MIMPI
Seperti hari-hari lalu
pagi ini kau tumpuk
mimpimu di sepanjang
jalan raya tapi truk
dan bus telah
melindasnya habis
beberapa pengemudi
memaki mencabik sisa mimpimu
hari ini belum dapat
sepeser pun kau ingin menangis tapi tak
ada tempat untuk
menampung airmata
Adik dalam gendongan tersenyum mengusap
pipinya yang kotor
matanya berkilat
sesaat mengira kau
bercanda sebab kalian
selalu bernyanyi
dalam segala musim
walau tak ada ayah ibu
Tapi tak pernah ada
mimpi yang hidup lama
di jalan raya dengan
lunglai kau hampiri
tong-tong sampah
orang kaya, berharap
ada sisa mimpi di
untuk kau simpan,
demi masa depan.
(Abdurrahman Faiz,
dari Guru Matahari,
DAR Mizan, 2004)
No comments:
Post a Comment