Lensa Darbi

Tuesday, March 27, 2007

Salju Turun di Arab Saudi???

Photo Salju yang turun di Arab Saudi, salah satu tanda datangnya hari kiamat

Berikut ini adalah foto-foto salju yang turun di Arab Saudi, keterangan mengenai Salju yang turun di Arab Saudi telah saya muat dengan judul Salju Telah Turun Di Dataran Arab Sebagai Salah Satu Tanda Datangnya Hari Kiamat �tetapi pada artikel tersebut tidak ada fotonya, nah alhamdulillah ada temen saya yang mengirim foto tentang turunnya salju tersebut sehingga lebih meyakinkan bagi kita.



Saturday, March 24, 2007

Tragedi WTC ada dalam QS. At Taubah???

Tragedi WTC ada dalam QS. At Taubah???



Apa yang ada dalam benak kita, ketika peristiwa runtuhnya bangunan bersejarah Amerika yakni Twin Tower WTC di New York itu diperdengarkan oleh kita? jawab kita mungkin "itu ulah teroris, atau ulah Osama bin Laden, atau ulah Jama'ah Islamiyah, dll. inilah kenyataan yang kita hadapi sekarang. Namun dengan adanya peristiwa tersebut ada banyak sekali orang Amerika dan barat yang berbondong- bondong untuk masuk kedalam agama islam. setelah mengkaji kenapa setiap ada bom atau teror meledak yang disalahkan selalu Al- ISLAM. di bawah ini mungkin menjadi jawabannya bagi mereka yang diberi hidayah oleh ALLAH SWT.

Tadi pagi aku cukup tercengang mendengar penuturan ustadz yang mengatakan bahwa tragedi WTC ternyata sudah dituturkan Allah dalam Qs. At Taubah :109...

109. Maka apakah orang-orang yang mendirikan bangunannya di atas dasar taqwa kepada Allah dan keridhaan-(Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahannam. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang- orang yang zalim.


Disitu disebutkan keruntuhan sebuah bangunan karena yang mendirikannya adalah orang -orang yang zalim...

WTC yang runtuh di kota New York pada tanggal 11/9/2001 berada di jalan JERF HAR telah disebutkan di atas pada kata "JURUFIN HAR" oleh ulama tafsir dulu diterjemahkan sebagai "ditepi jurang yang runtuh" ternyata adalah nama sebuah jalan dikota New York tadi, JERF HAR.

Surat Attaubah terletak pada juzz 11 menunjukkan tanggal 11 kejadian tersebut, tanggal terjadinya tragedi WTC. Sedangkan angka 9 yang menunjukkan bulan September, sama dengan QS. Attaubah yang berada pada urutan Alquran, dimana surat Attaubah berada pada urutan ke 9 dari 114 surat yang diperintahkan kita baca setiap harinya.

Ayat 109......ternyata jumlah tingkat di gedung WTC ada 109 tingkat..!!!
Kejadian tersebut pada tahun 2001, setelah dihitung- hitung, jumlah huruf di Surat At Taubah ada 2001 ayat!!! Subahanallah....

Ternyata Allah telah memberikan kabarnya 14 abad yang lalu tanpa diketahui oleh manusia. Inikah mukjizat Alqur'an?? Yang telah membuktikan kejadian pada masa yang akan datang?
Wallahu a'lam bisshawab

Sumber : Sabili

Friday, March 23, 2007

Memilih Sekolah Dasar Unggulan

Merasa nyaman dan senang bersekolah merupakan faktor penting yang akan memberikan motivasi tinggi terhadap anak dalam proses belajar.

Seorang anak -- sebut saja Rani -- kini berusia 6 tahun 9 bulan. Dia duduk di bangku kelas 1 Sekolah Dasar (SD). Tidak seperti siswa lainnya, Rani tampaknya menghadapi berbagai masalah. Tugas-tugas sekolahnya tidak pernah selesai. Posisi duduknya menunjukkan kurangnya minat dan motivasinya terhadap sekolah. Tiap ingin berangkat ke sekolah, dia selalu merasakan sakit perut. Tapi setelah diperiksakan ke dokter, tidak ditemukan adanya gejala klinis. Rani sehat-sehat saja.

Di sekolah, Rani belajar bersama 39 siswa lainnya dalam satu kelas dengan seorang guru kelas. Guru mengajar dengan cara memberikan catatan-catatan di papan tulis dan murid mencatat di bukunya masing-masing. Di papan terdapat beberapa catatan mengenai beberapa mata pelajaran sekaligus. Ini dilakukan untuk memberikan kesempatan bagi amak-anak yang ketinggalan dalam mencatat.

Rani tidak pernah selesai dalam mencatat maupun menyelesaikan soal-soal yang diberikan gurunya. Guru pun tidak berupaya menyediakan waktu bagi Rani untuk mengatasi masalah yang dihadapi muridnya. Rani memang termasuk anak pendiam, agak malu-malu dan kurang berinisiatif dalam memulai pertemanan.

Tentu saja orang tua Rani bingung. Kebingungan itu bukan tanpa alasan. Masalahnya, saat belajar di Taman Kanak-kanak (TK), Rani termasuk anak yang cepat dan mudah mengikuti kegiatan-kegiatan yang diberikan oleh guru. Dia sudah dapat membaca, berhitung, dan menulis saat menyelesaikan pendidikannya di TK.

Apa yang terjadi pada diri anak itu? Linda Primana, staf pengajar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) yang mengisahkan kasus tersebut dalam sebuah seminar yang diselenggarakan Jakarta Books Rabu (14/4) lalu. Ia melihat, tampaknya sekolah yang ditempati Rani saat ini tidak sesuai dengan keadaan perkembangan dirinya.

Linda menuturkan, orang tua beranggapan dengan perkembangan yang baik di TK, Rani dapat dengan mudah mengikuti pelajaran-pelajaran di SD yang dipilih orang tuanya. ''Padahal, untuk dapat masuk dan memulai pendidikan di SD, dibutuhkan kematangan dan kesiapan sekolah yang mencakup aspek fisik, mental, dan sosial-emosional,'' tuturnya.

Bagi seorang anak, kata Linda, kelas 1 SD merupakan periode trasisi dari masa kanak-kanak yang pesat pertumbuhannya ke fase berikutnya yang memiliki laju perkembangan tidak secepat sebelumnya. Meskipun semua pertumbuhan mengikuti pola umum, namun setiap anak memiliki pola dan waktu tumbuh yang khas.

Dia mengatakan, ada anak yang 'matang' lebih cepat, ada pula yang lebih lambat dibandingkan anak lain, baik dari segi fisik, mental, sosial, maupun emosional. ''Terlalu cepat atau terlalu lambatnya pertumbuhan dapat terjadi pada semua aspek, namun dapat pula terjadi pada satu atau beberapa aspek saja,'' tuturnya.

Linda juga menambahkan bahwa perbedaan kecepatan perkembangan anak dapat disebabkan oleh keadaan yang dibawa sejak lahir maupun oleh pengalaman hidup, seperti gizi, penyakit, atau deprivasi.

Prof Dr Soegeng Santoso yang juga menjadi pembicara dalam seminar itu memandang perlu memperhatikan anak di usia 0 - 6 tahun. Di masa-masa seperti itu, disebutnya, kecerdasan anak sudah mencapai 80 persen. ''Kalau itu tidak diperhatikan, jenjang selanjutnya akan susah,'' tutur guru besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini.

Bagaimana memilih sekolah yang unggul untuk masuk SD? Pendiri Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini UNJ itu mengatakan, dewasa ini yang dianggap pembelajaran unggul oleh masyarakat adalah hasilnya. Padahal yang tepat, proses dan hasilnya. Dengan menekankan pada hasil anak dituntut menjadi juara kelas, nilainya selalu bagus. Anak kemudian diikutkan dalam bimbingan belajar, sebab hasil pembelajaran di sekolah dirasakan kurang. ''Cara ini kadang-kadang mengenyampingkan proses pendidikan, yaitu membentuk kepribadian anak,'' tuturnya.

Sekolah yang unggul, menurut dia, bila memenuhi beberapa kriteria. Antara lain guru yang pandai dan mempunyai kepribadian yang matang, metode mengajar yang cocok dengan mata pelajaran yang diberikan guru, keseimbangan antara pelajaran jasmani dan rohani, dan memperhatikan berbagai kecerdasan yang dimiliki anak. Dia menyarankan, sebaiknya mencari SD yang memenuhi syarat seperti itu. Paling tidak sebagian besar dari syarat tersebut.

Soegeng mengingatkan, faktor yang tidak boleh dilupakan adalah disenangai anak atau tidak. Yang bagus, kata dia, sekolah itu sangat disenangi oleh anak, sebab akan memberikan motivasi yang tinggi untuk belajar. ''Jangan sampai anak dipaksa ke sekolah tertentu atas kemauan orang tua semata,'' tuturnya.

Linda menambahkan, untuk menemukan sekolah yang paling sesuai dengan kondisi anak, sebaiknya mencari informasi sebanyak-banyaknya mengeai berbagai sekolah yang terdapat di lingkungan rumah atau yang terjangkau lokasinya. Dalam memilih sekolah, katanya, perhatikan atau cari informasi tentang karateristik guru-guru yang mengajar di sekolah tersebut.

Menurut dia, kepribadian guru sangat menentukan karena sebaik apa pun kurikulum bila disampaikan oleh guru yang tidak memiliki kepribadian yang patut diteladani, akan sia-sia. ''Yang paling penting peran guru. Anak harus dibuat nyaman, tidak ada rasa takut,'' ujarnya.

Ketidaknyamanan semacam itulah yang dirasakam Rani, seperti dikisahkan di awal tulisan ini. Lalu, bagaimana menyelesaikannya? ''Saya menganjurkan pindah sekolah,'' Linda menyarankan.
Idealnya, Proses dan Hasil

Seorang guru mengeluhkan kondisi pendidikan di sekolah tempatnya mengajar. Guru salah satu sekolah ternama di Jakarta ini merasakan kerap ada ketidaksesuaian pandangan antara keinginan sekolah dan keinginan orang tua dalam mendidik siswa. ''Sekolah mau menekankan pada proses, orang tua maunya hasil.'' tuturnya dalam seminar yang diselenggarakan Jakarta Books tersebut.

Menjawab pertanyaan itu, Prof Dr Soegeng Santoso cenderung tidak menyalahkan kedua pandangan yang berbeda tersebut. Guru besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu bilang, ''Idealnya, proses dan hasil.'' Menurut dia, proses berkaitan dengan pribadi anak. Orientasi pada hasil juga diperlukan untuk bisa maju. ''Hasil dan proses tidak bisa dipisahkan,'' katanya.

Soegeng menuturkan, antara orang tua dan guru harus terjalin kerja sama yang baik. Namun dia mengingatkan, jangan guru mengintervensi ke rumah. Atau sebaliknya, jangan orang tua mengintervensi sekolah. Kedua pihak harus saling mengisi dan menjalin hubungan yang harmonis.

Sebenarnya, menurut Soegeng, yang utama dalam pendidikan adalah proses. Hanya saja, tidak sedikit sekolah yang lehih mengedepankan pada hasil akhir. Ini menyebabkan anak didik kurang memperoleh kesempatan untuk bersenang-senang. Pelajaran menjadi tidak menyenangkan.

Padahal, dalam pembelajaran, guru wajib memberikan suasana senang. Jangan sampai siswa takut kepada guru, takut pada mata pelajaran. Siswa harus dibuat senang dengan pelajaran dan senang belajar. ''Menakut-nakuti dalam mendidik tidak baik. Hindari kata 'jangan' karena anak biasanya bereksperimen,'' dia mengingatkan. bur

Sumber : Republika (16 April 2004)

Thursday, March 15, 2007

Kata Kata Kasar

Saya menabrak seorang yang tidak dikenal ketika ia lewat. "Oh, maafkan saya"
adalah reaksi saya. Ia berkata, "Maafkan saya juga; Saya tidak melihat
Anda." Orang tidak dikenal itu, juga saya, berlaku sangat sopan. Akhirnya
kami berpisah dan mengucapkan selamat tinggal. Namun cerita lainnya terjadidi rumah, lihat bagaimana kita memperlakukan orang-orang yang kita kasihi,
tua dan muda.

Pada hari itu juga, saat saya tengah memasak makan malam, anak lelaki saya
berdiri diam-diam di samping saya. Ketika saya berbalik, hampir saja saya
membuatnya jatuh. "Minggir," kata saya dengan marah. Ia pergi, hati kecilnya
hancur. Saya tidak menyadari betapa kasarnya kata-kata saya kepadanya.
Ketika saya berbaring di tempat tidur, dengan halus Tuhan berbicara padaku,

"Sewaktu kamu berurusan dengan orang yang tidak kau kenal, etika kesopanan
kamu gunakan, tetapi anak-anak yang engkau kasihi, sepertinya engkau
perlakukan dengan sewenang-wenang. Coba lihat ke lantai dapur, engkau akan
menemukan beberapa kuntum bunga dekat pintu." "Bunga-bunga tersebut telah
dipetik sendiri oleh anakmu; merah muda, kuning dan biru. Anakmu berdiri
tanpa suara supaya tidak menggagalkan kejutan yang akan ia buat bagimu, dan
kamu bahkan tidak melihat matanya yang basah saat itu."

