Lensa Darbi

Monday, June 11, 2007

Belajar dari Luqman

Oleh : Ahmad Baraas
Luqman adalah seorang ahli hikmah. Tentang siapa dan dari mana asal usul tokoh yang sangat melegenda itu, para ulama ahli tafsir memiliki pendapat yang berbeda. Abdullah bin Umar Al Khattab berkata, ''Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Dengan Sesungguhnya aku berkata Luqman bukanlah seorang nabi, tetapi seorang hamba yang dilindungi Tuhan, banyak bertafakur dan baik keyakinannya. Ia menicintai Allah dan Allah pun mencintainya. Karena itu ia dianugerahi hikmah kebijaksanaan'.'' (Mutafaq 'Alaih).
Ada tiga aspek pendidikan yang dikemukakan Luqman, yakni aspek tauhid, ibadah, dan ahlak. Aspek tauhid adalah menanamkan keyakinan kepada anak-anak tentang kekuasaan Allah. Hal itu tergambar dalam surat Luqman ayat 12 dan 13. Perintah mensyukuri nikmat Allah adalah tingkat tauhid yang paling tinggi. Karena mensyukuri nikmat Allah adalah pengakuan tentang kekuasaan Allah. Ajaran tauhid itu, dipertegas dalam surat Luqman ayat 13.
Aspek kedua dalam pendidikan Luqman adalah aspek ibadah. Aspek ini mengajarkan manusia tunduk dan taat kepada penciptanya (Al Khalik) dengan mendirikan shalat, serta senantiasa berbuat baik (amar ma'ruf) dan mencegah kemungkaran (wanha 'anil munkar). Aspek ketiga adalah aspek menjaga hubungan baik dengan sesama manusia (ahlak). Hubungan baik sesama ciptaan Allah (makhluk), dipisahkan menjadi dua, yakni hubungan baik kepada kedua orang tua yakni dengan berbuat baik kepada keduanya dan hubungan baik dengan yang lainnya, dengan tidak berlaku sombong atau bersikap saling menghormati. Islam menempatkan kedua orang tua, khususnya ibu di tempat yang sangat mulia.
Dewasa ini, banyak terjadi kasus yang mencerminkan prilaku anak didik yang justru menggambarkan prilaku yang kurang baik. Berbagai kejahatan dilakukan terhadap teman sendiri, begitu juga sikap tidak hormat terhadap orang tua sudah menjadi tontonan yang biasa. Belum lagi bila melihat pergaulan para remaja dan anak-anak usia sekolah yang semakin sulit dikontrol.
Patut dipertanyakan, mengapa banyak hal negatif yang terjadi pada anak-anak kita. Tentunya kita tidak menginginkan pendidikan hanya menjadi tempat mentransfer ilmu (tarbiyah) saja. Sebaliknya pendidikan haruslah meliputi tranformasi ilmu pengetahuan, sekaligus mengedepankan pendidikan moral (ta'dib). Mari kita belajar dari Luqman.