Lensa Darbi

Monday, October 29, 2007

PERPADA 2007???? SIAP!!!

Klik untuk perbesar gambar
lensadarbi.blogspot.com

Kepada Seluruh siswa- siswi SDIT Darul Abidin, khususnya kelas 4 sampai kelas 6, persiapkan dirimu dalam acara PERPADA 2007 (Perkemahan Pandu Darul Abidin 2007) yang akan dilaksanakan di Bumi Perkemahan Sukamantri, Bogor - Jawa Barat - Indonesia.

Tanpa persiapan yang baik, berkemah tidak akan bermakna apa- apa.
Yang jelas, tidak seorang petualang alam melakukan kegiatan untuk berkemah di alam dengan alasan untuk gagah-gagahan. Karena bukan untuk gagah-gagahan, maka sebaiknya tidak ada istilah modal nekad dalam berkemah. Bagaimanapun, gunung hutan dengan rimba liarnya, tebing terjal, udara dingin, binatang liar, kencangnya angin yang membuat tulang ngilu, malam yang gelap dan kabut yang pekat bukanlah habitat manusia modern. Bahaya yang dikandung alam itu akan menjadi semakin besar bila pendaki gunung tidak membekali diri dengan peralatan, kekuatan fisik, pengetahuan tentang alam, dan navigasi yang baik.

Secara umum, ada dua faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya berkemah. Pertama, faktor ekstern atau faktor yang berasal dari luar diri para peserta kemah. Cuaca, kondisi alam, binatang liar, gas beracun yang dikandung gunung dan sebagainya yang merupakan sifat dan bagian alam. Karena itu, bahaya yang mungkin timbul seperti angin badai, pohon tumbang, letusan gunung atau meruapnya gas beracun dikategorikan sebagai bahaya objektif (objective danger). Seringkali faktor itu berubah dengan cepat di luar dugaan manusia. Tidak ada seorang peserta dan panitiapun yang dapat mengatur bahaya objektif itu. Namun dia dapat menyiapkan diri menghadapi segala kemungkinan itu.

Diri peserta dan panitia, segala persiapan, dan kemampuannya itulah yang menjadi faktor intern, faktor kedua yang berpengaruh pada sukses atau gagalnya berkemah di hutan atau gunung. Bila pendaki tidak mempersiapkan pendakian, maka dia hanya memperbesar bahaya subyektif. Misalnya, bahaya kedinginan karena pendaki tidak membawa jaket tebal atau tenda untuk melawan dinginnya udara dan kencangnya angin. Tidak bisa ditawar, mendaki gunung adalah kegiatan fisik berat. Karena itu, kebugaran fisik adalah hal mutlak. Untuk berjalan dan menarik badan dari rintangan dahan atau batu, otot tungkai dan tangan harus kuat. Untuk menahan beban ransel, otot bahu harus kuat. Daya tahan (endurance) amat diperlukan karena dibutuhkan perjalanan berjam-jam hingga hitungan hari untuk bisa tiba di puncak.

Bila tidak biasa berolahraga, Calon peserta kemah sebaiknya melakukan jogging dua atau tiga kali seminggu, dilakukan dua hingga tiga minggu sebelum perkemahan. Mulailah jogging tanpa memaksa diri, misalnya cukup 30 menit dengan lari-lari santai. Tingkatkan waktu dan kecepatan jogging secara bertahap pada kesempatan berikutnya. Bila kegiatan itu terasa membosankan, dapat diselingi dengan berenang. Dua olahraga itu sangat bermanfaat meningkatkan endurance dan kapasitas maksimum paru-paru menyedot oksigen (Volume O2 maximum/VO2 max). Latihan push up, sit up, pull up sebaiknya juga dilakukan untuk memperkuat otot-otot. Saking semangatnya, peserta kemah muda kerap kali ingin segera mencapai puncak, apalagi bila kegiatan itu dilakukan berkelompok.

Persaingan untuk berjalan paling cepat, paling depan, dan menjadi orang pertama memijak puncak, sebaiknya ditinggalkan. Berjalan dalam kemah di gunung yang baik justru melangkah perlahan dalam langkah-langkah kecil dan dalam irama tetap. Dengan berjalan seperti itu, peserta dapat mengatur napas, dan menggunakan tenaga seefisien mungkin. Bagaimanapun berkemah merupakan pekerjaan melelahkan. Selain itu, keindahan alam dan kebersamaan dalam rombongan, sering menggoda peserta untuk banyak berhenti dan beristirahat di tengah jalan. Bila dituruti terus, bukan tidak mungkin peserta malah gagal mencapai tempat yang dituju.

Buatlah jadwal rencana kegiatan sehingga waktu yang tersedia digunakan seefektif mungkin dalam bergiat di alam. Jadwal itu memungkinkan peserta menghitung berapa banyak makanan, pakaian, peralatan harus dibawa, dan dana yang harus disiapkan. Jadwal itu antara lain mencakup keberangkatan, jadwal dan rute perjalanan, kapan tiba di puncak, jadwal dan rute pulang, dan seterusnya. Jadwal pendakian perhari dapat lebih dirinci dengan berapa jam jatah pendakian, pukul berapa dimulai dan kapan berhenti serta seterusnya. Untuk menghindari beban bawaan terlalu berat, hindari membawa barang-barang yang tidak perlu. Misalnya, cukup membawa baju dan celana tiga atau empat stel meski pendakian memerlukan waktu cukup lama. Satu stel pakaian dikenakan saat berangkat dari rumah hingga kaki gunung dan saat pulang. Satu stel sebagai baju lapangan saat acara Out bond dan games. Satu stel yang lain sebagai baju kering yang digunakan saat berkemah. Rain coat dan payung dapat dicoret dari barang bawaan bila telah membawa ponco. Bila telah membawa lilin, cukup membawa batu batere seperlunya untuk menyalakan senter dalam keadaan darurat. Piring dapat ditinggal di rumah karena wadah makanan dapat menggunakan rantang memasak atau cangkir. Bila barang perlengkapan telah terkumpul, masukkan semua ke dalam ransel.

Jangan biarkan ada sejumlah barang seperti cangkir atau sandal diikat di luar ransel. Selain tidak sedap dipandang, risiko hilang selama pendakian, amat besar. Meski demikian, ada beberapa barang yang ditolerir bila ditaruh di luar ransel dan diikat dengan tali webbing ransel. Misalnya, matras karet dan tiang tenda. Namun, yakinkan, semua telah diikat dengan kencang. Menaruh barang di dalam ransel amat berbeda dengan cara memasukkan buku-buku pelajaran dalam daypack (ransel kecil yang biasa digunakan ke sekolah). Buku pelajaran, baju praktikum, kalkulator dapat kita cemplungkan begitu saja ke dalam daypack. Sebaliknya, barang-barang berkemah harus dimasukkan dalam ransel dengan aturan tertentu sehingga mengurangi rasa sakit saat memanggul dan menghindari ruang kosong dalam ransel.

Prinsip pengepakan barang dalam ransel.
1. Letakkan barang ringan di bagian bawah dan barang berat di bagian atas.
2. Barang-barang yang diperlukan paling akhir (misalnya peralatan kemping dan tidur), ditaruh di bagian bawah dan barang yang sering dikeluar-masukkan(seperti jaket, jas hujan, botol air) di bagian atas.
3. Jangan biarkan ada ruang kosong dalam ransel. Contoh, manfaatkan bagian dalam panci sebagai tempat menyimpan beras.

Untuk itu, langkah pertama mengepak perlengkapan berkemah adalah mengelompokkan barang menurut jenis, seperti:
a. pakaian dan kantung tidur,
b. alat memasak,
c. tenda,
d. makanan.

Bungkus kelompok-kelompok barang itu dalam kantong-kantong plastik agar mudah dicari. Sebagian besar peserta kemah dan para pendaki gunung menganggap, mengepak barang merupakan seni tersendiri dan kerap mengasyikkan dalam kegiatan berkemah.
Selamat Berkemah dan jangan lupa oleh- olehnya yah....
disadur dari : sini

Thursday, October 25, 2007

Telaga Hati...Pohon Tua dan Putri Qara



Telaga hati
_______________________

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Pemuda itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Pemuda itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak mendengarkan dengan seksama. Beliau lalu mengambil segenggam garam dan segelas air. Dimasukkannya garam itu ke dalam gelas,lalu diaduk perlahan.

"Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya," ujar Pak tua itu.
"Asin. Asin sekali," jawab sang tamu, sambil meludah kesamping.

Pak Tua tersenyum kecil mendengar jawaban itu. Beliau lalu mengajak sang pemuda ke tepi telaga di dekat tempat tinggal Beliau. Sesampai di tepi telaga, Pak Tua menaburkan segenggam garam ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, diaduknya air telaga itu.

"Coba, ambil air dari telaga ini dan minumlah."
Saat pemuda itu selesai mereguk air itu, Beliau bertanya, "Bagaimana rasanya?"
"Segar," sahut sang pemuda.
"Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?" tanya Beliau lagi.
"Tidak," jawab si anak muda.

Dengan lembut Pak Tua menepuk-nepuk punggung si anak muda. "Anak muda,dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya
segenggam garam tadi, tak lebih dan tak kurang. Jumlah garam yang kutaburkan sama, tetapi rasa air yang kau rasakan berbeda. Demikian pula kepahitan akan kegagalan yang kita rasakan dalam hidup ini, akan sangat tergantung dari wadah
yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan.
Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu."

Beliau melanjutkan nasehatnya.
"Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."
=============================================


Pohon Tua
__________________
Suatu ketika, di sebuah padang, tersebutlah sebatang pohon rindang. Dahannya rimbun dengan dedaunan. Batangnya tinggi menjulang. Akarnya, tampak menonjol keluar, menembus tanah hingga dalam. Pohon itu, tampak gagah di banding dengan pohon-pohon lain di sekitarnya.

Pohon itupun, menjadi tempat hidup bagi beberapa burung disana. Mereka membuat sarang, dan bergantung hidup pada batang-batangnya. Burung-burung itu membuat lubang, dan mengerami telur-telur mereka dalam kebesaran pohon itu. Pohon itupun merasa senang, mendapatkan teman, saat mengisi hari-harinya yang panjang.

Orang-orang pun bersyukur atas keberadaan pohon tersebut. Mereka kerap singgah, dan berteduh pada kerindangan pohon itu. Orang-orang itu sering duduk, dan membuka bekal makan, di bawah naungan dahan-dahan. "Pohon yang sangat berguna," begitu ujar mereka setiap selesai berteduh. Lagi-lagi, sang pohon pun bangga mendengar perkataan tadi.

Namun, waktu terus berjalan. Sang pohon pun mulai sakit-sakitan. Daun-daunnya rontok, ranting-rantingnya pun mulai
berjatuhan. Tubuhnya, kini mulai kurus dan pucat. Tak ada lagi kegagahan yang dulu di milikinya.
Burung-burung pun mulai enggan bersarang disana. Orang yang lewat, tak lagi mau mampir dan singgah untuk berteduh.

Sang pohon pun bersedih. "Ya Tuhan, mengapa begitu berat ujian yang Kau berikan padaku? Aku butuh teman. Tak ada lagi yang mau mendekatiku. Mengapa Kau ambil semua kemuliaan yang pernah aku miliki?" begitu ratap sang pohon,
hingga terdengar ke seluruh hutan. "Mengapa tak Kau tumbangkan saja tubuhku, agar aku tak perlu merasakan siksaan ini?" Sang pohon terus menangis, membasahi tubuhnya yang kering.

Musim telah berganti, namun keadaan belumlah mau berubah. Sang pohon tetap kesepian dalam kesendiriannya. Batangnya tampak semakin kering. Ratap dan tangis terus terdengar setiap malam, mengisi malam-malam hening yang panjang.
Hingga pada saat pagi menjelang. "Cittt...cericirit...cittt" Ah suara apa itu? Ternyata, ada seekor anak burung yang baru menetas. Sang pohon terhenyak dalam lamunannya. "Cittt...cericirit...cittt," suara itu makin keras melengking. Ada lagi anak
burung yang baru lahir. Lama kemudian, riuhlah pohon itu atas kelahiran burung-burung baru. Satu... dua... tiga... dan empat
anak burung lahir ke dunia. "Ah, doaku di jawab-Nya," begitu seru sang pohon.

Keesokan harinya, beterbanganlah banyak burung ke arah pohon itu. Mereka,akan membuat sarang-sarang baru. Ternyata, batang kayu yang kering, mengundang burung dengan jenis tertentu tertarik untuk mau bersarang disana.
Burung-burung itu merasa lebih hangat berada di dalam batang yang kering, ketimbang sebelumnya. Jumlahnya pun lebih banyak dan lebih beragam. "Ah, kini hariku makin cerah bersama burung-burung ini", gumam sang pohon dengan berbinar.

Sang pohon pun kembali bergembira. Dan ketika dilihatnya ke bawah, hatinya kembali membuncah. Ada sebatang tunas baru yang muncul di dekat akarnya. Sang Tunas tampak tersenyum. Ah, rupanya, airmata sang pohon tua itu, membuahkan bibit baru yang akan melanjutkan pengabdiannya pada alam.

***

Teman, begitulah. Adakah hikmah yang dapat kita petik disana? Allah memang selalu punya rencana-rencana rahasia buat kita. Allah, dengan kuasa yang Maha Tinggi dan Maha Mulia, akan selalu memberikan jawaban-jawaban buat kita.
Walaupun kadang penyelesaiannya tak selalu mudah ditebak, namun, yakinlah, Allah Maha Tahu yang terbaik buat kita.

Saat dititipkan-Nya cobaan buat kita, maka di saat lain, diberikan-Nya kita karunia yang berlimpah. Ujian yang sandingkan-Nya, bukanlah harga mati. Bukanlah suatu hal yang tak dapat disiasati. Saat Allah memberikan cobaan
pada sang Pohon, maka, sesungguhnya Allah, sedang MENUNDA memberikan kemuliaan-Nya. Allah tidak memilih untuk
menumbangkannya, sebab, Dia menyimpan sejumlah rahasia. Allah, sedang menguji kesabaran yang dimiliki.

Teman, yakinlah, apapun cobaan yang kita hadapi, adalah bagian dari rangkaian kemuliaan yang sedang dipersiapkan-Nya buat kita. Jangan putus asa, jangan lemah hati. Allah, selalu bersama orang-orang yang sabar.
==========================================

Putri Qara
________________________

Diceritakan bahwa Putri Qara adalah istri saudagar kaya Amenhotep, berasal dari keluarga sederhana, tapi pintar, bijaksana dan berbudi pekerti yang baik. Karena ia berasal dari keluarga yang lebih miskin dibanding dengan
suaminya, ia sering diperlakukan dengan tidak selayaknya, sampai suatu hari ia dan suaminya pergi ke desa nelayan dan melihat ada seorang nelayan yang miskin dan istrinya. Nelayan tersebut sangat miskin dan bahkan untuk membeli jala yang baru untuk mengganti jalanya yang robek pun ia tidak mampu. Istri nelayan tersebut adalah orang yang pemboros, malas dan suka berjudi, seluruh penghasilan suaminya digunakannya untuk berfoya-foya.

Melihat kenyataan seperti itu, Putri Qara berkata kepada suaminya, bahwa seharusnya istri nelayan tersebut membantu memperbaiki jala suaminya. Amenhotep, menentang pendapat istrinya, mereka berdebat, sehingga Amenhotep marah dan kemudian memanggil nelayan miskin tersebut.
Amenhotep menukarkan Putri Qara dengan istri nelayan tersebut. Putri Qara sedih karena terhina, suaminya memperlakukan seolah-olah dia adalah barang yang bisa dipertukarkan semaunya. Sang nelayan tertegun dan tidak berani membantah, karena Amenhotep terkenal kejam dan sadis karena kekayaannya.

Putri Qara rajin membantu suaminya yang baru dalam bekerja. Karena kepandaian dan kebijaksanaan Putri Qara, lambat laun sang nelayan menjadi kaya. Sampai suatu ketika ada seorang tua dengan baju compang-camping dan tidak terurus datang ke rumah Putri Qara, pelayan dirumah tersebut mengenalinya sebagai Amenhotep. Amenhotep kemudian melepas terompahnya dan meletakkan di meja kecil di sudut rumah Putri Qara. Oleh pelayan, terompah tersebut diberikan pada Putri Qara dan
menceritakan kondisi pemiliknya, sang Putri mengenali terompah tersebut dan memerintahkan pelayannya untuk memberikan pada Amenhotep baju baru, terompah baru dan 3 keping uang emas ditambah pesan : aku tidak diwarisi kekayaan tetapi budi pekerti, kebijaksanaa dan kemauan untuk bekerja.

Amenhotep menerima pemberian itu dengan penyesalan akan tindakannya di masa lalu, karena egonya dia menukar istrinya yang baik dan bijaksana dengan seorang wanita yang hanya bisa menghamburkan harta suaminya.

Cerita tersebut sederhana, tapi menyentuh karena ternyata begitu besar pengaruh seorang istri untuk suaminya.

Oleh karenanya, hai wanita dampingi dan dukunglah pria dengan bijaksana, dan hai pria perlakukanlah wanita dengan penuh kasih, karena pada setiap pria yang sukses pasti terdapat seorang wanita yang mendukungnya dengan bijaksana.

artikel dari sini

Taqabalallahu Minna Wa Minkum


Thursday, October 04, 2007

LAPORAN KEUANGAN BAKTI SOSIAL

RAMADHAN UNTUK BERHATI DAN BERBAGI
BERSAMA SDIT DARUL ABIDIN


TERIMA KASIH ATAS INFAQ DAN SHODAQOH BAPAK/ IBU DAN SISWA- SISWI
DALAM KEGIATAN BAKTI SOSIAL SDIT DARUL ABIDIN
"RAMADHAN UNTUK BERHATI DAN BERBAGI "

SEMOGA APA YANG AMAL IBADAH KITA SEMUA DITERIMA OLEH ALLAH SWT
DAN DIGANTIKAN DENGAN YANG LEBIH BAIK

Amiin

lensadarbi.blogspot.com

Tuesday, October 02, 2007

Privacy


Privacy Policy - lensadarbi.blogspot.com


Privacy Policy for lensadarbi.blogspot.com

If you require any more information or have any questions about our privacy policy, please feel free to contact us by email at acungster@gmail.com.

At lensadarbi.blogspot.com, the privacy of our visitors is of extreme importance to us. This privacy policy document outlines the types of personal information is received and collected by lensadarbi.blogspot.com and how it is used.

Log Files
Like many other Web sites, lensadarbi.blogspot.com makes use of log files. The information inside the log files includes internet protocol ( IP ) addresses, type of browser, Internet Service Provider ( ISP ), date/time stamp, referring/exit pages, and number of clicks to analyze trends, administer the site, track users movement around the site, and gather demographic information. IP addresses, and other such information are not linked to any information that is personally identifiable.

Cookies and Web Beacons
lensadarbi.blogspot.com does not use cookies.

DoubleClick DART Cookie


.:: Google, as a third party vendor, uses cookies to serve ads on lensadarbi.blogspot.com.

.:: Google's use of the DART cookie enables it to serve ads to your users based on their visit to lensadarbi.blogspot.com and other sites on the Internet.

.:: Users may opt out of the use of the DART cookie by visiting the Google ad and content network privacy policy at the following URL - http://www.google.com/privacy_ads.html

Some of our advertising partners may use cookies and web beacons on our site. Our advertising partners include .......
Google Adsense


These third-party ad servers or ad networks use technology to the advertisements and links that appear on lensadarbi.blogspot.com send directly to your browsers. They automatically receive your IP address when this occurs. Other technologies ( such as cookies, JavaScript, or Web Beacons ) may also be used by the third-party ad networks to measure the effectiveness of their advertisements and / or to personalize the advertising content that you see.

lensadarbi.blogspot.com has no access to or control over these cookies that are used by third-party advertisers.

You should consult the respective privacy policies of these third-party ad servers for more detailed information on their practices as well as for instructions about how to opt-out of certain practices. lensadarbi.blogspot.com's privacy policy does not apply to, and we cannot control the activities of, such other advertisers or web sites.

If you wish to disable cookies, you may do so through your individual browser options. More detailed information about cookie management with specific web browsers can be found at the browsers' respective websites.


LAPORAN KEGIATAN BAKTI SOSIAL

SIT Darul Abidin- Depok
lensadarbi.blogspot.com

LAPORAN KEGIATAN BAKTI SOSIAL
UNTUK BERHATI DAN BERBAGI
BERSAMA SDIT DARUL ABIDIN

Alhamdulillah, kegiatan bakti sosial DARBI Berhati dan Berbagi yang diselenggarakan oleh keluarga besar Darul Abidin telah terlaksana dengan baik.
Kami ucapkan terimakasih atas partisipasi Ayah/Bunda wali murid siswa SDIT/TKIT Darul Abidin, LSM Bulan Sabit Merah Indonesia Depok dan berbagai pihak yang turut berpartisipasi, sehingga kegiatan bakti sosial ini dapat terlaksana.