Seketika aku merasa malu, dan sekarang air mataku mulai menetes. Saya
pelan-pelan pergi ke kamar anakku dan berlutut di dekat tempat tidurnya,
"Bangun, nak, bangun," kataku. "Apakah bunga-bunga ini engkau petik
untukku?" Ia tersenyum, " Aku menemukannya jatuh dari pohon. " "Aku
mengambil bunga-bunga ini karena mereka cantik seperti Ibu. Aku tahu Ibu
akan menyukainya, terutama yang berwarna biru." Aku berkata, "Anakku, Ibu
sangat menyesal karena telah kasar padamu; Ibu seharusnya tidak membentakmu
seperti tadi."

Si kecilku berkata, "Oh, Ibu, tidak apa-apa. Aku tetap mencintaimu. " Aku pun
membalas, "Anakku, aku mencintaimu juga, dan aku benar-benar menyukai
bunga-bunga ini, apalagi yang biru." Apakah anda menyadari bahwa jika kita
mati besok, perusahaan di mana kita bekerja sekarang bisa saja dengan
mudahnya mencari pengganti kita dalam hitungan hari?

Tetapi keluarga yang kita tinggalkan akan merasakan kehilangan selama sisa
hidup mereka. Mari kita renungkan, kita melibatkan diri lebih dalam kepada
pekerjaan kita ketimbang keluarga kita sendiri, suatu investasi yang
tentunya kurang bijaksana, bukan? Jadi apakah anda telah memahami apa
tujuan cerita di atas? Apakah anda tahu apa arti kata KELUARGA?
Dalam bahasa Inggris, KELUARGA = FAMILY. FAMILY = (F)ATHER (A)ND (M)OTHER,
(I), (L)OVE, (Y)OU

Teruskan cerita ini kepada orang-orang yang kau pedulikan.

Wednesday, March 14, 2007

2020

Oktober 9, 2006

Posted by ngeditors in Fundamentalisme, Buku, Politik, Islam. 3 comments

Di tahun 2020, dunia baru akan lahir. Kekhalifahan Islam akan menang, dan “umat manusia sekali lagi akan dituntun ke pantai rasa aman dan oasis kebahagiaan…”.

Waktu itu berakhirlah “konfrontasi total” antara kaum.”mukminin” dan “orang kafir” yang berlangsung di seluruh dunia – dan tahap ketujuh dalam rencana besar Al Qaidah akan terpenuhi.

Jika benar seperti yang diuraikan Fouad Hussein dalam buku yang versi Inggrisnya disebut Al-Zarqawi: The Second Generation of Al Qaida, rencana Al Qaidah untuk menang itu – yang terdiri dari tujuh tahap – sudah mulai tampak sekarang. Tahun 2006 termasuk “tahap kedua”, ketika Iraq jadi tempat Al Qaidah menemukan tenaga baru dari anak-anak muda yang ingin menyerang Amerika – musuh yang angkuh dan bodoh yang masuk ke dalam perangkap yang dibuatnya sendiri..

Tapi sebelum saya lanjutkan cerita ini, baiklah saya perkenalkan sedikit Fouad Hussein. Ia seorang wartawan Yordania. Dari sosoknya yang kurus dan sikapnya yang tenang – ia sering tampak di CafĂ© Vienna di Kota Amman — kita tak akan menduga ia punya bahan cerita yang mengagetkan. Tapi 10 tahun yang lalu Fouad – yang tulisan-tulisannya tak selamanya menyenangkan raja — disekap pemerintah di Penjara Suwaqah. Di situlah ia bertemu dengan dua tahanan lain. Yang satu seorang Palestina, Abu Muhammad al-Maqdisi. Yang lain Abu Musab al-Zarqawi.

Maqdisi sudah lama dikenal sebagai perumus ideologi gerakan “Islamis” radikal yang menganggap najis penguasa Kerajaan Saudi. Bukunya mengutuk kerajaan itu sebagai sumber bid’ah — dan agaknya berpengaruh. Di tahun 1995, tempat latihan Garda Nasional Saudi diledakkan orang. Maqdisi menghilang.

Ketika ia berada di Peshawar, Pakistan, di awal 1990-an, ia berjumpa Zarkawi. Keduanya berteman, meskipun tak selamanya Maqdisi membenarkan langkah temannya itu. Zarkawi adalah seorang Badui asal Yordania, seorang man of action yang menurut pelbagai penuturan, hidup dengan aksi sebagai impuls, tanpa pemikiran, tanpa strategi. Ia pasti berbeda dari Maqdisi. Tapi keduanya beraliansi dalam kemarahan dan nasib yang sama. Kembali dari Pakistan dan Afghanistan, mereka membentuk kelompok perjuangan. Mereka ditangkap. Di tahun 1993 keduanya masuk bui. Di situlah Fouad Hussein dapat menimba bahan untuk bukunya.

Yang menarik dari buku yang terbit di tahun 2005 itu – yang menguraikan rencana besar Al Qaedah tadi – adalah ia bisa mirip sebuah ramalan.. Di sana sudah disebutkan apa yang diharapkan Al Qaedah: menyulut konflik antara Iran dan AS. Menurut Zarkawi kunci strategi Al Qaedah adalah menyeret Bush hingga mesin perangnya harus melayani medan yang terlampau luas.

Tak berarti rencana besar itu seluruhnya masuk akal. Mendirikan kekhalifahan Islam – meniadakan pelbagai republik dan kerajaan yang sekarang ini tak tampak akan runtuh – memerlukan revolusi yang menjalar dari tempat ke tempat. Mungkin antara 2013 dan 2016 hal itu bisa terjadi di Saudi dan Suriah – yang legitimasi pemerintahannya selalu rapuh – tapi sudah berabad-abad Islam tak pernah bisa mempersatukan orang muslim. Kini bahkan iman dan tekad yang sama tak membentuk konsensus di antara pelbagai kelompok perang jihad.

Bagi Zarkawi (ini saya pinjam dari tulisan Lawrence Wright di The New Yorker 11 September 2006) menteror dan membunuh orang Syi’ah itu sesuatu yang perlu. Agustus 2003, ia membom sebuah masjid Sy’iah. Lebih daru 100 orang tewas, termasuk Ayatullah Muhammad Bakr al-Hakim.

Maqdisi mengecam kebrutalan yang berlebihan itu, terutama setelah di bulan Mei 2004 Zarkawi membuat dan menyebar-luaskan rekaman film penyembelihan Nicholas Berg, seorang Amerika yang dikontrak Pentagon sebagai penjaga keamanan di Irak. Dalam tulisannya di Website yang ia pakai untuk menyiarkan ide-idenya, Maqdisi bersuara seperti seorang yang jauh dari dunia terorisme. ”Tak ada alasan untuk menuntut balas dengan cara menakut-nakuti orang, memprovokasi seluruh dunia hingga membenci kaum mujahiddin, dan mendorong dunia memerangi mereka”.

Maqdisi agaknya salah satu dari sedikit ideolog “Islamis” yang tahu, bahwa pada akhirnya perjuangan untuk menegakkan suatu tata di dunia adalah perjuangan politik: mencari dukungan, mendapatkan pembenaran, mengajak, menarik, merangkul. Tak ada tata yang di abad yang penuh sesak ini bisa berdiri di atas bangkai dan puing.

Hal ini yang tampaknya mulai jadi tema “oto-kritik” para penjihad. Tulisan Wright menyebutkan nama Abu Bakr Naji, yang tak diketahui identitasnya, tapi kritiknya muncul di musim semi 2004 di internet. Ada langkah politik di samping langkah militer, kata Naji, tapi ia mencatat bahwa pelbagai kelompok Islamis menganggap politik sebagai “aktivitas jorok sang Setan”.

Dan Naji sebenarnya bertanya: bisakah politik dihindari?

Citra Al Qaedah di kalangan muslim rusak, kata Naji, sebab kurang usaha meraih dukungan. Maka langkah pertama, tulisnya, “adalah…memfokuskan usaha, untuk secara rasional memberikan pembenaran langkah kita.. …”. Langkah berikutnya: “mengkomunikasikan pembenaran ini secara jelas kepada khalayak…”

Suara seperti ini memang seharusnya tak ganjil. Tapi kata “jihad” telah membangkitkan kultus kepada darah dan besi, bukan kesadaran akan rasionalitas sesama manusia. Retorika pun bergerak dalam pemujaan kepada kekerasan dan kematian. Ada penampikan kepada hidup di mana keintiman sehari-hari punya harganya sendiri. Ada sikap destruktif kepada apa yang bisa mengimbau orang lain. Ada sikap alpa, bahwa soal kita ialah bagaimana mengubah dunia, bukan meloncat ke surga.

Tapi siapa yang memutlakkan kemurnian memang harus memilih keterpencilan. Siapa yang memilih keterpencilan lewat pembunuhan memang tak dimaksudkan untuk menang di kehidupan. Juni 2002, konon seorang putra Bin Ladin, Hamzah, memasang satu pesan dalam Website Al Qaedah: “Oh, ayah! Aku lihat telatah bahaya di mana-mana…”.

Dia benar.

~Edited version of Majalah Tempo Edisi. 33/XXXV/09 - 15 Oktober 2006~

Thursday, March 08, 2007

KITA ADALAH
PEMILIK SAH REPUBLIK INI

Tidak ada pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Karena berhenti atau mundur
Berarti hancur
Apakah akan kita jual keyakinan kita
Dalam pengabdian tanpa harga
Akan maukah kita duduk satu meja
Dengan para pembunuh tahun yang lalu
Dalam setiap kalimat yang berakhiran
"Duli Tuanku ?"

Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka
Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus.

1966

diambil dari buku Tirani dan Benteng
(Yayasan Ananda, Jakarta, 1993, halaman 113)

Membangun Jiwa Mandiri

Kehormatan dan kemuliaan yang sebenarnya adalah ketika hati kita bebas dari bergantung kepada selain Allah SWT. Perjuangan kita untuk menjaga harga diri dari meminta-minta kepada selain Allah adalah bukti kemuliaan kita. Jiwa mandiri adalah kunci harga diri.

Satu hal yang telah hilang dari bangsa kita adalah harga diri. Betapa kita sangat bergantung kepada negara lain untuk pinjaman dan investasi. Tak aneh bila negara kita memiliki banyak utang sehingga mudah dipermainkan oleh negara yang meminjami utang tersebut.

Mengapa semua ini terjadi? Jawabnya, sebagian besar kita terlalu sibuk membangun aksesoris duniawi yang dianggap serba berharga. Kita tidak sibuk membangun harga diri. Tidak mengherankan apabila ada orang yang jabatannya tinggi, tapi perbuatannya rendah dan nista. Atau ada yang hartanya banyak, tapi jiwanya miskin. Kita terlalu menganggap topeng dunia sebagai sumber kemuliaan dan harga diri.

Sudah menjadi keniscayaan, setiap kita bergantung kepada selain Allah, pasti kita akan takut kalau sandaran itu diambil orang. Bila kita dengan sepenuh hati bergantung kepada Allah SWT, maka yakinlah bahwa Allah tidak akan mengabaikan orang yang bersungguh-sungguh berharap kepada-Nya. Dalam sebuah hadis qudsi, Allah SWT berfirman, "Apabila seorang hamba-Ku mendekati-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendekatinya dengan berlari. Apabila ia mendekati-Ku satu jengkal, maka Aku akan mendekatinya satu hasta".

Dari sini jelas bahwa kehormatan dan kemuliaan yang sebenarnya adalah ketika hati kita bebas dari bergantung kepada selain Allah. Perjuangan kita untuk menjaga harga diri dengan tidak meminta-minta kepada selain Allah adalah bukti kemuliaan sejati. Jiwa mandiri adalah kunci harga diri. Orang yang mandiri, hidupnya akan bebas dan merdeka.

Keuntungan lain dari sikap mandiri adalah tumbuhnya rasa percaya diri. Kemandirian akan sumber kekuatan dan vitalitas dalam perjuangan. Orang yang percaya diri bisa melakukan pekerjaan jauh lebih banyak, kata-katanya jauh lebih bermakna, dan waktunya akan jauh lebih efektif daripada orang selalu bergantung kepada orang lain.

Dengan bersikap mandiri hidup akan terasa lebih tenang. Seorang istri tidak akan pernah khawatir ditinggal oleh suaminya, bila ia memiliki sikap mandiri. Ia tahu bahwa semua rezeki sudah diatur secara adil oleh Allah SWT. Tak ada satu pun makhluk kecuali sudah ditetapkan rezekinya. Tugas kita adalah menjemput dan mencari berkah dari karunia Allah SWT tersebut.

Kita harus mulai bangkit menjadi bangsa yang mandiri. Bangsa yang mandiri tidak akan pernah terwujud selama pribadi-pribadi yang menyusun bangsa tersebut tidak pernah belajar menjadi pribadi yang mandiri. Apa kuncinya? Pertama, mandiri adalah sikap mental. Jadi seseorang harus memiliki tekad kuat untuk menjadi orang yang mandiri. Dalam hidup yang hanya sekali ini, kita harus terhormat dan jangan menjadi budak dari apapun selain Allah SWT. Tekadkan terus untuk selalu menjaga kehormatan diri dan pantang menjadi beban. Andai pun hidup kita membebani orang lain, kita harus berusaha membalas dengan apa-apa yang bisa kita lakukan. Ketika kita membebani orang tua, maka harga diri kita adalah membalas kebaikan mereka. Begitupun kepada guru, teman, atau tetangga. Jangan sampai diri kita terhina karena menjadi benalu atau peminta-minta yang hanya bisa menyusahkan orang lain.

Kedua, kita harus memiliki keberanian. Berani apa? Berani mencoba dan berani memikul risiko. Hanya dengan keberanian orang bisa bangkit untuk mandiri. Tidak pernah kita berada di atas tanpa terlebih dahulu memulai dari bawah. Adalah mimpi menginginkan hidup sukses tanpa mau bersusah payah dan berkorban.

Sungguh, dunia ini hanyalah milik para pemberani. Kesuksesan, kebahagiaan, dan kehormatan sejati hanyalah milik pemberani. Orang pengecut tidak akan pernah mendapatkan apa-apa karena ia melumpuhkan kekuatannya sendiri. Kejarlah dunia ini dengan keberanian. Lawanlah ketakutan dengan keberanian. Takut gelap, berjalanlah di tempat gelap. Takut berenang, segeralah menceburkan diri ke air. Semakin kita mampu melawan rasa takut, rasa malas, dan rasa tidak berdaya, maka akan semakin dekat pula keberhasian itu dengan diri kita. Semakin sering kita melawan rasa takut, insya Allah keberanian akan muncul perlahan-lahan. Tentu semua ada risikonya, tapi inilah harga yang harus kita bayar dalam mengarungi hidup. Kalau kita tidak mau membayar harganya, kita tidak akan pernah mendapatkan apa yang kita inginkan.

Ketiga, nikmatilah proses. Segalanya tidak ada yang instan, semua membutuhkan proses. Menjalani proses adalah sunatullah. Negeri ini tidak mungkin berubah dalam sehari atau dua hari. Kita harus belajar menikmati proses perjuangan, menikmati tetesan keringat dan air mata. Perjuangan adalah nilai kehormatan kita yang sesungguhnya. Kita jangan terlalu memikirkan hasil. Tugas kita adalah melakukan yang terbaik. Allah tidak akan memandang hasil yang kita raih, tapi Ia akan memandang dan menilai kegigihan kita dalam berproses. Keterpurukan yang menimpa bangsa kita, salah satu penyebabnya adalah karena kita ingin segera mendapatkan hasil. Padahal, tidak mungkin ada hasil, tanpa memperjuangkannya terlebih dahulu.

Kita tidak tahu kapan negeri ini akan bangkit. Tetapi bagaimana pun kita harus memulai dengan sesuatu. Ingatlah selalu kisah seorang kakek yang dengan semangat menanam pohon kurma. Ketika ditanya untuk apa ia melakukan semua itu, ia menjawab, "Bukankah kita makan kurma sekarang ini karena jasa orang-orang yang sudah meninggal. Kenapa kita tidak mewariskan sesuatu untuk generasi sesudah kita?".

Namun, jangan sampai kegigihan dan kemandirian yang kita lakukan mendatangkan rasa ujub akan kemampuan diri. Proses kemandirian yang sejati harus membuat kita tawadhu, rendah hati. Sertailah kegigihan kita untuk mandiri dengan rasa tawadhu dan tawakal kepada Allah SWT, karena tidak ada sedikit pun kekuatan dalam diri kita kecuali dengan kekuatan dari Allah Yang Mahakuat.

Intinya, kemandirian bukan untuk berbangga diri, tapi harus membuat kita lebih memiliki harga diri, bisa berprestasi, dan tidak membuat kita tinggi hati. Wallahua'lam bish-shawab.
( KH Abdullah Gymnastiar )

Islamic Book Fair 1428H/ 2007 M

Jakarta-RoL--Islamic Book Fair (IBF) merupakan event tahunan yang selalu mendapat sambutan hangat berbagai pihak. Demikian pula dengan gelaran IBF tahun ini, yang mendapatkan dukungan penuh dari Ibu Wakil Presiden Republik Indonesia, Mufidah Jusuf Kalla.

Dukungan penuh Ibu Mufidah Kalla diwujudkan dengan kehadirannya dalam pembukaan IBF pada akhir pekan lalu, di Istora Senayan Jakarta. Dalam kesempatan itu, Ibu Wakil Presiden RI akan membuka secara resmi gelaran IBF yang telah memasuki tahun keenam.

Hadirnya Ibu Wakil Presiden merupakan sebuah apresiasi positif terhadap penyelenggaraan IBF dan upaya memasyarakatkan budaya membaca di kalangan masyarakat. Sebab IBF yang digelar pada 3 hingga 11 Maret 2007 menjadi sarana yang mudah bagi masyarakat untuk mengakses pengetahuan.

Dalam siaran pers yang diterima Republika menyebutkan, sejumlah tokoh perbukuan dan Islam hadir dalam sejumlah acara tersebut. Mereka adalah KH. Sukri Zarkasih, Prof. Dr. Quraish Shihab, KH. Abd. Gymnastiar, Teh Ninih, Ahmad Gozali, , Ust. Khozin Abdul Faqih dan Moh Karebet. Penulis buku dan artis pun menyemarakkan IBF, yaitu Asma Nadia, Golagong, Neno Warisman ,Anneke Putri, Wulansari Psi, Shahnaz Haque, Ratih Sang, Mediana Hutomo, Marissa Haque, Rano Karno, Yana Julio, Zaskia Adya Mecca, Habiburrahman El Farazy, Prof. Dr Laude Kamaludin dan Ery Seokresno.

Panitia juga akan menghadirkan penulis internasional yakni Khaled M Abou El Fadl, seorang penulis Islam yang tinggal di Amerika Serikat. Ia adalah profesor hukum Islam di Fakultas Hukum UCLA,AS.

Melalui IBF masyarakat didorong untuk segera melakukan perubahan signifikan atas kebiasan membaca. Sebuah perubahan yang membuat mereka semakin giat untuk membaca. Meninggalkan citra lama di mana minat masyarakat untuk membaca begitu minim.

Ketua Panitia IBF, Tatang Sundesyah, mengatakan tak berlebihan bila panitia pada IBF tahun ini mengusung tema Indahnya Syariah dalam Kehidupan. Ini adalah harapan bagaimana buku yang merupakan sumber khazanah pengetahuan mampu mencerahkan dan menggerakkan masyarakat. Tentu tergeraknya mereka untuk kembali pada hukum-hukum dan mengakui kebesaran Tuhannya, dalam menciptakan sebuah peradaban.

''Jadi khazanah pengetahuan yang diaplikasikan dalam tatanan kehidupan masyarakatnya akan selaras dengan fitrah manusia,''katanya. Tatang mengatakan, penerapan syariah Islam selama ini telah mendapatkan sambutan yang begitu luas, misalnya dalam bidang perbankan. Perbankan syariah telah tumbuh dengan baik.

Masyarakat, tak hanya Muslim, yang memberikan kepercayaan atas bank-bank syariah yang telah merebak. Bahkan sekarang, kata Tatang, perkembangan menggembirakan itu tak hanya berhenti pada perbankan saja. Tetapi juga diikuti oleh perkembangan di bidang keuangan lainnya, seperti asuransi, obligasi, dan lain-lain.''Bahkan non Muslim juga tertarik mengembangkannya,''katanya.

Mereka tak hanya sebagai nasabah bahkan ada pula yang mengelola bidang-bidang keuangan syariah itu. Kondisi yang menggemberikan ini terjadi karena perbankan dan keuangan syariah hadir dengan konsep yang sangat menghargai arti sebuah keadilan, kejujuran dan transparansi. Dengan kata lain syariah hadir tidak semata dalam wacana, tapi memberi bukti dalam kehidupan nyata.Sehingga yang muncul adalah syariah sebagai sebuah keindahan sekaligus harapan akan terwujudnya masyarakat yang adil, makmur, aman, dan sejahtera.

Tatang menambahkan, dari tahun ke tahun pelaksanaan IBF mengalami peningkatan yang cukup berarti. Demikian pula dengan IBF keenam ini.Salah satu indikasinya adalah jumlah peserta yang kian bertambah.Tahun ini mencapai 167, tahun lalu hanya 162 stand saja. Jumlah penerbit juga mengalami penambahan. Sebelumnya hanya 107 penerbit yang ikut terlibat namun kini telah mencapai 112 penerbit.Mereka, kata Tatang, akan menyajikan buku-buku yang berkualitas serta memberikan potongan harga dari 20 hingga 70 persen.

Langkah yang ditempuh penerbit tersebut, kata Tatang, merupakan sebuah penghargaan mereka terhadap masyarakat. Ia juga mengatakan, selain dapat berbelanja buku dengan harga terjangkau, masyarakat juga memilih aneka produk busana Muslim yang tersedia di sekitar area IBF. Gelaran IBF terdiri dari serangkaian acara berupa diskusi interaktif, seminar dan bedah buku, talkshow, lomba anak muslim, serta festival seni dan budaya Islam.

Festival seni yang akan diselenggarakan panitia IBF berupa acara puncak (final) nasyid. Babak penyisihan telah dilakukan sebelumnya di wilayah Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi.

Babak penyisihan telah diselenggarakan di sejumlah kampus. Di antaranya adalah kampus Universitas Indonesia ( UI ) Depok mewikili wilayah Jakarta Selatan, Depok dan Bogor, kampus Univeritas Islam 45 (UNISMA) Bekasi mewakili wilayah Jakarta Timur, Bekasi dan sekitarnya, di kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Jakarta mewakili wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Utara.

Selain itu, IBF keenam juga memberikan penghargaan bagi para insan perbukuan Islam berupa IBF Award ke-3. Katagori penghargaan adalah tokoh perbukuan dan buku terbaik fiksi anak, fiksi dewasa dan non fiksi. Dan untuk meningkatkan budaya menulis, panitia menyelenggarakan sayembara menulis, dengan tema Indahnya Syariah dalam Kehidupan. pur
pur

Sejumlah penumpang pesawat Garuda Indonesia GA 200 selamat

YOGYAKARTA, KOMPAS - Pesawat Boing 737 seri 400 Garuda Indonesia
dengan nomor penerbangan GA 200 dari Jakarta menuju Yogyakarta,
terbakar di Bandara Adisucioto, Yogyakarta, Rabu (7/3) pukul 06.50.
Pesawat itu terbakar sesaat setelah mendarat di landasan di bandara
tersebut.

Wartawan Kompas, Hariadi Saptono yang berada di Bandara Adisucipto dan
hendak berangkat ke Jakarta menyaksikan kejadian tersebut sejak roda
pesawat menyentuh landasan. Ia menyaksikan pesawat terhentak ketika
roda menyentuh landasan dari arah barat.

Setelah itu, ketika pesawat mencapai 1/3 landasan tiba-tiba tampak api
keluar dari bagian roda pesawat. Bahkan setelah pesawat mencapai
sekitar 2/3 landasan, api membesar. Badan pesawat kemudian meluncur
keluar landasan hingga sekitar 300 meter dari ujung landasan.

Dari kejadian tersebut, kedua mesin pesawat tampak lepas dan
tertinggal sekitar 25 meter dari badan pesawat. Dari badan pesawat
tersebut, tampak yang tersisa hanya bagian ekor pesawat.

Para penumpang dan pengantar maupun penunggu di bandara, tampak panik,
banyak yang menbangis menyaksikan kecelakaan tersebut. Belum diperoleh
laporan adanya korban dalam musibah tersebut.

Pesawat Terbelah

Kondisi pesawat terlihat sangat mengenaskan. Badan pesawat terbelah
memanjang dari bagian kabin pilot hingga ke ekor pesawat. Sementara
salah satu sayap pecah dan terbelah, dengan posisi turbo pesawat
terlepas.

Posisi pesawat pun sudah menyimpang dari landas pacu bandara bandara
Adi Sucipto, di areal persawahan sebelah timur landas pacu. Sejumlah
wartawan saat ini dihalau keluar dari garis polisi, setelah sebelumnya
sempat bisa mendekat ke badan pesawat. (wer)

Saturday, March 03, 2007

UNDANGAN TABLIGH AKBAR BERSAMA UST. JEFRI AL- BUKHORI

Assalammu'alaikum Pembaca setia "LD"
Kami mengundang bapak/ ibu semua untuk hadir dalam acara tabligh akbar bersama Ust. Jefri Al- Bukhori, ini dia undangannya :


Semoga kita dapat menghadiri acara tersebut sesuai dengan waktu yang ditentukan, dan dapat menambah ilmu pengetahuan kita tentang kecerdasan akal, emosi, dan hati kita. Terima kasih atas kerjasama semua pihak untuk terselenggaranya acara ini. Wassalam dan selamat menikmati hidangan Allah swt. Amiin.

Friday, March 02, 2007

Tentang MoU Microsoft (versi KNRT) dengan negeri ini

Posted in Linux and Openmovement by Romi Satria Wahono on the January 19th, 2007
Visited 49886 times. Print This Post/Page E-Mail This Post/Page

mou.jpgMelanjutkan kisah sebelumnya, pertemuan hari ini, Jumat, 19 Januari 2007 di Kementrian Negara Riset dan Teknologi (KNRT) lebih rame daripada pertemuan sebelumnya di Depkominfo. Teman-teman dari komunitas opensource yang datang juga relatif lebih banyak dari sebelumnya. Yang pasti ada nama-nama: Ahmad Suwandi, I Made Wiryana, Rahmat M. Samik Ibrahim (2 hari turun gunung terus), Rusmanto, Harry Sufehmi, Ahmad Sofyan, Heru Nugroho (moderator acara), Adang Suhendra, Prihantoosa, Irwin Day, Anjar Ari Nugoho, Dheche, Aulia Adnan, Bona Simanjuntak (telat loe Bon, dasar!) dan saya sendiri Romi Satria Wahono (bukan Wirawan ya om DonnyBU, tolong ganti yg di detikinet! grrhhh) ;) . Dari KNRT, pak Kusmayanto Kadiman (KK) full team, ada pak Richard Mengko, pak Engkos Koswara, pak Kemal, pak Idwan, dsb. Tolong tambahi lagi ya kalau ada yang kelewat, pasti banyak :)

Model acaranya sedikit berbeda dengan sewaktu ketemu pak Sofyan Djalil. Pak KK minta kita mengenalkan diri dan apa yang sedang diperjuangkan (mewakili komunitas apa). Saya pikir format ini lebih menarik, karena kita semua diberi kesempatan bicara. Setelah itu baru pak KK memberikan beberapa patah kata berhubungan dengan tema pembahasan. Karena saya telat, maaf mampir dulu ngambil dokumen di LIPI, sambil nunggu 3in1, beberapa hal yang sempat tercatat adalah:

  • Made Wiryana cerita tentang aktifitas opensource dan Linux di Indonesia dan kerjasama dengan 3 generasi pemerintah, Bona cerita tentang Asia Source di Sukabumi, saya cerita tentang opencontent dan IlmuKomputer.Com (termasuk sedikit tentang mimpi ke depan seperti MIT opencourseware), Ahmad Sofyan cerita tentang RimbaLinux, Harry Sufehmi cerita tentang pengalaman migrasi sewaktu di UK (birmingham), pak Rusmanto cerita tentang Yayasan Penggiat Linux Indonesia dan juga masalah tentang infolinux dan masalah pemasang iklan yang menurun karena satu dan lain hal (maaf boleh ditulis disini pak Rus?). Pak Adang cerita ke-Gunadarma-an dan Wandi cerita tentang ke-airputih-annya. Irwin Day juga muncul hari ini dengan gaya ceplas ceplos ala milis :)
  • Pak KK mengatakan bahwa dia tidak berniat untuk beradu argumentasi lebih jauh dengan pak Sofyan Djalil. IGOS adalah kesepakatan bersama banyak mentri, termasuk didalamnya Depkominfo di tahun 2004. Pak KK hanya ingin komitmen itu dijalankan bersama, sekali lagi IGOS bukan cetusannya, mungkin dia hanya perbaiki tata bahasanya menjadi “Indonesia, Go Opensource” (pakai koma). Dia pingin tunjukkan dan buktikan dengan progres, sudah seberapa jauh beliau bisa me-migrasi instansi-instansi pemerintah ke opensource. Dia mulai dari beberapa rekan yang kebetulan memimpin institusi Jimly Assidiqie(Mahkamah Konstitusi), Faisal Basri (KPPU), dsb. Pak KK juga sempat cerita bagaimana beliau mengkritik seorang Mentri di Thailand karena ucapannya di media massa yang keliru tentang opensource. Sukses migrasi opensource di KNRT karena pak KK sendiri maju, langsung menggunakan opensource. Ketika yang diatas sudah mau melaksanakan, pasti yang di bawah akan ikut.
  • Pak KK mendukung konsep Be Legal. Dan dia juga tidak mempermasalahkan MoU secara isi karena justru itu wujud demokrasi. Kalau semua dipaksa memakai satu solusi itu gaya sosialis, dan itu tidak baik untuk republik ini. Mungkin yang perlu diperhatikan mengenai masalah kewenangan, seorang mentri berwenang penuh terhadap kementrian/departemen yang dipimpin. Ketika seorang mentri ingin membuat kebijakan untuk seluruh Indonesia, dia harus mendapatkan delegasi formal dari pemimpin diatasnya atau mentri yang secara default mendapat mandat yaitu Mentri Luar Negeri. Juga tentang bahasa yang digunakan wajib menggunakan bahasa Indonesia, untuk beberapa hal khusus bisa saja bahasa Inggris, namun wajibnya adalah bahasa Indonesia.
  • Aulia Adnan mengatakan bahwa dia telah membuat analisa mengenai MoU Microsoft dan Pemerintah Indonesia, kesimpulan sementara dari segi hukum (sesuai core competencenya) lebih banyak mengarah ke MoU yang ilegal!

Dari dua hari ini bertemu dengan pak Sofyan Djalil dan pak KK, saya sendiri melihat bahwa pemicu berpikir keduanya cukup positif. Keduanya ingin memecahkan masalah bangsa ini, ingin mengangkat Indonesia dari keterpurukan, hanya mungkin strategi dan caranya sedikit berbeda. Pak Sofyan ingin cepat menurunkan piracy rate kita, supaya Indonesia segera terangkat dan tidak lagi masuk watchlist yang cukup berefek negatif ke industri dan perdagangan Internasional Indoesia. Sedangkan pak KK mencoba solusi yang lebih memiliki kebebasan dan kemandirian. Pak KK juga buktikan di KNRT yang dia pimpin bahwa migrasi ke opensource adalah sangat mungkin dilakukan. Yang pasti keduanya memiliki satu konsep sama yaitu: Be Legal!

Untuk foto-fotonya, sekali lagi nunggu setoran Om Wandi ;)

ttd-small.jpg

Thursday, March 01, 2007

Beberapa Ciri Rumah Tangga Islami

Pemateri: Ustz. Vivi (id: hifizahn)

*disampaikan di Kajian Muslimah Online, Senin, 22 Jan 2007

Rumah Tangga Islami merupakan dambaan bagi setiap insan yang menginginkan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Sayangnya, banyak orang yang ingin mendapatkan hasil tanpa mau membayar harganya. Membangun rumah tangga islami memerlukan kerja keras dari seluruh anggota keluarga, yang dikomandani oleh suami dan isteri sebagai pemimpin di dalam rumah tangga.

Yang dimaksud dalam rumah tangga Islami adalah :

Rumah tangga yang di dalamnya ditegakkan adab-adab Islam, baik menyangkut individu maupun keseluruhan anggota rumah tangga. Rumah tangga Islami adalah rumah tangga yang didirikan atas landasan ibadah. Mereka bertemu dan berkumpul karena Allah, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran, serta saling menyuruh kepada kebaikan dan mencegah keburukan karena cinta mereka kepada Allah.

Konsep ideal ini sepintas sulit untuk diwujudkan, tetapi insya Allah seiring dengan berjalannya proses belajar bagi suami, isteri dan seluruh anggota keluarga, rumah tangga seperti ini akan bisa terwujud.

Berikut ini beberapa ciri rumah tangga Islami:

1. RT didirikan dengan berlandaskan ibadah.

Ini dimulai dari sebelum pernikahan berlangsung, bahkan sejak kedua belah pihak memilih pasangan. Proses yang berlangsung mulai dari memilih pasangan, meminang sampai dengan pernikahan sebaiknya tidak dikotori oleh maksiat kepada Allah. Hal ini sangan berpengaruh dalam membangun rumah tangga yang diliputi dalam suasana ibadah. Dengan berpijak pada ibadah, insya Allah permasalahan apapun akan mudah diselesaikan, karena keduanya tunduk pada aturan Allah.

2. Nilai-nilai islam dapat terinternalisasi secara menyeluruh kepada setiap anggota keluarga.

Peran ayah dan ibu sangat penting untuk menurunkan nilai-ilai islam ini kepaa anak-anak. Oleh karena itu, selain ayah dan ibu harus terus menerus belajar menyerap nilai-nilai islam ini ke dalam sikap dan tingkah lakunya, menjadi kewajiban mereka juga untuk mengajarkan hal ini kepada seluruh anggota keluarga yang lainnya. Termasuk khodimat/asisten rumah tangga. Ayah yang menjadi direktur yang menerapkan kebijakan-kabijakan islami dalam rumah tangga, ibu sebagai manajer yang mencari cara agar kebijakan tersebut bisa diterapkan di rumahtangganya.

3. Hadirnya Qudwah/teladan yang nyata

Hal ini perlu dilakukan oleh pemimpin dalam rumah tangga. Terutama penting bagi anak-anak. Mereka perlu contoh yang nyata dalam menerapkan nilai-nilai islam dalam kehidupan sehari-hari. Inilah kewajiban orang tua yang akan dimintakan pertanggungjawabannya di akhirat nanti.

4. Terbiasa saling tolong menolong dalam menegakkan adab-adab Islam.

Setiap anggota keluarga memiliki kewajiban untuk membiasakan diri saling tolong menolong dalam hal ini. Misalnya memberi nasihat dengan cara yang baik kepada anggota keluarga yang melakukan kesalahan. Mengingatkan untuk sholat atau berdoa sebelum memulai suatu pekerjaan. Juga adab mengucapkan terima kasih / jazaakallah khoiran atas pertolongan setiap anggota baik kepada yang masih kecil maupun yag sudah besar.

5. Rumah terkondisi bagi terlaksananya peraturan Islam.

Dalam hal disain rumah, perlu diperhatikan aturan-aturan khusus yang dapat menjamin terlaksananya adab-adab pergaulan dalam Islam. Misalnya kamar ayah-ibu yang terpisah dengan anak-anak, kamar anak laki-laki yang terpisah dengan kamar anak perempuan.Hal ini untuk menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam perilaku sang anak. Juga untuk mengajarkan adab-adab pergaulan dengan setiap anggota keluarga.

6. Tercukupinya kebutuhan materi secara wajar

Ini menjadi tanggung jawab sang ayah untuk mencukupi kebutuhan materi untuk membangun keluarga Islami. Bukan hanya sandang, pangan dan papan, tetapi juga sarana pendidikan islami, seperti perpustakaan keluarga, juga bisa tercukupi. Kalau mau yang ideal, termasuk di dalamnya terpenuhinya kebutuhan pendidikan sekolah yang bagus dan bermutu bagi anak-anak.

7. Rumah tangga dihindarkan dari hal-hal yang tidak sesuai dengan semangat islam

Misalnya benda-benda klenik yang dapat merusak aqidah setiap anggota keluarga. Tontonan atau bacaan hiburan yang dapat merusak aqidah dan akhlak anak-anak. Hal ini perlu menjadi perhatian orang tua yang ingin mewujudkan rumah tangga islami.

8. Anggota keluarga terlibat aktif dalam pembinaan masyarakat.

Lingkungan memiliki pengaruh yang besar bagi seluruh anggota keluarga. Bila ayah atau ibu tidak berperan aktif membina masyarakat, dan membiarkan masyarakat melakukan perbutan yang tidak sesuai dengan Islam, kemungkinan besar angota keluarga terlarut dalam kondisi masyarakat tersebut.

9. Rumah Tangga dijaga dari pengaruh yang buruk

Bila hidup ditengah masyarakat yang sangat rusak, dan dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap aqidah dan perilaku anak, sementara upaya perbaikan sudah tidak dapat dilakukan, maka “pindah” menjadi suatu hal yang perlu dipertimbangkan oleh keluarga ini.

10. Masing-masing anggota keluarga harus diposisikan sesuai syariat.

Isteri menghormati suami sebagai pemimpin dan mengambil keputusan. Suami menyayangi dan menghargai siteri dengan cara mengajaknya bermusyawarah atas segala keputusan. Sang adik diajarkan untuk menghormati kakak, sang kakak diajarkan untuk menyayangi adik. Semuanya harus sesuai dengan apa yang diajarkan dalam Islam.Bila ada khodimat, anak-anak diajarkan untuk mengormati khodimat dan menghargai jasanya dalam membantu mengurus rumah tangga.