Lensa Darbi

Thursday, February 14, 2008

Ketika Siswa SD Pergi Ke Pasar

DEPOK - 14 Februari 2008, SDIT Darul Abidin, khususnya siswa – siswi kelas 3 akan segera melaksanakan transaksi jual beli ke Pasar Depok Jaya (Kota Depok). Siswa kelas 3 ini dengan semangat 45 berangkat pukul 09.00 wib dengan mengendarai kendaraan angkutan kota Depok D-01.

Didampingi oleh Ibu Nung dan Ibu Soffie, Ibu Ranti, dan Ibu Penny, Ibu Nur dan Ibu Titin sebagai guru kelas mereka, siswa- siswi diberikan arahan bagaimana bertransaksi tawar menawar dan bagaimana menghadapi para pedagang juga memberikan mereka kesan yang baik saat berjumpa para pedagang di pasar untuk mengetahui barang- barang kebutuhan apa saja yang para pedagang di Pasar Depok Jaya tersebut.

Sebagai media informasi langsung bagi siswa siswi SDIT Darul Abidin, dalam memenuhi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tentang transaksi jual beli dan pasar tradisional. Pasar Depok Jaya mempunyai berbagai sarana dan prasarana yang cukup memadai dalam memenuhi kebutuhan hidup warga Kota Depok, khususnya di lingkungan Kelurahan Depok Jaya, Kecamatan Pancoran Mas.

Siswa- siswi mempraktekkan bagaimana merka berbelanja dengan membeli tahu, daun bawang, lada dan juga kulit martabak telor. Rencananya setelah berbelanja mereka akan langsung masak di sekolah dibimbing oleh guru mereka.

Dalam menjalankan fungsinya Pasar Depok Jaya juga mempunyai kepala pasar, paguyuban pedagang pasar, satuan keamanan, dan dibantu dengan beberapa pengangkut barang dan tukang parkir.

Menyaksikan aktifitas ekonomi (jual-beli) masyarakat di pagi hari, sungguh sangat mengasyikkan. Betapa tidak, dibalut dengan hujan gerimis yang tanpa malu- malu mengguyur halaman sekitar. Pasar Depok Jaya ini telah ramai dengan transaksi jual beli, pembeli pada jam- jam ini adalah para ibu rumah tangga yang menyiapkan masakan atau makanan untuk keluarganya di rumah.

Meski pasar kini mendung, namun pasar tetap ramai, seperti pasar pada umumnya. Sementara di pinggiran jalan sudah berjejer para tukang becak dan angkot menunggu para langganannya. Pemandangan seperti ini bisa kita saksikan di Pasar Depok Jaya, Aktifitas pagi hari ini cukup menggambarkan bahwa kegigihan dan semangat juga keuletan para pedagang kita, yang tidak menyerah walaupun keadaan begitu sulit menerpa, Demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga, biaya sekolah putera – puteri mereka, dan kebutuhan hidup lainnya.

Kini, dengan dalih kerapian, estetika, efisiensi serta citra sebagai kota besar, fungsi pasar tradisinal (Pasar Depok Jaya) sebagai tempat jual beli cepat atau lambat digntikan oleh mal dan supermarket. Pertanyaannya, mal dan supermarket mana yang berbelanja dengan transaksi saling tawar menawar harga? Di sini, nilai guna pasar tradisional terasa penting bagi masyarakat bawah kita. Karena pada pasar jenis ini ratusan hingga ribuan orang menggantungkan biaya hidupnya. Mereka adalah kelompok masyarakat menengah ke bawah yang butuh penghidupan yang lebih layak. Sementara mal dan supermarket hanya menguntungkan para pemilik modal, konglomerat dn investor asing.

Bangsa ini membutuhkan manusia gigih, tidak kenal malas, dan beretos kerja tinggi, seperti semangat hidup para pedagang pasar tradisional. Mari kita berfikir lebih jernih demi kemanusiaan, agar tak malu dengan siswa- siswi kelas 3 SDIT Darul Abidin ini.

No comments: