Lensa Darbi

Thursday, October 28, 2010

Antara Satria Mandala dan Nasionalisme

SDIT Darul Abidin - Depok

Pukul 07.25 WIB, siswa-siswi kelas lima SDIT Darul Abidin segera berangkat menuju Museum Satria Mandala, setelah menunggu beberapa saat memberi kesempatan teman-teman yang belum hadir. Dalam kunjungan wisata belajar ini, siswa-siswi kelas lima dibimbing oleh Pa. Mas'ud, Pa. Ghulam, Bu. Zulfa, dan Bu. Achi.

Kelas lima yang terdiri dari kelas lima mekah dan kelas lima madinah mendapatkan banyak ilmu pengetahuan dan pengalaman menarik selama kunjungannya di Museum Satria Mandala. Beberapa diorama yang berisi tentang kilas balik perjuangan militer dan rakyat Indonesia dalam melawan penjajahan dan meraih kemerdekaan, juga mempertahankan kemerdekaan tersebut dari penjajahan dan "disintegrasi".

Belajar dari Malaysia

Tepat pukul 14.00 acara dimulai. Acara sempat molor dari waktu yang telah dijadwalkan. Sebelum acara dimulai, ruangan ditengarai oleh alunan musik klasik dan pop Islam yang dimainkan oleh pianis handal milik Darbi. Sosoknya tak asing lagi. Dengan kepiawaian jari-jemarinya, pianis tampan yang biasa dipanggil kak Azhar ini telah berhasil menyulap keadaan sehingga aula TK, Arqam Hall, menjadi hening namun penuh keceriaan.

Jeda. Tak lama setelah peserta berdatangan, acara dimulai. Seperti biasanya, acara dimulai dengan tilawah Al-Qur’an. Pada kesempatan ini dilantunkan oleh al-Akh Nurdin. Pundi-pundi ayat itu begitu menyentuh. Suara merdunya membuat para peserta hanyut. Qad aflahal mu’minun.... Ayat inilah yang dibacakannya.

Tilawah Al-Qur’an selesai. Acara diambil alih oleh Moderator, al-Akh Irfanudin. Sang Moderator menyampaikan bahwa acara yang dikemas menjadi Talk Show ini akan berbicara sekitar pengalaman belajar-mengajar yang diterapkan di Malaysia. Sebelum pembicara menyampaikan materinya yang dikerucutkan dengan judul “Classroom Management”, sang Moderator memperkenalkan pembicara dengan singkat. Beliau adalah Ustadz Abdul Malik salah satu pimpinan Sekolah Menengah Islam Al-Amin Kemaman Malaysia. Ini adalah kunjungan ketiganya ke Darul Abidin. Beliau ditemani 14 orang siswa dan 2 orang guru.

Ustadz Abdul Malik memulai sharing-nya dengan para peserta mengenai pentingnya Bahasa Inggris. Hal ini disampaikan berdasarkan pengalamannya mengajar dan belajar Bahasa Inggris. Menurutnya, bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar belumlah menjiwai Bahasa Inggris sebagai bahasa resmi dunia. Padahal, sebuah bangsa, bisa dinilai besar/kecil dari persepsinya mengenai bahasa ini. Beliau menyebutnya dengan istilah sikap dan mentalitas. Dan hal ini amat terkait dengan worldview/maindset/tashawwur sebuah bangsa. Jika sebuah bangsa menganggap bahasa tidak penting maka lemahlah bangsa tersebut. Lebih jauh lagi dalam dunia pendidikan seperti lembaga pendidikan/sekolah, jika bahasa dengan sastranya tidak menjadi prioritas maka sekolah tersebut seperti tidak memiliki daya saing/nilai lebih. Akhirnya, beliau menutup pembukaannya dengan satu nasehat agar sekolah inipun mampu meningkatkan kwalitasnya dalam bahasa Inggris. Beliau memberi contoh dari hal-hal yang sangat sederhana, bahwa setiap guru harus tahu bahasa-bahasa sederhana/asasi dalam bahasa Inggris. Sambil mendekati seorang peserta beliau mencontohkan, dengan berkata, “What’s your name?”

Masuklah pada masalah inti, yaitu “Classroom Management”. Dari sekian hal yang disorotnya adalah, bahwa karakter/personality menempati posisi terpenting di dalam keberhasilan pembelajaran/pendidikan. Di Malaysia, lanjutnya, seseorang awam dengan sangat mudah membedakan personality seorang guru dari cara bersikap dan penampilannya. Seorang guru/cekgu harus menjadi pribadi yang pantas dicontoh. Jika nuansa perintah dilakukan, maka dirinyalah yang menjadi orang pertama yang melakukan perintah tersebut. Selain itu seorang guru juga harus mempopolerkan sensitifitasnya dengan kepeduliannya terhadap keadaan murid-muridnya. Menurut penelitian, guru termasuk profesi padat masalah, selain profesi tenaga kesehatan seperti dokter/perawat.

Masalah kedua yang tak kalah pentingnya, mengenai kedisiplinan. Titik dari masalah ini adalah, bagaimana membangun karakter siswa menjadi sangat baik. Baginya, keberhasilan sebuah institusi pendidikan tidaklah hanya dilihat dari baiknya peringkat/nilai siswa, tapi lebih dari itu adalah karakter sebagai central of value. Ustadz Abdul Malik pun menyampaikan, bahwa diantara letak keberhasilan problem kedisiplinan di Sekolah Al-Amin adalah, diterapkannya mentoring sebagai sebuah instrumen penguat dalam membentuk karakter siswa.

Acara Talk Show menjadi lebih menarik ketika sesi tanya jawab dibuka oleh moderator. Moderator mempersilahkan salah satu penanya. Penanya pertama bertanya tentang apakah Bahasa Inggris menjadi media pengajaran di setiap mata pelajaran di Malaysia?, kemudian pada tingkah menengah apakah siswa dan siswi digabung (ikhtilath) saat pembelajaran?. Mic pun dialihkan kepada penanya kedua, yang bertanya mengenai apakah kemampuan Bahasa Inggris menjadi syarat diterimanya seorang calon guru di Malaysia?

Sebelum Ustadz Abdul Malik menjawab satu persatu soal-soal tadi, moderator menambahkan, bahwa di Libya atau di negara Timur Tengah lainnya jumlah TKW jauh lebih banyak daripada pekerja di pelayanan publik seperti rumah sakit. Hal ini terjadi karena lemahnya kemampuan berbahasa, terutama Bahasa Inggris. Kita sebagai ummat Islam pun jangan sampai melupakan bahasa ibu, yaitu Bahasa Arab, dimana bahasa ini adalah sarana yang akan memudahkan kita melaksanakan agama Islam, sebab Bahasa Arab adalah bahasa pengantar Al-Qur’an dan Al-Hadits, tambahnya.

Mulailah Ustadz menjawab pertanyaan-pertanyaan, menurutnya, di Malaysia, khususnya di Al-Amin, Bahasa Inggris tidaklah digunakan sebagai bahasa pengantar dalam setiap mata pelajaran, kecuali pada materi Bahasa Inggris sendiri. Tapi di zaman pemerintahan Mahathir pernah diterapkan, bahwa buku-buku Matematika ditulis dengan berbahasa Inggris. Inipun imbas dari politisasi pendidikan, demikian hematnya. Dan Bahasa Inggris tidak mutlak menjadi syarat diterimanya seorang guru, kecuali bagi seorang guru Bahasa Inggris itu sendiri.

Mengenai penggabungan antara siswa dan siswa di sekolah menengah, beliau menyampaikan, bahwa di Al-Amin, tidak diterapkan pemisahan itu, tapi tetap digabungkan, hanya saja saat pengajaran berlangsung, yang siswa diposisikan pada posisi terdepan, dan siswinya di posisi belakang. Tapi penjagaan terhadap adab-adab Islami dalam bergaul begitu sangat ketat diterapkan. Beliau sempat mengkritisi, bahwa ada diantara siswanya yang berkomentar mengenai pola pergaulan antar jenis yang ada di Sekolah Islam Indonesia. Saat di kantin, siswa-siswi dengan leluasa bercengkerama pada satu meja tanpa batas. Lebih lanjut, menurutnya, para gurupun harus berdisiplin. Tidak melakukan sikap in-konsistensi, seperti satu sisi begitu tegas, tapi begitu longgar di antara sesama guru itu sendiri. Sebagai contoh, seorang guru pria tidak canggung berbicara dengan guru perempuan berlama-lamaan di sebuah tempat, apalagi sampai pulang bareng dengan saling berboncengan. Di Malaysia pun, diterapkan, bahwa tempat masuk siswa dan siswi dibedakan.

Penanya ketiga beralih kepada masalah pembangunan karakter, bagaimanakah sistem yang digunakan sekolah dalam rangka membentuk karakter siswa dan apakah ada materi khusus yang disampaikan? Sedangkan penanya terakhir, bertanya mengenai sistem penerapan hukuman cambuk/pukulan, dimana sebelumnya Ustadz Abdul Malik menyinggungnya.

Beliau menjawab pertanyaan ketiga, bahwa yang menjadi sistem pembentukan karakter siswa di Sekolah Al-Amin adalah dengan diterapkannya mentoring sebagai instrumen pengokohnya. Mentoring dilakukan dengan sangat sederhana. Dilakukan sekali dalam satu pekan. Lebih menitikberatkan pada masalah-masalah aplikatif, bukan teoritik. Model pengajaran dilakukan lebih evaluatif terhadap perilaku-perilaku siswa dalam sehari. Setiap siswa memiliki buku khusus berkenaan dengan evaluasinya, mulai dari masalah kedisiplinan perilaku sampai masalah ibadah. Dari masalah yang sangat besar sampai yang kecil sekalipun. Dari masalah yang terpenting sampai masalah yang penting.

Form evaluasi/mutaba’ah dibuat bertingkat, dimulai dari diri sendiri apakah melakukannya sampai pada kepeduliannya terhadap orang lain. Kepedulian kepada orang lain dilakukan sebagai upaya membanguun semangat dakwah. Sebagai contoh: 1. apakah Anda mengerjakan PR hari ini?; 2. apakah Anda mengajak orang lain untuk mengerjakan PR juga?. Contoh lain: 1. apakah hari ini Anda menonton TV?; 2. apakah acara yang Anda tonton hari ini berfaedah?; 3. apakah Anda mengajak orang lain untuk menonton acara yang berfaedah itu? Contoh lain: 1. apakah Anda menggosok gigi hari ini?; 2. apakah Anda mengajak orang lain untuk menggosok gigi hari ini?

Selanjutnya pada masalah hukuman. Di Al-Amin, katanya, hukuman fisik itu diterapkan sebagai cara terakhir di dalam membangun kedisiplinan siswa. Tentu penerapannya memiliki syarat-syarat, yaitu harus pimpinan/principal yang melakukannya dan pelanggaran yang dilakukan merupakan pelanggaran berat (seperti tidak sholat atau berprilaku/berkata lucah/pelecehan). Tausiyah, teguran, sampai sholat taubat yang dibimbing guru menjadi tahapan atau proses yang dilakukan pihak sekolah sampai akhirnya “terpaksa” harus mencambuk/ menghukum siswa dengan pukulan.

Tak terasa, ternyata jarum jam menunjukkan pukul 14.45, dan adzan telah berkumandang. Ustadz Abdul Malik pun menutup penyampaiannya dengan ucapan salam. Sebelum moderator menutup acara dengan do’a kafaratul majelis, dirangkumlah sebuah kesimpulan. Akhdzu mā shofa, wa tarku mā kadar (mengambil yang jernih, dan membuang yang kotor), demikian pendahulu kita mengajarkan. Semoga segala pelajaran dari Malaysia mampu menjadi inspirator dan dapat diamalkan.


Dilaporkan agar menjadi perenungan:
Abu Sabiq, Kelas PAI, 26 Oktober 2010, 11.45

Bencana Mengguncang Pertiwi

Photo: Getty Image/AFP

Email From : mukti imran act.mukti@gmail.com

Dear Sahabat Peduli,

Gempa bumi mengguncang Sumatera Barat, terjadi pada hari Senin, 25 Oktober 2010 jam 21.40 WIB dengan kekuatan 7,2 SR yang berpusat di kepulauan Mentawai di kedalaman 10 km. Gempa ini mengakibatkan Tsunami dengan ketinggian gelombang 3 s/d 7 m dan menyapu wilayah kepulauan Mentawai.

Terpantau Tsunami menimpa 10 Desa dengan rincian pengungsi di Kec. Sikakap, Desa Sikakap ada 150 KK, Desa Muara Taikako 100 KK. Kec. Pagai Utara, desa Silabu ada 150 KK. Kec. Pagai Selatan, Desa Malakopak ada 35 KK. Desa Sinakok ada 50 KK. Desa Malako 45 KK. Kec. Sipora, Desa Bosowa 125.

Data sementara dilaporkan 112 orang tewas, 502 orang Hilang di Mentawai.
Saat ini Tim Rescue Aksi Cepat Tanggap (ACT) sudah dilokasi sejak Selasa (26/10) pagi untuk membantu mengevakuasi korban yang meninggal dan yang masih hidup. Saat ini pengungsi sangat membutuhkan bantuan berupa bahan makanan, air mineral, selimut, obat-obatan, tikar, tenda, genset, perlengkapan wanita, perlengkapan bayi dan balita, juga susu bayi dan balita. Demikian Informasi terakhir yang dapat kami sampaikan. Kami harapkan kabar baiknya segera.

Bantuan dapat di salurkan melalui :
MANDIRI # 101 000 563 4264,
BSM # 101 000 5557
a/n Aksi Cepat Tanggapm
Careline : 021 74144822

Peduli adalah Solusi.
---
MUKHTI
ACT Foundation
Perkantoran Ciputat Indah Permai
Blok B-8, Jl. Ir. H. Juanda No. 50
Ciputat 15419
Telp. +62 21 741 4482
Fax. +62 21 742 0664
Hp 0856 9109 3645

Tuesday, October 26, 2010

Gerakan Ayo Qurban

klik gambar tuk perbesar...

BerQurban, benarkah hanya untuk orang kaya?

Ada dua kejadian yang cukup menggugah hati saya. Dan kalau ditarik ternyata ada benang merah yang saling terkait menghubungkannya. Kejadian pertama, saya baru selesai membaca buku difference for excellence karangan Ashoff Murtadha. Di dalam buku tersebut ada kata-kata yang cukup membuat saya terhenyak. Setidaknya, ini sudah mementahkan tulisan saya yang berjudul Antara Kultum dan Rule Model, salah satu artikel posting saya yang pernah saya tulis beberapa waktu yang lalu. Berikut saya kutip sedikit isi kata-kata dari buku tersebut:

“Untuk menolong si miskin, seseorang tidak perlu menunggu jadi kaya. Untuk menolong orang susah, ia tidak perlu menunggu hidupnya mudah. Untuk menolong orang bodoh, ia tidak perlu menunggu menjadi pintar dulu. Untuk melakukan kebaikan, ia tidak harus menunggu segala sesuatu pada dirinya sempurna dulu. Justru penyempurnaan akan dicapai saat kebaikan itu dijalankan. Penyempurnaan itulah yang akan terus berkembang bersamaan dengan berkembangnya amal kebaikan.”

Duh, saya benar-benar merasa tersindir, sedih dan nelangsa banget membaca kutipan kata-kata tersebut. Jujur, saya termasuk orang yang belum bisa berbuat banyak untuk bisa membantu orang lain. Saya selalu punya seratus satu alasan tiap kali hati ini tergerak untuk berniat membantu sesama. Ah, semoga anda tidak seperti saya, orang yang terlalu banyak berpikir kalau diminta berbuat kebajikan untuk membantu sesama.

Kejadian yang kedua, ini terkait dengan hari raya Idul Adha atau Idul Qurban, hari raya agama Islam yang akan dirayakan seluruh umat muslim, salah satunya termasuk saya, pada tanggal 27 November 2009 nanti. Ada seorang kawan hari Jumat lalu curhat kepada saya. Dulu dia berpikir-- pikiran yang sama seperti pendapat saya – bahwa seorang muslim yang diwajibkan berQurban adalah hanya orang yang sudah mampu saja. Dan definisi mampu disini gambarannya, bukan orang seperti dia yang masih menempuh kuliah, uang masih nodong minta orang tua setiap bulannya, tapi pastilah seseorang yang sudah bekerja dan paling tidak, kaya sehingga mampu untuk berQurban.

Suatu waktu di jaman kuliahnya dulu kawan saya menceritakan berniat akan berQurban karena disuruh oleh orang tuanya. Singkat cerita dia kemudian hunting ke desa-desa untuk mencari kambing buat Qurban. Akhirnya tiba lah dia di sebuah desa di kabupaten Bantul Yogyakarta. Dia mendapati seorang anak desa yatim miskin karena sudah ditinggal mati bapaknya. Anak tersebut punya beberapa ekor kambing yang siap dijual untuk dipakai berQurban. Kawan saya kemudian menceritakan berniat membeli satu ekor kambing yang paling besar diantara kambing lainnya. Tetapi anak tersebut menolak menjualnya. Teman saya kemudian bersikeras mencoba membujuk anak tersebut agar mau menjual kambing yang paling besar tersebut. Tapi anak tersebut tetap bersikeras menolak dan mengatakan: “Silahkan Bapak pilih kambing saya yang lainnya, Pak asal jangan kambing yang paling besar ini.”

Teman saya kemudian menawar: “Berapa harga yang kamu minta untuk kambing yang paling besar ini, Dik? Tolong sebutkan berapa, saya tidak akan nawar dan berapa pun harga yang kau minta saya akan bayar,” tegas kawan saya sedikit memaksa.

Anak tersebut tetap bersikukuh tidak mau menjual kambing yang paling besar tersebut. Selidik punya selidik kawan saya jadi makin penasaran apa yang menjadi alasannya sehingga anak tersebut kekeh, tidak mau menjual kambingnya. Dan inilah alasan anak itu, yang membuat kawan saya jadi tersentak kaget mendengar jawabanya. “Bapak, kambing ini tidak saya jual karena mau saya pakai buat Qurban saya sendiri.”

Betapa terkejutnya kawan saya tersebut mendengar jawaban polos anak tersebut. Anak yang masih kecil, melarat, yang baru menginjak umur belasan tahun, dan masih duduk di bangku kelas 5 SD, yang untuk hidup sehari-hari saja susah, kok ya mau berQurban? Apalagi ini kambing yang paling besar pula, yang tentu saja bagi kebanyakan orang yang mau sedekah tentu merasa eman-eman untuk memakainya buat Qurban. Mending dijual aja buat makan atau biaya hidup lainnya. Toh, dia masih bisa Qurban dengan kambing lainnya yang lebih kecil. Deg! Kawan saya tersebut langsung menangis terharu, tersentuh hatinya mendengar jawaban polos anak tersebut. Jawaban, yang sekali lagi sudah mementahkan pendapat saya dan pendapat dia juga, bahwa berQurban hanya dilakukan oleh orang-orang kaya dan dewasa saja.

Dari dua kejadian ini, setidaknya sudah ada dua kejadian yang merupakan sebuah teguran tuhan kepada saya bahwa untuk tahun ini dan tahun-tahun selanjutnya, seharusnya saya tidak punya alasan lagi untuk menolak berQurban karena berbagai macam alasan.

Semoga cerita ini bisa sedikit menggugah hati anda. Dan harapan saya, meskipun anda yang baca tulisan ini bukan seorang muslim, terlebih seandainya iya, semoga anda bukan termasuk orang seperti saya, yang lupa kepada penciptaNya dan tidak mau berbuat baik membantu meringankan beban sesama, dengan salah satunya mau berQurban buat orang miskin di hari raya Idul Adha. Amin.

Selamat menyambut dan merayakan hari raya Idul Qurban, kawan!



Wednesday, October 20, 2010

Olahraga pagi hari...

Rabu pagi yang cerah ini, siswa-siswi kelas empat SDIT Darul Abidin melaksanakan kegiatan olahraga pagi yang dipimpin oleh pa. Ivan Pramujiana dan pa. Dadang. Dalam kesempatan kali ini, mereka melakukan  latihan pemanasan dan senam tubuh, berlari, dan menggerakkan anggota tubuh menjadi menu khas sehari-hari. Tetapi, ada satu kegiatan yang tak pernah mereka lupakan saat berolahraga adalah kegemaran bermain sepakbola atau futsal.




Latihan peregangan otot tubuh, Mengapa Apakah Peregangan Penting?


Peregangan sangat penting untuk tetap fit. Bahkan jika Anda adalah orang yang pergi ke gym secara teratur dan latihan secara berkala, Anda masih perlu melakukan latihan peregangan sehingga Anda dapat tetap fit. Latihan peregangan mempromosikan manfaat dari latihan. Peregangan bukanlah olahraga, tetapi merupakan bagian dari pekerjaan keluar.
   
Orang harus memahami perbedaan antara peregangan dan olahraga. Ini adalah bagian yang sangat penting dari pekerjaan keluar karena meningkatkan fleksibilitas tubuh Anda. Ketika otot dan sendi tubuh yang fleksibel, Anda kurang rentan terhadap cedera.

Itu sebabnya kebanyakan instruktur olahraga merekomendasikan peregangan sebelum latihan. Ketika Anda meregangkan tubuh Anda, otot-otot cenderung melonggarkan, dan mereka pun siap untuk semua gerakan tubuh Anda mengalami. Sendi bergerak lebih mudah seolah-olah mereka dilumasi. Peregangan juga meningkatkan suplai darah ke ligamen dan sendi dan itulah sebabnya mereka lebih dilumasi. Latihan peregangan juga digunakan untuk pendinginan tubuh setelah sesi latihan. Sendi cenderung menjadi kaku karena les ini.

Biasanya latihan cenderung membuat tubuh kaku dan peregangan membantu mengurangi kekakuan. Ini meningkatkan energi dalam tubuh dan juga meningkatkan penurunan berat badan. Tubuh cenderung menggunakan energi m0ore daripada biasanya dan juga anda membakar lebih banyak lemak sebagai hasilnya. Peregangan disarankan untuk orang yang baru sembuh dari sakit otot dan nyeri sendi juga. Latihan peregangan dasar tetapi mereka mempercepat proses pemulihan.

sumber: scumdoctor

Monday, October 18, 2010

"Happening Art"

SDIT Darul Abidin - Depok.
Pembaca yang budiman, kegiatan dibawah ini adalah salah satu kegiatan siswa-siswi kelas dua SDIT Darul Abidin dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan kurikulum tematik. Bapak dan Ibu guru yang penuh dengan keseriusan dan persiapan matang melaksanakan tugas mengajar, dan mendidik siswa-siswi dengan penuh tanggung jawab. Kali ini di hari Senin, bertemakan "Happening Art". Selamat menyimak....

Web 3: Happening Art
Tema kegiatan sehari-hari

Scene 1: Kegiatan pagi hari (IPA: Kegunaan Benda)
Hari Senin, Didi bangun pukul 05.00 pagi. Didi segera merapikan tempat tidurnya, mandi pagi, dan sholat subuh. Kemudian Didi menyiapkan
perlengkapan sekolah, seperti pensil, buku tulis, penggaris, buku pelajaran, dan tugas dari guru yaitu membawa foto kenangan. Sebelum berangkat sekolah. Didi sarapan pagi bersama
ayah, ibu, dan UUn.
Ibu: "Ayo, sarapan.....!

Scene 2: perjalanan ke sekolah (Math: soal cerita)
Saat menuju sekolah, Didi dan Uun melihat ada penjual mangga. Penjual mangga itu membawa 2 keranjang mangga. Salah satu keranjang berisi 352 buah mangga dan keranjang lainnya berisi 128 buah mangga. Berapa ya jumlah seluruh mangga yang dijual?. Tidak lama kemudian, ibu Titin membeli mangga sebanyak 74 buah. Berapakah mangga yang masih tersisa?.

Scene 3: Di sekolah (IPS: Barang Kenangan)
Ketika belajar, bu. guru menanyakan tugas yang dibawa anak-anak, yaitu foto kenangan. Ibu guru meminta Didi untuk menceritakan kenangan tersebut. Setelah selesai membahas foto kenangan, bel pun berbunyi. Didi dan teman-teman pulang ke rumah masing-masing.

Scene 4: Di rumah (english)
Setelah di rumah, Didi dan adiknya, Uun, beristirahat tidur siang. Malam harinya, Didi dan Uun makan malam bersama keluarga. Sambil makan malam, mereka bercakap-cakap menggunakan bahasa inggris.

Uun          : "What are you doing, Didi?"
Didi          : "I am eating chicken soup, and what about you, Uun?"
Uun          : "I am eating an egg and drinking an orange juice."
Dad          : "Didi and Uun, look at the floor, Whaat is the cat doing?"
Didi          : "Oh,, the cat is sleeping"
Ibu           : "Okay,let's finish our dinner".
Didi & Uun : "Yes, mam...."
Uun          : "I feel sleepy after eating. May I go to my bedroom ?"
Didi, Dad, Mom: "You may, Good night..."

Akhirnya, Didi dan Uun pergi ke kamar masing-masing. Mereka beristirahat sampai sholat shubuh. Setelah itu merekapun melanjutkan kegiatan sehari-hari seperti biasanya.mr

Friday, October 15, 2010

Mengembalikan file yang hilang karena virus....

Salam pembaca yang baik, bagaimana kabar anda hari ini???
Sampai saat ini, penulis dikejutkan dengan hadirnya beraneka ragam Flash Disk, Hard Disk, maupun Removable Disk lain,  dari Bapak/Ibu guru yang terjangkiti virus, entah jenis H1N1, DBD, ataukah virus flu yang sekarang sudah agak lama tak terdengar. "Wong burung yang kena virus, kok ayam yang kena potong dan jadi sasarannya", ucap salah seorang Ustadz di kampung.

Kembali ke topik virus diatas, mari kita siapkan secangkir kopi hangat, dua buah roti gambang, dengarkan lagu terbaik dari playlist mp3 kita tuk menemani kerja seharian. hehehe.... beberapa antivirus yang penulis rekomendasikan untuk menghapus virus yang beredar adalah dengan SMADAV 8.3, walaupun dengan SMADAV 8.3 ini dapat terdeteksi virus, tapi tak sempurna membersihkan virusnya, kelebihannya ialah SMADAV dapat mengembalikan file yang di hidden oleh virus.

Anti virus kedua adalah, Mcafee versi baru dapat langsung men-detect dan mengembalikan file yang di hidden oleh virus, kelemahan dari Mcafee adalah program yang agak berat dibandingkan SMADAV yang telah familiar dengan user lokal. hehehe....

Dari kedua jenis anti virus diatas coba juga cara lain untuk mengembalikan file yang di-hidden oleh virus dengan langkah sebagai berikut: Klik Start....Run.......cmd....D: tekan enter lalu di D:/ ketikkan attrib –s –h *.* /s /d

Selamat mencoba....
Hasil rekomendasi diatas adalah rekomendasi pribadi penulis, silakan komentar dan berikan saran juga kritik anda demi kemajuan blog SDIT Darul Abidin. Terima kasih....mr

Thursday, October 14, 2010

JADI EDISON, SIAPA TAKUT!

Diposting oleh:Rumah Dunia

Oleh Gola Gong
Suatu hari, anak kedua saya; Abi (6 tahun) menangis karena jempol tangan kirinya tersayat pisau. Saya menasehati dia, bahwa peristiwa ini adalah pengalaman berharga baginya, sehingga di waktu yang akan datang jika memegang pisau akan hati-hati. Kakaknya, Bella (7 tahun) langsung merespon, “Abi, pengalaman kamu ini bisa kamu tulis, dibikin cerita, terus dapat uang.”

GIGIH
Ya, pengalaman sehari-hari bisa menjadi inspirasi bagi kita menulis cerpen atau novel. JK Rowling si “tukang sihir” berpesan, bahwa tuliskanlah sesuatu yang dekat dengan kita. Saya juga begitu. Tapi, tetap dengan riset ke lapangan (field research); melakukan observasi dan wawancara atau di rumah saja (desk research), membaca buku dan menjelajahi internet. Kita tahu, JK Rowling ketika menulis Harry Potter melakukan dua hal itu untuk memperkuat latar tempatnya; sekolah Howgart yang menyihir puluhan juta pembaca dimanapun berada.
Lantas bagaimana memulai menuliskannya? Para (calon) pengarang pemula selalu merasa takut ketika hendak memulai menuliskannya. Ide sudah didapat. Sinopsis sudah dibuat. Para tokoh dan karakter komplet. Konflik aduhai. Ending mengejutkan atau menggetarkan. So, menunggu apa lagi? Thomas Alfa Edison, penemu listrik itu, mengalami kegagalan sebanyak 9000-an kali. Tapi dia tidak kapok-kapok. Apa kata dia? “Itu berarti saya jadi mengetahui, bahwa ada 9000 jenis materi yang jika digabungkan tidak bisa menghasilkan listrik!” Apa yang akan terjadi jika Edison menyerah? Tidak akan ada listrik di bumi ini! Artinya, menulis adalah pekerjaan yang membutuhkan ketekunan seperti seorang Edison, gigih, kesungguhan hati, kekerasan hati, dan tentu kerja keras. Gagal dengan tulisan, menulis lagi.
Jika menulis diibaratkan kita sedang menaiki sepeda motor, membaca buku adalah bensinnya. Di kelas menulis Rumah Dunia, 4 ketrampilan berbahasa adalah prosedur yang harus ditempuh jika ingin bisa menuangkan gagasan dalam bentuk karangan. Pertama, dia harus mau mendengar, berbicara, membaca, dan akhirnya menulis. Keempat hal ini adalah prasarat utama sebelum kita betul-betul menjadi pengarang profesional. Dan jurnalistik adalah modal awal menuju sastra.

BERANI
Sekedar berbagi pengalaman. Setiap pagi saya berangkat kerja dari tempat kos di daerah Kebon Jeruk melewati gang-gang sempit. Kesempatan ini saya pergunakan juga untuk riest lapangan. Saya memperhatikan sekeliling. Tembok-tembok mengungkung dengan pintu kecil sebagai jalan tembus, dibuka jam 06.00 dan ditutup jam 22.00 WIB. Jika melewati jam itu, semua orang harus memutar jika ingin pulang. Di parkiran gedung, saya biasa membeli sarapan bungkus dari lelaki setengah baya. Sambil membeli sarapan, saya melakukan wawancara. Saya perhatikan sepedanya yang sudah tua. Di jok belakangnya ada dua kotak besar seperti para penjual koran. Di dalam dua kotak itulah puluhan nasi bungkus disimpan.
Lantas ketika saya hendak menuliskannya, janganlah terlalu banyak berpikir ini-itu; khawatir kosa kata kita tidak bagus. Tuliskan saja. Jangan takut. Jika ada batu menghadang, hantam saja. Artinya, mengawali menulis itu perlu keberanian. Bahkan keberanian melawan perasaan takut salah. Bacalah saat saya menuliskannya di buku harian:
Pak Adil menuntun sepeda gunung tuanya di gang perkampungan. Tangan kanannya memegangi kotak besar yang diikatkan di boncengan dan tangan kirinya mencengkram stang sepeda. Di kotak besar itulah selama 7 tahun hidup diri, anak, serta istrinya bergantung. Di sisi kanannya tembok tinggi pembatas sebuah perusahaan besar, yang dibatasi oleh selokan selebar 2 meter. Jika hujan lebat, kampungnya akan kebanjiran setinggi lutut. Kampungnya persis terkurung di tengah-tengah perkantoran dan pertokoan. Untuk mencapai jalan raya, pihak menejemen pertokoan membuatkan pintu masuk, yang dibuka pada jam 6 pagi dan ditutup jam 10 malam. Jika pintu ini ditutup, mereka harus memutar sejauh 2 kilometer.
Kemudian catatan di buku harian itu jadi kalimat pembuka cerpen saya ; Pak Adil Mencari Keadilan (dimuat di Republika Minggu, April 2005). Begitulah saya mengawalinya. Tuliskan saja apa yang kamu alami, lihat dan rasakan. Saya melewati “proses menjadi” pedagang nasi bungkus itu. Bukan sebagai diri saya yang melihat dan merasakan saja. Inilah saat yang tepat ketika berpikir; bahwa saya memutuskan “sudut pandang” (point of view) dari cerita fiksi yang akan ditulis sebagai pedagang nasi bungkus yang saya namai “Pak Adil” (unsur “who”). Selebihnya, sayap-sayap imajinasi saya yang berperan.
BERTANYA
Dengan menggunakan formula 5W + 1H, saya selalu memulai hari dengan bertanya. Ya, bertanya bagian dari riset lapangan juga. Jangan pernah malu bertanya, jika tidak ingin tersesat. Dengan bertnya, saya mendapatkan informasi tentang banyak hal. Apa saja. Misalnya suatu hari, saya jalan pagi di pasar Klewer, Solo. Saya melihat banyak peristiwa. Ada yang menyapu jalan, membuka toko, dan mbok-mbok nasi liwet di emperan toko. Lagi-lagi saya harus menentukan sudut pandang. Harus ada “proses menjadi”. Saya tidak ingin hanya menuliskan “saya” yang “merasakan”, tapi saya “harus menjadi” pedagang nasi liwet.
Hal pertama yang saya lakukan adalah sarapan pagi di sana dan melakukan wawancara ringan, agar muncul empati di dalam jiwa saya. Langkah awal, saya menuliskannya di buku harian sebelum mempunyai waktu cukup untuk menuliskan ulang dalam bentuk cerpen. Saya mencoba menggunakan sudut pandang “aku” pedagang nasi liwet. Dengan “proses menjadi” pedagang nasi liwet ada semacam tantangan. Bacalah paragraf pembuka cerpen saya; Kidung Pagi di Pasar Klewer (Republika Minggu, Januari 2004):
Aku letakkan bakul berisi nasi liwet, beberapa potong ayam, telor, kanil di teras toko. Hari masih pagi benar. Toko-toko buka nanti jam sembilan. Beberapa anak jalanan yang suka nge-lem masih malas bergeletakan di emperan toko. Tubuh mereka yang penuh daki jalanan dan berbalut celana rombeng, diselimuti kain spanduk. Beberapa mas becak juga meringkuk seperti kucing dengan menyesuaikan luas ruangan untuk penumpang di becaknya. Bunyi adzan shubuh rupanya tak membangkitkan seleranya untuk pergi ke mesjid Agung di sebelah barat alun-alun keraton. Beberapa mobil angkutan kota berwarna kuning melintas. Pasar Klewer juga masih sepi. Sangat berbeda dengan suasana selepas jam delapan pagi. Penuh sesak dengan manusia….
Dari sudut pandang “aku” (who) saya menyertakan juga unsur “where” (latar tempat di Pasar Klewer, Solo). Bahkan ada “who” yang lain, seperti tukang becak dan anak jalanan yang suka nge-lem (menghirup aroma alkohol dari lem agar mabuk). Nah, tidak perlu takut lagi ‘kan? Edison saja 9000 kali gagal! Masak kita kalah!
***
Rumah Dunia, 25 November 2005
*) Dimuat di rubrik “Bengkel Cerpen Annida”, Edisi 15 Desenber 2005.
*) Foto: Abi, anak keduaku yang berumur 6 tahun, sedang menggenggam novel-novelku.(dok.pri)

Tuesday, October 12, 2010

Persiapan ujian tuk kamu-kamu…

• Ketika kamu melakukan ujian, kamu sedang mendemonstrasikan kemampuanmu dalam memahami materi pelajaran, atau dalam melakukan tugas-tugas tertentu.

• Ujian memberikan dasar evaluasi dan penilaian terhadap perkembangan belajarmu.

• Ada beberapa kondisi lingkungan, termasuk sikap dan kondisimu sendiri, yang mempengaruhimu dalam melakukan ujian.

Sepuluh tips untuk membantu kamu dalam mengerjakan ujian:

• Datanglah dengan persiapan yang matang dan lebih awal.

Bawalah semua alat tulis yang kamu butuhkan, seperti pensil, pulpen, kalkulator, kamus, jam (tangan), penghapus, tip ex, penggaris, dan lain-lainnya. Perlengkapan ini akan membantumu untuk tetap konsentrasi selama mengerjakan ujian.

• Tenang dan percaya diri.

Ingatkan dirimu bahwa kamu sudah siap sedia dan akan mengerjakan ujian dengan baik.

• Bersantailah tapi waspada.

Pilihlah kursi atau tempat yang nyaman untuk mengerjakan ujian. Pastikan kamu mendapatkan tempat yang cukup untuk mengerjakannya. Pertahankan posisi duduk tegak.

• Preview soal-soal ujianmu dulu (bila ujian memiliki waktu tidak terbatas)

Luangkan 10% dari keseluruhan waktu ujian untuk membaca soal-soal ujian secara mendalam, tandai kata-kata kunci dan putuskan berapa waktu yang diperlukan untuk menjawab masing-masing soal. Rencanakan untuk mengerjakan soal yang mudah dulu, baru soal yang tersulit. Ketika kamu membaca soal-soal, catat juga ide-ide yang muncul yang akan digunakan sebagai jawaban.

• Jawab soal-soal ujian secara strategis.

Mulai dengan menjawab pertanyaan mudah yang kamu ketahui, kemudian dengan soal-soal yang memiliki nilai tertinggi. Pertanyaan terakhir yang seharusnya kamu kerjakan adalah: soal paling sulit, yang membutuhkan waktu lama untuk menulis jawabannya, memiliki nilai terkecil.

• Ketika mengerjakan soal-soal pilihan ganda, ketahuilah jawaban yang harus dipilih/ditebak.

Mula-mulai, abaikan jawaban yang kamu tahu salah. Tebaklah selalu suatu pilihan jawaban ketika tidak ada hukuman pengurangan nilai, atau ketika tidak ada pilihan jawaban yang dapat kamu abaikan. Jangan menebak suatu pilihan jawaban ketika kamu tidak mengetahui secara pasti dan ketika hukuman pengurangan nilai digunakan. Karena pilihan pertama akan jawabanmu biasanya benar, jangan menggantinya kecuali bila kamu yakin akan koreksi yang kamu lakukan.

• Ketika mengerjakan soal ujian esai, pikirkan dulu jawabannya sebelum menulis.

Buat kerangka jawaban singkat untuk esai dengan mencatat dulu beberapa ide yang ingin kamu tulis. Kemudian nomori ide-ide tersebut untuk mengurutkan mana yang hendak kamu diskusikan dulu.

• Ketika mengerjakan soal ujian esai, jawab langsung poin utamanya.

Tulis kalimat pokokmu pada kalimat pertama. Gunakan paragraf pertama sebagai overview esaimu. Gunakan paragraf-paragraf selanjutnya untuk mendiskusikan poin-poin utama secara mendetil. Dukung poinmu dengan informasi spesifik, contoh, atau kutipan dari bacaan atau catatanmu.

• Sisihkan 10% waktumu untuk memeriksa ulang jawabanmu.

Periksa jawabanmu; hindari keinginan untuk segera meninggalkan kelas segera setelah kamu menjawab semua soal-soal ujian. Periksa lagi bahwa kamu telah menyelesaikan semua pertanyaan. Baca ulang jawabanmu untuk memeriksa ejaan, struktur bahasa dan tanda baca. Untuk jawaban matematika, periksa bila ada kecerobohan (misalnya salah meletakkan desimal). Bandingkan jawaban matematikamu yang sebenarnya dengan penghitungan ringkas.

• Analisa hasil ujianmu.

Setiap ujian dapat membantumu dalam mempersiapkan diri untuk ujian selanjutnya. Putuskan strategi mana yang sesuai denganmu. Tentukan strategi mana yang tidak berhasil dan ubahlah. Gunakan kertas ujian sebelumnya ketika belajar untuk ujian akhir.

________________________________________
Sumber dari: Link ini http://yruntulalo.wordpress.com/

Monday, October 11, 2010

Ujian Tengah Semester 2010

Salam pembaca yang budiman. Pada awal tahun pelajaran 2010/2011 ini, siswa- siswi mempunyai hajat besar, yakni: UTS (Ujian Tengah Semester) yang dilaksanakan mulai tanggal 11-15 Oktober 2010. Adapun beberapa pelajaran utama yang di UTS-kan kali ini adalah Bahasa Indonesia, Matematika, IPS, IPA, Bahasa Inggris, Bahasa Sunda, PAI, dan lain-lain.

Kegiatan UTS kali ini, siswa- siswi SDIT Darul Abidin pulang lebih cepat dari jadwal semula, yakni pukul 12.30 WIB. Semoga UTS kali ini mampu menjadi tolak ukur keberhasilan siswa hingga mampu memberikan hasil terbaik untuk siswa-siswi SDIT Darul Abidin.
Adapun pembagian raport tengah semester akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 30 Oktober 2010. Mulai pukul 08.00-11.30 WIB.

Teriring do’a dan salam kepada ayah/bunda semoga masih tetap dalam lindungan-Nya. Mari bersama-sama kita berdo’a semoga siswa-siswi kita menjadi generasi pembawa kebaikan dan penerus para pejuang yang membanggakan, di dunia maupun di akhirat. Amin.mr

Monday, October 04, 2010

Selamat Hari Guru Sedunia

Besok, 5 Oktober adalah tanggal dimana hari GURU sedunia ditetapkan, Dalam kaitannya dengan peringatan Hari Guru ini saya teringat dengan tulisan Steve Brunkhorst yang berjudul The Teachers I Will Always Remember (http://www.goal-setting-guide.com/articles/inspirational/InspiringValuesofTeachers.html) yang saya sadur berikut ini. Kita semua ingat guru yang spesial—orang yang tidak hanya mengajarkan kita, tetapi juga mengilhami dan mengubah hidup kita. William Arthur Ward pernah berujar “Guru yang biasa-biasa saja memberitahu. Guru yang baik menjelaskan. Guru yang unggul mendemonstrasikan. Guru yang istimewa mengilhami.” Berikut adalah lima hal penting yang dilakukan para guru yang tidak terlupakan.
• Pertama, mereka mengajarkan arti penting belajar dan pengetahuan. Guru seperti ini sangat antusias mengenai pelajaran yang mereka ampu. Namun, mereka tidak sekadar memberikan pengetahuan. Mereka menunjukkan bagaimana belajar dapat meningkatkan kreativitas, menggugah minat, dan menguak bakat. Mereka menanamkan rasa ingin tahu dalam diri peserta didik dan mematri keinginan yang tak pernah pupus untuk terus belajar.
• Kedua, mereka mengajarkan nilai-nilai kehormatan. Mereka memperlakukan orang lain dengan sikap hormat yang tulus. Mereka menjelaskan betapa kata-kata yang baik, dan adakalanya diam, dapat mencegah timbulnya pertikaian yang menyakitkan dan dapat mengubah musuh menjadi teman. Mereka mengajarkan pentingnya sikap hormat bagi masyarakat dan juga bagi individu.
• Ketiga, mereka mengajarkan pentingnya integritas. Mereka menunjukkan empati terhadap mereka yang sedang sakit atau mengalami musibah. Mereka akan berusaha keras untuk dapat memberikan bantuan. Etika mereka mengilhami para murid untuk berani menghadapi tantangan kehidupan dan melakukannya dengan penuh kejujuran, kehormatan, dan harkat diri.
• Keempat, mereka mengajarkan tanggung jawab. Mereka mengajarkan bahwa setiap tindakan mengandung konsekuensi dan orang yang melakukannya bertanggung jawab atas pilihan tindakannya. Mereka menekankan untuk tidak gampang menyalahkan orang lain. Mereka mengajarkan bahwa setiap murid akhirnya bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan dampaknya bagi kehidupan mereka di kemudian hari.
• Kelima, mereka mengajarkan pentingnya keteguhan hati dan kesabaran. Mereka mengajarkan bahwa pendidikan berlangsung sepanjang hayat. Mereka bercerita tentang masa-masa sulit yang mereka hadapi dan betapa Tuhan telah mengubah kesulitan itu menjadi berkah. Mereka mengajarkan murid mereka untuk tidak gampang menyerah. Mereka mengajarkan bahwa keyakinan adalah jaminan untuk hal-hal yang belum terwujud.

Tidak semua guru yang mengilhami ini mengajar dalam kelas formal. Boleh jadi pendidikan formal mereka pun belum memadai dan mungkin juga belum memperoleh sertifikat sebagai pendidik. Sebagian dari mereka boleh jadi masih mengajar dalam usia yang tidak muda lagi, tetapi pendidikan yang mereka berikan tidak ternilai harganya. Saya percaya bahwa hadiah paling berharga yang dapat kita berikan kepada anak-anak kita adalah nilai-nilai yang sama seperti yang dilakoni oleh para guru yang tak terlupakan itu. Nantinya, kitapun boleh berbesar hati dengan harapan bahwa anak-anak kita juga akan menjadi guru yang tak terlupakan, sekalipun mereka tidak berprofesi sebagai guru, dengan berbagi nilai-nilai yang mengilhami kebahagiaan dan keyakinan bagi generasi masa depan.

Saya ingin menutup catatan saya hari ini dengan lirik hymne guru yang berjudul Pahlawan Pembangun Insan Cendekia (judul semula Pahlawan Tanpa Tanda Jasa diciptakan oleh Sartono), yang dinyanyikan dengan sangat menyentuh hati.

"Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
S’bagai prasasti trima kasihku tuk pengabdianmu

Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan pembangun insan cendekia"

Selamat Hari Guru Sedunia, kepada Seluruh Guru di Seisi dunia, juga kepada Bapak/Ibu Guru SIT Darul Abidin khususnya, semoga tambah berkah dan dalam petunjuk-Nya, hingga bukan hanya menjadi teladan tapi juga menjadi pencerah dan pendidik penghasil generasi terbaik. Amin.
Oleh Agus Dharma, SH, Ph.d
(Agus D’Willy, Mansur)

Manajemen Pelatihan

Mau Baca Buku Manajemen Pelatihan, silakan klik link dibawah ini....
BACA BUKU