Lensa Darbi

Thursday, October 28, 2010

Antara Satria Mandala dan Nasionalisme

SDIT Darul Abidin - Depok

Pukul 07.25 WIB, siswa-siswi kelas lima SDIT Darul Abidin segera berangkat menuju Museum Satria Mandala, setelah menunggu beberapa saat memberi kesempatan teman-teman yang belum hadir. Dalam kunjungan wisata belajar ini, siswa-siswi kelas lima dibimbing oleh Pa. Mas'ud, Pa. Ghulam, Bu. Zulfa, dan Bu. Achi.

Kelas lima yang terdiri dari kelas lima mekah dan kelas lima madinah mendapatkan banyak ilmu pengetahuan dan pengalaman menarik selama kunjungannya di Museum Satria Mandala. Beberapa diorama yang berisi tentang kilas balik perjuangan militer dan rakyat Indonesia dalam melawan penjajahan dan meraih kemerdekaan, juga mempertahankan kemerdekaan tersebut dari penjajahan dan "disintegrasi".

Beberapa diorama tersebut juga mengisahkan beberapa peristiwa penting dalam perjalanan Indonesia menjadi sebuah bangsa yang besar dan diakui oleh bangsa-bangsa lain di dunia internasional. Beda dengan diorama, berbeda juga dengan benda-benda sejarah yaitu beberapa kendaraan tempur, perlengkapan senjata, bahkan ada juga tandu sang panglima besar "Jendral Soedirman" dalam memimpin pertempuran gerilya di kuburan cina Ambarawa.

Di dalam Museum Satria Mandala juga terdapat dua buah ruangan baru yang agak besar, khusus untuk menghormati jasa-jasa dua jendral besar. yakni, Jendral A.H. Nasution dan Jendral Soeharto. Kedua ruangan ini melengkapi dua buah ruangan dua jendral yang sudah terlebih dahulu terpajang dengan gagahnya. Yakni, ruang panglima besar Jendral Soedirman dan Letnan Jendral Urip Sumohardjo. Senjata-senjata kuno dan senjata modern terpampang juga dalam beberapa ruangan besar diantaranya ada AK 47, Schmeisser MP.40 buatan Jerman Barat dalam perang dunia. Terdapat pula kendaraan baja mobil sedan Dodge Dart buatan AS yang dipakai Kolonel M. Jusuf dalam pemulihan keamanan Sulawesi Selatan.

Diorama yang membanggakan sekaligus mengharukan adalah ketika penulis memasuki ruang pertama. Diorama tersebut menggambarkan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Tepat pada pukul 10.00 WIB pagi hari. Bertempat di jalan Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jl. Proklamasi). Ir. Soekarno dengan didampingi oleh Drs. Moh. Hatta membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan diiringi dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Hadir dalam upacara proklamasi kemerdekaan itu antara lain sebagian dari para Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, Walikota Jakarta, para pemuda dan rakyat Jakarta.Dengan kesederhanaan dan penuh tekad juga keberanian, proklamator dan seluruh peserta yang hadir mengubah wajah Indonesia dimata dunia, menjadi bangsa merdeka dan diakui oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Subhanallah ....

Perjalanan kembali berlanjut ke Museum Nasional, atau lebih terkenal dengan sebutan Museum Gajah karena memiliki patung gajah didepan bangunannya. Museum ini merupakan museum yang mempunyai perkemabangan cukup pesat, mengingat kondisi bangunan yang semakin layak dan semakin bersih, tidak seperti bangunan sejenis yang kurang terawat.

Dari luar tampak sang gajah menunjukkan keangkuhannya, tampak penjual mainan dan cendera mata yang mulai khawatir akan nasib dagangannya. Pak Mas'ud yang memesan tiket tuk seluruh peserta segera bersiap di depan meja informasi. Masuk kedalam museum siswa-siswi disuguhkan dengan beranekaragam patung baik kecil maupun besar menghiasi setiap ujung dan sudut ruangan di Museum ini. Siswa-siswi mengikuti pengarahan dan informasi yang disampaikan oleh pemandu dari museum gajah. Sesaat kemudian mereka menuju ruang pameran, yakni terdapat berbagai macam benda kuno dan bersejarah milik bangsa Indonesia, keragaman budaya, adat istiadat, agama, dan latar belakang mampu menciptakan perpaduan yang indah, dan dibanggakan bangsa-bangsa dunia, ini terlihat dari banyaknya sekolah-sekolah, dan wisatawan asing yang penulis lihat dan perhatikan disekitar museum, ternyata mereka sangat menghargai dan begitu tertarik akan kebudayaan dan keindahan Indonesia. Ini terbukti, dengan antusias dan semangatnya mereka menyaksikan dan mengambil beberapa jepretan foto untuk mereka bawa pulang dan pelajari.
Ruangan terbaru dalam Museum Nasional adalah ruangan musik asli Indonesia, dimana terpampang segala jenis alat musik asli Indonesia. Mulai dari Angklung, calung, gambang, gendang, gamelan, dan lainnya. Terpampang juga artis dan seniman legendaris bangsa Indonesia yang menjadi kebanggan bangsa, diantaranya Udjo Ngalagena, Ismail Marzuki, Benyamin S, Iwan Fals, Toni Koeswoyo, H. Rhoma Irama, dan lain-lainnya.
Siswa-siswi kelas lima juga berhasil mengetahui berbagai kebudayaan rakyat Indonesia, mulai dari Bali, Bugis, Banten, tanah Jawa, dan lainnya. Istirahat, Makan dan Sholat di Masjid Istiqlal menjadi penutup kegiatan siswa-siswi kelas lima SDIT Darul Abidin dalam kegiatan outing class semester ini.
Semoga kegiatan ini membawa banyak manfaat dan ilmu pengetahuan, sehingga memberikan wawasan dan pengalaman berharga bagi mereka untuk mencintai Bangsa Indonesia dan segala macam kebudayaan dan sejarahnya. Terima kasih kami sampaikan untuk Ayah/Bunda, Bapak/ibu guru, dan siswa-siswi SDIT Darul Abidin khususnya kelas lima atas partisipasi dan bantuannya hingga terlaksananya kegiatan ini. mr

No comments: