kelas S1 UNJ
12 Anis Khaerunnisa BBQ D1
13 Fauziah Syamsuddin Guru Kelas S1 UNMalang
14 Maulana Maksum BBQ SMA
15 Ivan Pramujiana Guru Olahraga Sedang kuliah S1
16 Penny Rahmah Fadhlillah Guru Kelas S1 UI
17 Nouvel Jufriansyah BBQ SMU
18 Saiful Anwar Guru Kelas S1 IAIN
19 Tarjudi, Lc. Guru B. Arab LIPIA B. Arab
20 Utami Zulfa Guru Kelas S1 IPB
21 Yulie Wijayati Guru Kelas S1 Uhamka
22 Hesty Sari Wijayati Guru Kelas D3
23 Hijrah Dewi BBQ SMA (sedang kuliah S1)
24 Wildy Sukmawati Guru Kelas S1 IPB
25 Zuhrina Aini Guru Multimedia S1 STIK
26 Kurtinah Guru Kelas S1 UNJ
27 Nurul Badriyah Guru Kelas S1 Uhamka
28 Kasmilah Guru Kelas D2 PGSD (sedang kuliah S1)
29 R.A Soffie Andriani Had Guru Kelas S1 UI
30 Neneng Nurhasanah Guru Kelas S1 UNJ
31 Siska Robiyatul A Guru Kelas S1 UnPad
32 Yohana Hasanuddin Guru Kelas S1
33 Nur Arifin Guru BBQ D1
34 Haeruddin Guru Kelas S1 UNJ
35 Robiana Listiadewi Guru Kelas S1 UNJ
36 Diyana Pretty Guru Kelas S1 IPB
37 Tri Yuniar Setia Wati BBQ SMA
38 Joko Gumilang Guru Kelas S1 UnDju
39 Heni Liasari Guru Kelas S1 UnLam
40 Rohmah Rahmawati Guru Kelas S1 IPB
41 Hadijah Guru Kelas S1 IKIP Jakarta
42 Adi Sasaminingsih Guru Kelas S1 IPB
38 Supriyadi OB SMP
39 Rohman TU STM
40 Abd. Rozak OB SMA
41 Iis Rohmah OB SMP
42 Mansur Library SMK
43 Ita Yunita TPA
44 Syaifullah OB SMP
45 Amrusdian OB SMA