BAGI SISWA- SISWI YANG INGIN MENDAPATKAN FOTO- FOTO PASDA LEBIH BANYAK. SILAKAN KLIK LINK DI BAWAH INI
DOWNLOAD PHOTO PASDA 2010


Penyambung Silaturrahim Sekolah dan Orang Tua Sekolah Islam Terpadu Darul Abidin
Allah SWT mengilhamkan kepada jiwa manusia dua jalan, kejahatan dan ketakwaan. ''Dan (demi) jiwa dan penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.'' (QS Asy-Syams [91]: 7-10).
Jiwa manusia laksana air. Akan tetap jernih apabila dirawat dan disucikan. Apa pun yang dimasukkan ke dalam air jernih, dengan mudah bisa dilihat dan dikenali. Namun, akan sulit melihat dan mengenali benda yang dimasukkan dalam air yang hitam pekat.
Jiwa manusia akan menjadi hitam jika kemaksiatan dan perbuatan dosa terus dilakukannya. Pada jiwa seperti ini, penyakit hati mulai menjangkiti. Iri, dengki, dan serakah mulai tumbuh. Jiwa ini sulit ditembus cahaya dan petunjuk Allah disebabkan pekatnya kotoran dosa.
Akibatnya, jiwa tidak bisa membedakan lagi mana jalan yang diperintahkan dan jalan yang terlarang. Semua dianggapnya sama.
Jalan kefasikan dinilainya tidak berdosa jika dilalui, sedangkan jalan kebaikan dinilainya sia-sia untuk dilakukan. Orang-orang yang berjiwa demikian tidak akan bisa merasakan keikhlasan, kesabaran, dan lapang dada.
Adapun jiwa yang dihiasi ketaatan serta amalan saleh akan menjadi lebih bersih, sehat, dan segar. Cahaya dan petunjuk Ilahi akan tembus meresap dan mengendap dalam relungnya. Jiwa ini akan lebih mudah membaca dan menyimpulkan setiap isyarat di hadapannya dan ayat alam di sekelilingnya. Ia punya prasangka baik (husnuzhan) kepada Allah, optimistis dan lapang dada.
Banyak jalan yang bisa ditempuh untuk membersihkan jiwa. Di antaranya dengan berzikir, membaca Alquran, dan shalat. Dzikrullah yang dibarengi pengenalan tentang zat Allah (ma'rifatullah) akan mengundang kepasrahan kepada Allah dan syariah-Nya, sehingga jiwa menjadi tenang (QS Ar-Ra'du [13]: 28), dan hatinya bergetar karena rasa takut dan berharap kepada-Nya (QS Al-Anfal [8]: 2).
Selanjutnya, membaca Alquran yang disertai pendalaman kandungannya akan meningkatkan keimanan pembacanya dan menambah kecintaan kepada bacaan mulia ini. Juga, menjadi pendorong baginya untuk mencintai Zat Yang menurunkan kalam ini.
Adapun shalat merupakan bukti ketundukan seorang hamba kepada Khaliknya. Shalat mengantarkan pelakunya mampu menepis perbuatan keji dan mungkar (QS Al-Ankabut [29]: 45) dalam kehidupan sehari-hari. Di saat kejahatan merebak di masyarakat, pembersihan jiwa hendaknya dilakukan setiap insan Muslim. Oleh karenanya, mari bersihkan jiwa, mulai dari kita sendiri.
Allah SWT mengilhamkan kepada jiwa manusia dua jalan, kejahatan dan ketakwaan. ''Dan (demi) jiwa dan penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.'' (QS Asy-Syams [91]: 7-10).
Jiwa manusia laksana air. Akan tetap jernih apabila dirawat dan disucikan. Apa pun yang dimasukkan ke dalam air jernih, dengan mudah bisa dilihat dan dikenali. Namun, akan sulit melihat dan mengenali benda yang dimasukkan dalam air yang hitam pekat.
Jiwa manusia akan menjadi hitam jika kemaksiatan dan perbuatan dosa terus dilakukannya. Pada jiwa seperti ini, penyakit hati mulai menjangkiti. Iri, dengki, dan serakah mulai tumbuh. Jiwa ini sulit ditembus cahaya dan petunjuk Allah disebabkan pekatnya kotoran dosa.
Akibatnya, jiwa tidak bisa membedakan lagi mana jalan yang diperintahkan dan jalan yang terlarang. Semua dianggapnya sama.
Jalan kefasikan dinilainya tidak berdosa jika dilalui, sedangkan jalan kebaikan dinilainya sia-sia untuk dilakukan. Orang-orang yang berjiwa demikian tidak akan bisa merasakan keikhlasan, kesabaran, dan lapang dada.
Adapun jiwa yang dihiasi ketaatan serta amalan saleh akan menjadi lebih bersih, sehat, dan segar. Cahaya dan petunjuk Ilahi akan tembus meresap dan mengendap dalam relungnya. Jiwa ini akan lebih mudah membaca dan menyimpulkan setiap isyarat di hadapannya dan ayat alam di sekelilingnya. Ia punya prasangka baik (husnuzhan) kepada Allah, optimistis dan lapang dada.
Banyak jalan yang bisa ditempuh untuk membersihkan jiwa. Di antaranya dengan berzikir, membaca Alquran, dan shalat. Dzikrullah yang dibarengi pengenalan tentang zat Allah (ma'rifatullah) akan mengundang kepasrahan kepada Allah dan syariah-Nya, sehingga jiwa menjadi tenang (QS Ar-Ra'du [13]: 28), dan hatinya bergetar karena rasa takut dan berharap kepada-Nya (QS Al-Anfal [8]: 2).
Selanjutnya, membaca Alquran yang disertai pendalaman kandungannya akan meningkatkan keimanan pembacanya dan menambah kecintaan kepada bacaan mulia ini. Juga, menjadi pendorong baginya untuk mencintai Zat Yang menurunkan kalam ini.
Adapun shalat merupakan bukti ketundukan seorang hamba kepada Khaliknya. Shalat mengantarkan pelakunya mampu menepis perbuatan keji dan mungkar (QS Al-Ankabut [29]: 45) dalam kehidupan sehari-hari. Di saat kejahatan merebak di masyarakat, pembersihan jiwa hendaknya dilakukan setiap insan Muslim. Oleh karenanya, mari bersihkan jiwa, mulai dari kita sendiri.
Komponen | Kelas dan Alokasi Waktu | |||
I | II | III | IV, V, dan VI | |
A. Mata Pelajaran |
|
|
| 3 |
1. Pendidikan Agama | TE | MA | TIK | |
2. Pendidikan Kewarganegaraan | TE | MA | TIK | 2 |
3. Bahasa Indonesia | TE | MA | TIK | 5 |
4. Matematika | TE | MA | TIK | 5 |
5. Ilmu Pengetahuan Alam | TE | MA | TIK | 4 |
6. Ilmu Pengetahuan Sosial | TE | MA | TIK | 3 |
7. Seni Budaya dan Keterampilan | TE | MA | TIK | 4 |
8.Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan | TE | MA | TIK | 4 |
B. Muatan Lokal | TE | MA | TIK | 2 |
C. Pengembangan Diri | TE | MA | TIK | 2*) |
Jumlah | 26 | 27 | 28 | 32 |
Tahapan /jadwal Kegiatan Perhari:
- Kegiatan Pembukaan (1 Jam pelajaran)
- Kegiatan Inti Tematik ( 4 Jam Pelajaran)
- Kegiatan penutup ( 1 Jam Pelajaran)
Pengaturan Jadwal Mata Pelajaran:
Untuk memudahkan administrasi sekolaah terutama dalam penjadwalan guru kelas bersama
dengan guru mata pelajaran pendidikan agama, guru pendidikan jasmani, dan guru muatan
lokal bersama- sama menyusun jadwal mata pelajaran.
Teknik / Cara Penilaian:
- Unjuk Kerja (Performance)
- Penugasan ( Proyek/ Project)
- Hasil Kerja (Produk/ Product)
- Tertulis (Paper & Pen)
- Portofolio (Portofolio)
- Sikap
- Penilaian Diri (Self Assesment)
Oleh KH Didin Hafidhuddin
Sebagaimana telah sama-sama kita yakini bahwa Islam adalah agama yang sangat menekankan pentingnya tanggung jawab sosial kemasyarakatan, di samping penguatan hubungan dengan Allah SWT. Sebab, pada dasarnya manusia tidak bisa hidup sendiri, akan tetapi harus saling mengenal, berinteraksi, berhubungan, dan saling menolong antara yang satu dan lainnya.
Karena itu, refleksi dan manifestasi keimanan seseorang terletak pada dua aspek utama, yaitu ketundukan dan kepatuhan pada aturan Allah SWT serta keharmonisan hubungan sosial dengan sesama manusia. Kedua kekuatan hubungan yang bersifat vertikal dan horizontal inilah yang akan melepaskan manusia dari kehinaan dan kemiskinan.
Allah SWT berfirman, ''Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah...'' (QS Ali Imran [3]:112).
Terdapat banyak lagi tuntunan agama yang mengaitkan antara keimanan dan perilaku sosial seseorang. Mulai dari masalah yang dianggap sederhana, tapi punya dampak yang besar, seperti penghormatan kepada tamu, kepedulian terhadap tetangga, menumbuhkembangkan silaturahim antara keluarga dan sahabat, sampai kepada masalah yang dianggap kompleks dan berat, yang memerlukan pemikiran serius dan terencana serta sarana dan prasarana yang cukup, seperti pengentasan kemiskinan dan pemberantasan kebodohan.
Rasulullah SAW bersabda, ''Amal perbuatan yang paling utama setelah beriman kepada Allah SWT, adalah saling berkasih sayang dengan sesama manusia.'' (HR Thabrani). ''Sedekah yang paling utama adalah engkau memberikan makan pada orang yang sedang kelaparan.'' (HR Baihaqy dari Anas).
Di tengah-tengah berbagai persoalan berat yang dihadapi masyarakat dan bangsa kita saat ini, penguatan keimanan kepada Allah SWT dan penguatan hubungan sosial kemasyarakatan melalui aksi-aksi nyata dan konkret yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, merupakan suatu keharusan dalam rangka melepaskan diri dari kungkungan kehinaan dan kemiskinan, baik yang bersifat natural, struktural, maupun kultural.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sehingga, kita menjadi bangsa yang semakin memiliki kekuatan keimanan yang termanifestasikan dalam kesalehan pribadi (individual) ataupun kesalehan sosial. Wallahu A'lam bi ash-Shawab
|