Lensa Darbi

Monday, April 25, 2011

Smart Camp Fifth Grade 2011

Pagi hari yang sejuk, Rabu tanggal 20-21 April 2011. Siswa-siswi kelas 5 SDIT Darul Abidin berkumpul di Jl. Arif Rahman Hakim (depan gedung Telkom) Kota Depok. Mereka bersiap untuk melaksanakan kegiatan smart camp, yakni kegiatan berwisata sekaligus belajar dan bersenang-senang. Tepat pukul 07.10 WIB, siswa-siswi berangkat menuju tujuan pertama dari perjalanan mereka, yakni Gn. Tangkuban Parahu.

Melewati persawahan yang terhampar luas, membuat siswa-siswi mengeluarkan sebagian keahliannya untuk mengambil gambar dengan kamera saku, ataupun kamera ponsel mereka. Terutama di tol Cikampek dan cipularang,serta sekitaran  Gn. Tangkuban Parahu yang menjulang tinggi beraneka macam pohon pinus berderet bagai tentara baret hijau.


Tiba di Gn. Tangkuban Parahu, sebagian siswa-siswi menutup lubang hidung mereka, "bau apa nih pak?" tanya salah satu dari mereka. "ini bau belerang nak?" jawab bapak/ibu guru mereka. Yah, bau belerang yang menyengat memang menjadi salah satu ciri khas dari setiap kawah pegunungan. Aroma yang menyengat tak mempengaruhi mereka untuk bertanya, mendapatkan berbagai informasi dari pemandu di Kantor Informasi Gn. Tangkuban Parahu.

Berbagai macam kawah, hingga cerita legenda sangkuriang,dan berbagai macam jenis batu mereka ketahui,dari berbagai pamflet, poster dan pemandu Gn. Tangkuban Parahu. worksheet telah terisi, kini waktunya makan siang. Tepat di depan kantor informasi mereka melahap berbagai lauk dan penganan untuk memperkuat raga, karena jadwal ketat yang disiapkan bapak/ibu guru mereka membutuhkan fisik yang kuat. Hujan turun dengan derasnya membuat siswa-siswi dan semua orang berteduh, dan merekapun berteduh di kantor informasi.

Makan siang selesai, waktunya mengambil gambar dan melanjutkan perjalanan menuju BBPPL (Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang) untuk melakukan penanaman benih dan bibit pak coy, melihat pertanian jamur tiram, selada, pepaya, kaktus, buah naga, dan tomat cherri. Sebelum melihat pertanian di Lembang ini, siswa-siswi mendirikan sholat jamak qoshor berjama'ah di musholla yang terdapat di dalam wilayah BBPPL.

Beraneka ragam sayur dan buah yang dibudidayakan yang mereka lihat dan temukan membuat salah satu dari mereka,ingin menjadi seorang petani yang sukses dan bersahaja.

Selesai di BBPPL, mereka segera melanjutkan perjalanan ke Asrama Jayagiri untuk istirahat dan menginap, melaksanakan permainan, dan belajar dengan bapak/ibu guru mereka, beberapa materi yang diajarkan yakni, komunikasi efektif oleh Bapak Ghulam arrosyad, dan tips sukses belajar oleh Bapak Mas'ud. Acara malam selesai, kini waktunya untuk tidur dan istriahat malam. Namun sebelumnya mereka sholat berjama'ah dan makan malam.

Bangun dipagi hari,disambut dengan aroma nasi goreng dan telur mata sapi yang nikmat dipandang mata, membuat lidah kembali bergoyang. Selesai sarapan pagi, mereka berolahraga dan beraksi dengan yel-yel yang telah mereka buat. Setelah itu, mereka mandi dan berkemas meninggalkan asrama untuk kemudian melanjutkan perjalanan menuju Observatorium Bosscha, sebagai Observatorium terbesar di Asia Tenggara, namun kini keberadaan dan aktifitasnya penelitiannya terganggu oleh polusi cahaya. Di ruang media, mereka diinformasikan akan ancaman benda asing dari luar angkasa yang dapat membuat kehidupan dibumi terancam.

Dan keberadaan benda asing tersebut dapat diketahui keberadaannya dengan adanya observatorium Bosscha. Selesai di Bosscha, mereka melanjutkan perjalanannya ke Museum Geologi Bandung, namun sebelum itu mereka makan siangdan sholat berjama'ah terlebih dahulu di sekitaran museum geologi. Didalam museum geologi mereka diperlihatkan akan temuan benda-benda,dan fosil-fosil bersejarah, diantaranya adalah fosil hewan tertua, dinosaurus,dan berbagai macam batuan.

Semoga dengan acara ini,siswa-siswi mendapatkan banyak manfaat dan ilmu yang dapat mereka gunakan untuk kemajuan dunia pendidikan dan kebaikan di masa depan. Amiin. Menjadi motivasi dan pengalaman dan kenangan berharga bagi kehidupan mereka kelak. amin.

Untuk diketahui:
Tahun 2004, Observatorium Bosscha dinyatakan sebagai Benda Cagar Budaya oleh Pemerintah. Karena itu keberadaan Observatorium Bosscha dilindungi oleh UU Nomor 2/1992 tentang Benda Cagar Budaya. Selanjutnya, tahun 2008, Pemerintah menetapkan Observatorium Bosscha sebagai salah satu Objek Vital nasional yang harus diamankan.


Observatorium Bosscha berperan sebagai homebase bagi penelitian astronomi di Indonesia.

No comments: