Lensa Darbi

Saturday, November 01, 2008

Laskar Pelangi The Movie

SDIT Darul Abidin - Depok
November 01th, 2008

Kisah dalam film realis Laskar Pelangi memang sungguh inspiratif. Terhampar kisah penuh semangat dari sukumpulan anak-anak Belitong, Bangka yang tak akan dan ingin pernah menyerah dalam meraih sejumput impian, yah mimpi. Kadang hidup ini harus dan memang harus berawal dari mimpi. Sederet kisah tentang keteguhan, keyakinan dan usaha keras.

Para guru dan karyawan SDIT Darul Abidin yang kemarin (Jum'at, 31 Okober 2008)menyaksikan kisah dalam film Laskar Pelangi, pasti merasakan betapa mimpi adalah kekuatan bagi kita untuk hidup lebih baik lagi, bagaimana tidak! guru dan karyawan SDIT Darul Abidin adalah para pejuang pendidikan yang ikhlas ataupun tidak telah dan akan terus mengabdikan diri untuk tumbuhnya kemajuan bagi diri, keluarga, maupun anak didik itu sendiri (red: siswa-siswi) SDIT Darul Abidin

Begitu banyak pelajaran tentang seni kehidupan. Pelajaran yang paling sering diingatkan kepada kita adalah keberanian, keteguhan dan pantang menyerah akan keadaan apapun yang kita hadapi dalam kehidupan yang sering sekali disampaikan oleh seorang kepala sekolah yang bersahaja, dan keberhasilan dalam kehidupan tidak diukur dengan nilai dan angka- angka, akan tetapi oleh hati. Sebagaimana sabda nabi SAW, "Sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging; jika ia baik maka baiklah seluruh tubuh namun jika ia rusak maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa ia adalah hati.” (Hadits Muttafaq ‘Alaih dari Nu’man bin Basyir) Para ulama mengibaratkan hati seperti panglima perang di tengah-tengah pasukannya. Yah, hati... oh hati.

pelajaran itu adalah: Tekad (Azzam),Gigih, Ulet dan Rajin

Tak dinyana lagi, tokoh Ikal, Lintang beserta kawan-kawannya, telah menyajikan berbagai kegigihan, dan keuletan yang menggumpal dalam diri dan guru mereka. Ditengah segala keterbatasan sarana pendidikan dan ekonomi yang menghimpit, mereka seakan enggan untuk menyerah dan putus asa. Mereka terus berjalan dan bahkan berlari dengan sepeda mereka mengejar asa, meski segenap rintangan selalu mengintai, dan beragam tekanan senantiasa hadir disepanjang jalan.

Ketangguhan memang hanya akan terukir dalam jejak penuh tekanan yang istiqomah Kegigihan untuk terus berusaha dan ketangguhan untuk terus bangkit di setiap kegagalan, hingga menuju keberhasilan. Yah, Gigih... Azzam.

pelajaran itu adalah: Tokoh bu guru Muslimah tak pelak telah menyajikan ketrampilan ini dengan penuh kegemilangan, sayang dalam film itu tak ditampakan bagaimana kecerdasan sang guru dalam mendidik anak- anak mereka. di gedung sekolah yang layak disebut kandang kambing dan dalam kekelaman hidup anak-anak didiknya, bu Mus nyaris tak pernah kunjung memadamkan jiwa seorang profesional yang berpengalaman, pada profesi yang ditekuninya. Dedikasi yang mengakar dan keteguhan komitmen pada profesinya, membuat ia senantiasa berikhtiar untuk menghamparkan yang terbaik untuk siswa- siswinya.

Inilah sebuah penghargaan yang hadir dari rasa bangga akan pekerjaan yang kita lakukan, dan dari sebuah keyakinan bahwa bekerja juga adalah sebuah ibadah. Sebuah keyakinan yang mestinya meng-inspirasi kita untuk selalu membentangkan kerja-kerja ihsanul 'amal dalam setiap jejak kehidupan profesional yang tengah kita jalani.

Pelajaran itu adalah: teruslah nyalakan harapan dan mimpi untuk merengkuh masa depan yang lebih indah nan bermartabat. Anak-anak belia dari Belitong itu, dengan caranya masing-masing, mencoba untuk terus merayakan nyala harapan itu, meski kegetiran demi kegetiran hidup selalu menyelinap dan menyergap. Sebab jika setitik harapan itu juga sudah padam, maka apa lagi yang tersisa untuk menopang jalan kehidupan yang kian keras?

Ya, masa depan hanya akan menjadi milik mereka yang percaya dengan keindahan impian dan harapan-harapannya. Itulah sebabnya, kita barangkali mesti juga memelihara harapan positif tentang masa depan yang lebih baik. Sebuah keyakinan dan mindset positif bahwa kita juga bisa menganyam sebuah kehidupan yang indah,

Penutup, mari kita berdo'a untuk pribadi kita, keluarga dan anak didik kita agar senantiasa diberikan yang terbaik dan melahirkan generasi- generasi yang diridhai oleh Allah SWT, dan akan menjadi pemimpin- pemimpin hingga menjadikan negara Indonesia ini, negara yang Baldatun Thayibatun Wa Rabbun Ghafur. Amiin

Teriring salam dan terima kasih kepada Pak Hary WA, yang tanpa pamrih memberikan begitu banyak pelajaran dan ilmunya kepada saya, (juga atas nasi lauknya), juga kepada kang Oman, dan semua yang ada di Darul Abidin, kalian adalah inspirasiku....
mr

No comments: