Lensa Darbi

Friday, March 04, 2011

Nenek Pemungut Daun

Dahulu disebuah kota Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Dia menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, di pergi ke Masjid Agung di kota itu. Dia berwudu, masuk kedalam masjid, dan melakukan sholat dzuhur. Setelah membaca wirid sekadarnya, dia keluar masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid.

Dia mengumpulkan daun yang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembar pun dia lewatkan. Tentu saja agak lama dia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal matahari Madura di siang hari sungguh menyengat.

Keringat membasahi seluruh tubuhnya.Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya. Pada suatu hari takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua itu datang. Pada hari itu, dia datang dan langsung masuk masjid. Usai shalat, ketika dia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, dia terkejut. Tidak ada satu pun daun terserak di situ. Dia kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Dia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah disapukan sebelum kedatangannya. Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya.

"Jika kalian kasihan kepadaku," kata nenek itu,"berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya." singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa. Seorang Kiai terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa dia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu. Perempuan tua itu mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat: Pertama, hanya Pak Kiai yang mendengarkan rahasianya; kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika dia masih hidup.

Sekarang dia sudah meninggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu.

"Saya ini perempuan bodoh, Pak Kiai," tuturnya. "saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada Hari Akhir tanpa syafaat kanjeng Nabi Muhammad. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan salawat kepadanya.

hikmah DD...

No comments: