Lensa Darbi

Friday, August 14, 2009

Denah Pawai Tarhib Ramadhan...


Thursday, August 13, 2009

Surat Untuk Ibu G. Lini Hanafiah

Kepada Yth.
Ibu G. Lini Hanafiah
Di
Tempat

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Berkaitan dengan posting blog di http://lensadarbi.blogspot.com yang sebelumnya saya muat dengan judul “Hari Anak Nasional 2009”, pada alamat:
http://lensadarbi.blogspot.com/2009/07/hari-anak-nasional-2009.html
maka saya menyampaikan permohonan maaf atas penerbitan artikel tersebut. Artikel tersebut saya ambil dari sebuah email, namun saya tidak melakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum mempostingnya dan saya sadari hal tersebut merupakan kecerobohan yang seharusnya tidak dilakukan. Dan yang lebih fatal, saya menghapus email tersebut, sehingga sampai saat ini tidak dapat menelusurinya, walaupun saya tetap berusaha dapat melacak alamat email tersebut sebisa mungkin. Saya tegaskan bahwa ini adalah murni kesalahan saya, terutama karena telah terjadi pelanggaran hak cipta dan tidak sesuai dengan kaidah penerbitan sebuah tulisan blog. Sekali lagi, karena kelalaian dan kesalahan tersebut, saya meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada Ibu G.Lini Hanafiah sebagai penulis asli artikel tersebut.

Jika pada penerbitan di blog Lensadarbi tertulis nama Adie Adrie sebagai penulisnya, maka kami beritahukan penulis asli artikel tersebut adalah ibu. G. Lini Hanafiah dengan judul artikelnya : “Aku tidak bodoh, Ma”. Pada alamat blognya di:
http://lini.via-lattea.org/aku-tidak-bodoh-ma
http://thedenels.via-lattea.org/aku-tidak-bodoh-ma
http://yuknulis.com/g-lini-hanafiah/aku-tidak-bodoh-ma

Karena manfaat yang terkandung dalam artikel tersebut, saya memohon izin kepada ibu untuk tetap mem-postingnya di blog lensadarbi dengan mencantumkan judul, nama penulis, dan sumber aslinya..

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu yang bersedia memberi informasi atas terjadinya kesalahan ini, karena hal ini telah memberi saya pelajaran yang banyak mengenai etika penulisan dan pentingnya kehati-hatian dalam memanfaatkan teknologi internet. Terima kasih pula atas kebaikan ibu untuk dapat memaafkan bahkan membimbing saya dalam penyelesaian masalah ini.


Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
PJ. Lensadarbi,



Mansur

Surat Untuk Ibu G. Lini Hanafiah

Kepada Ykh.
Ibu G Lini Hanafiah
Di Tempat


Ibu Lini yang baik.

Saya mewakili pihak sekolah Darul Abidin, meminta maaf atas kelalaian dan kesalahan yang telah dilakukan admin Blog Lensadarbi, yang telah mengakibatkan pelanggaran hak cipta atas karya Ibu G Lini Hanafiah. Kami berjanji melakukan pembinaan kepada yang bersangkutan sebagai bagian anggota keluarga kami. Semoga kesalahan tersebut menjadi pelajaran berharga bagi kami maupun orang lain, untuk tidak melakukan kesalahan yang serupa. Kami pun menghaturkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kebersediaan Ibu untuk dapat menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan. Mudah-mudahan kejadian ini membawa hikmah bagi kita semua.

Hormat Kami,

Bunda Yes
Principal of Darul Abidin

Wednesday, August 12, 2009

Biasakan Anak Puasa Sejak Dini Agar Cerdas

Medan (ANTARA News) - Membiasakan berpuasa sejak dini kepada anak-anak mempengaruhi tingkat kecerdasan, ungkap Dekan Fakultas Psikologi Universitas Medan Area (UMA) Irna Minauli di Medan, Selasa.

Ketika berpuasa, anak diuji bersabar menunggu saat makan dan minum yang diperbolehkan sehingga berpuasa menjadi ajang latihan bagi anak untuk menahan emosi, katanya.
Akibatnya kecerdasan emosional anak meningkat dan mempengaruhi kemampuan anak dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial secara baik.

Ia mengungkapkan, berdasarkan satu penelitian psikolog asal Amerika Daniel Golemen, terdapat perbedaan perkembangan psikologis pada anak yang sabar menunggu dengan anak yang tidak sabar.

Oleh karena itu, perlu untuk membiasakan anak berpuasa sejak dini supaya anak memiliki tingkat emosional yang baik sehingga kecerdasaan emosionalnya terus terasah.
Lebih dari itu ternyata puasa juga mampu meningkatkan kecerdasan spritual anak sehingga kebiasaan itu menjadikan anak sebagai individu yang ramah dan taat pada ajaran agama.
"Untuk memacu semangat anak berpuasa, orang tua juga harus menjadi contoh mampu menjalankan ibadah puasa dengan baik," demikian Irna. (*)
sumber dari: Antara News COPYRIGHT © 2009

Tuesday, August 11, 2009

AYO SEMARAKKAN!!!


Kasih Sayang dan keadilan dalam Islam

Nabi SAW bersabda:
"Hubungilah orang yang telah memutuskan engkau, dan berilah kebaikan kepada yang telah berbuat jahat kepada engkau, dan katakanlah (berbicaralah) dengan hak (yang sebenarnya) walaupun terhadap dirimu sendiri." (Ibn Najar)

Islam mengajak kita untuk menjauhi segala macam dendam dan kebencian. Ini adalah bukti bahwa Islam adalah agama kasih sayang. Bukan hanya menghindari dendam, Islam justru mengajari kita untuk membalas kejahatan dengan kebaikan.

Jika ada yang menjauhi kita dan memutus tali silaturrahmi, kita diharapkan pro aktif untuk memeperbaiki dan mebangun hubungan yang lebih baik. Ini adalah sisi kasih sayang Islam. Di sisi yang lain, Islam mengajarkan juga keadilan dan tak ada manipulasi kebenaran dalam bentuk apa pun dan kepada siapa pun. Bahkan kepada diri sendiri pun, keadilan tetap harus ditegakkan.Sungguh Islam adalah agama yang penuh keseimbangan. Wa Allahu A'lam.

sumber dari : Republika

Kutipan

"Saya harus mendalami agama saya. Saya harus mendalami keadaan masyarakat saya, keadaan bangsa saya, dan kemanusiaan. Lalu mengapa saya tidak mendalami hal-hal yang menyangkut iman saya?" (W. S. Rendra)
sumber dari: swaramuslim

Rendra Tertarik dengan Alquran

"Penyair adalah jalan hidup. Baik sedang berkarya atau tidak. Seorang penyair masuk dalam konteks realitas karena kepedulian akan panggilan kharismatik dari alam sekitarnya, dari debu, kerikil, lava, angin, pohon, kupu-kupu, margasatwa. Dari yatim piatu, orang-orang papa, lingkungan kampung halamannya, lingkungan bangsanya, lingkungan kemanusiaannya. Ia harus selalu peduli. Tetapi tidak cukup cuma peduli, karena harus dikaitkan dengan perintah dan larangan Allah. Apa pun, termasuk bersyair, harus menjadi ruang ibadah. Harus mengaitkan dengan kehendak Allah. Kita buat, misalnya, sajak mengenai pelacur, mengenai singkong, atau mengenai perahu. Itu juga religius selama dikaitkan dengan meraih kehendak Allah".
Kalimat di atas adalah sepenggal dari pendermaan buah pikir seniman terbaik tahun 60-an, WS Rendra. Baginya, proses kreatif dalam menulis sebuah karya sastra adalah misteri. Dia mengatakan waktu untuk menulis dalam kehidupan hanya 2-3 persen. Beberapa jam selesai. Selebihnya menyiapkan diri untuk hidup secara kreatif, menjaga daya cipta, dan daya hidup.Si burung merak ini adalah seorang penderma pikiran yang tidak pernah menangis tak kala menghadapi kekuasaan politik. Dia sempat dijebloskan ke penjara pada 1978, dan mendapat represi pelarangan tampil di berbagai tempat."Saya menangis untuk masalah-masalah lain.
Dulu saya pernah diminta membaca sebuah sajak. Lalu ada rekan mahasiswa yang menangis, terharu. Saya pun ikut menangis. Saya juga gampang menangis kalau membaca riwayat Nabi Muhammad. Indah sekali. Membayangkan pengorbanan Nabi yang tidak mementingkan diri sendiri. Tidak ada agama Islam, kalau tidak ada Nabi. Saya juga menangis kalau mengenangkan Asmaul Husna," tutur Rendra saat diwawancara wartawan Republika, Iman Yuniarto F, di kediamannya pada Oktober 2006.
Cahaya Islam dalam Karya Sastra RendraSejak masuk Islam, Rendra mengganti namanya menjadi Wahyu Sulaiman Rendra. Rendra mengaku tahu alasan kenapa dia tertarik dengan Islam, tetapi dia sendiri tidak mengerti mengapa memutuskan masuk Islam. "Saya sebetulnya takut sekali terhadap masyarakat Islam. Tapi saya sudah lama tertarik kepada Alquran. Lihat saja. Apa ada kitab suci yang menjelaskan konsep ketuhanannya dalam kalimat yang singkat seperti Alquran?" tanyanya.Sewaktu Rendra kuliah di Amerika Serikat (kuliah teater), saat itu sedang populer-populernya filsafat eksistensialisme.
Kemudian, dia membaca kalimat, Demi waktu, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Rendra terkesan.Menurutnya, tidak ada kitab suci yang mengatakan bahwa manusia akan selalu merugi dalam perkara waktu. "Lihat. Apa pun bisa kita budayakan, termasuk ruang. Tetapi kita tidak bisa membudayakan waktu. Apa bisa kita menghentikan hari? Dengan teknologi setinggi apa pun, magic setinggi apapun, tidak bisa kita membuat hari Rabu tidak menjadi Kamis. Termasuk saya, tidak bisa menolak kelahiran saya. Saya tidak bisa memilih untuk lahir pada abad ke-22 atau lahir zaman Majapahit," jelasnya.
Menurut Alquran, kita akan selalu merugi soal waktu. Tapi, Alquran juga menyodorkan solusi. Disebutkan hanya orang-orang tertentu yang akan selamat. Yakni yang beriman, beramal saleh, saling berwasiat dalam kesabaran dan kebenaran. Alquran tidak menyebut yang selamat adalah orang yang Islam, orang yang kaya, orang yang pintar atau orang yang sehat.Ketika ditanya hubungan antara Islan dan karya sastranya, Rendra menjawab, "Intinya kita berwasiat dalam kebenaran. Mudahan-mudahan." c06

Monday, August 10, 2009

Kabar Baik

lensadarbi

Sebuah kabar baik hadir dari "Lomba Cerdas Cermat Alfabeta" tim dari SDIT Darul Abidin yang terdiri dari Ananda Farah, Affan, dan Ahdan mampu memberikan yang terbaik bagi SDIT Darul Abidin. Setelah pada lomba kemarin berhasil masuk final.

Pertandingan Final sendiri akan dipertandingkan minggu besok dengan peserta final yakni SDIT Darul Abidin dan dua wakil dari SDN Beji 7 yang berhasil mengalahkan lawan-lawannya. Lomba cerdas cermat yang diadakan oleh BIMBEL ALFABETA yang beralamat di Jl. Bakung Kota Depok.

Bertanding dengan penuh percaya diri, Affan dkk berhasil mengalahkan lawannya dari SDN Depok Baru 4.

Pribadi Merdeka

lensadarbi - Depok.

Tepat 9 Agustus 2009 kemarin, bangsa dan rakyat Indonesia kehilangan seniman, budayawan, guru para pujangga, dan warga dunia yang arif dan bijaksana. Si Burung Merak telah tiada karena dipanggil sang pencipta. Seakan mengingatkan kembali kepada kita bahwa beliau telah berbuat banyak untuk kemerdekaan bangsa dan rakyat Indonesia, walau lewat aksi seni dan budayanya, walau tanpa angkat senjata, sejatinya dialah pahlawan bangsa.

Pahlawan bangsa tidak harus berjuang dengan senjata, tetapi dengan gebukkan senar raket oleh para atlit tepok bulu angsa, juga dengan nyanyian lantang, dengan ayunan kaki saat menendang bola, dll. W. S. Rendra telah mengajari kita bagaimana seharusnya kita memandang.

Kebaikan kita untuk siapa??, saudara ada dipihak yang mana?? yah, Rendra begitu ia disapa tak pernah tinggal diam dalam menyuarakan suara rakyatnya. Pribadi merdeka itu telah tiada. Masih adakah penerus "Si Anjing Liar dari Yogyakarta" ini???

Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun, selamat jalan pribadi merdeka, selamat jalan W.S. Rendra...
Semoga Tuhan senantiasa membalas dengan yang lebih baik di surga kelak Amiin.

Laporan Pandangan Mata Langsung dari Sukmajaya


Tim SDIT Darul Abidin baru saja mengirimkan putra – putra terbaiknya dalam mengikuti Kejuaraan Mini Soccer “JSIT CUP” di SDIT Rahmaniyah Depok II dengan mengirimkan dua tim, yakni SDIT Darul Abidin A dan SDIT Darul Abidin B.

Rabu, 5 Agustus 2009

Olimpiade JSIT dibuka oleh ketua JSIT Pusat yakni, Bapak Sukro Muhab, SDIT Darul Abidin B memulai pertandingan dengan mengalahkan SDIT Darul Fikri dengan skor telak 12- 0. Pemain- pemain yang diturunkan dalam pertandingan tersebut adalah : Fikri, Hanif, Dika, Ivan, Angga, Rafi, Bima, Affan, dan Raihan.

Sedangkan dipertandingan kedua SDIT Darul Abidin A berhasil mengalahkan SDIT Mawaddah dengan skor yang juga cukup telak yakni 5-0 untuk kemenangan SDIT Darul Abidin A. Pemain yang diturunkan pada pertandingan tersebut adalah: Aflah, Khalis, Panji, Fauzan, Emir, Arie, Ara, Nandi, Dzaki F.

Kamis, 6 Agustus 2009

Pukul 08.00 WIB
Tim SDIT Darul Abidin A melaksanakan pertandingan keduanya melawan SDIT Raflesia dengan skor meyakinkan yakni: 4- 0 untuk keunggulan SDIT Darul Abidin A yang dikomandoi oleh Aflah, juga dengan duet strikernya Khalis dan Fauzan, serta Stopper Emir dan Panji sang penjaga gawang.

Tim SDIT Darul Abidin B melaksanakan pertandingan keduanya dengan mengalahkan SDIT Hidayatullah dengan skor 6 – 2 untuk keunggulan SDIT Darul Abidin B dengan pemain intinya: Hanif sebagai komando, Rafi dan Angga sebagai ujung tombak, serta Dika sebagai Stopper.

Pada pukul 11.00 WIB
Tim SDIT Darul Abidin A melaksanakan pertandingan ketiganya melawan SDIT Al – Haraki dengan skor telak 7-0, pada pertandingan kali ini SDIT Darul Abidin A menurunkan pemain- pemain sebagai berikut: Aflah, Panji, Khalis, Fauzan, Emir, Dzaki, Arif, Ara, Nandi, dan Arie.

Pukul 11.22 WIB
Tim SDIT Darul Abidin B melaksanakan pertandingan ketiganya melawan SDIT Al Barkah dengan drama adu penalti. Kemenangan susah payah ini diraih setelah hasil sama kuat di dua babak plus 2 babak perpanjangan waktu 2 x 5 menit. Setelah di pertandingan normal berakhir imbang 1 – 1.

Pada adu tendangan penalti, Penendang pertama yakni Angga mampu mencetak skor terlebih dahulu 1- 0 untuk darbi sebelum disamakan oleh pemain jangkung SDIT Al Barkah. Pada tendangan kedua dipercayakan kepada Dika yang berhasil memberikan keunggulan 2-1. Sebelum akhirnya disamakan kembali menjadi 2- 2. Hanif sebagai penendang ketiga SDIT Darul Abidin mempu mengecoh kiper Al Barkah hingga membuat skor 3- 2. Pada tendangan terakhir kiper SDIT Darul Abidin B yakni Fikri menjadi penjaga gawang terbaik setelah mampu memblok tendangan keras pemain Al Barkah. Memaksa skor 3 – 2.

Pukul 12.45 WIB
Pada pertandingan ketiga setelah habis terkuras tenaga, SDIT Darul Abidin A dan B melaksanakan pertandingan berbarengan, hingga membuat tim Manager dan Offisial membagi tugas mengawasi tim SDIT Darul Abidin A yakni Pa. Heri dan Pa. Rudi, serta offisal tim SDIT Darul Abidin B oleh Pa. Soni dan Pa. Mansur.

Tim SDIT Darul Abidin A berhadapan dengan tim SDIT Nurul Fikri A, tim dengan ciri fisik menjulang, membuat mental beberapa anak SDIT Darul Abidin mengkerutkan dahi. Tapi dengan keyakinan dan perjuangan pantang menyerah, akhirnya Aflah dkk menyerah dengan skor telak 11 – 5.

Tim SDIT Darul Abidin B berhadapan dengan SDIT Pondok Duta A. Pada waktu normal berakhir imbang 2 – 2. Melalui skor yang dicetak oleh Fikri dan Angga. Setelah itu pertandingan dilanjutkan dengan extra time pada menit akhir tersebut akhirnya SDIT Darul Abidin harus mengakui keunggulan SDIT Pondok Duta dengan skor 2-3.

Perjuangan hingga tetes darah penghabisan dan kucuran keringat terakhir, itulah yang telah diberikan oleh siswa- siswa kita tim Futsal SDIT Darul Abidin yang berada di bawah nanungan tim Darbi Power Futsal Management yang telah menyuguhkan permainan cantik dan menawan selama perhelatan turnamen dengan banyaknya pendukung ataupun supporter dari SDIT lain.

Permainan dengan kerjasama yang menarik membuat beberapa pelatih ataupun pemain lain menjadikan SDIT Darul Abidin momok menakutkan bagi tim- tim lain, namun evaluasi diberikan kepada para pemain dan pelatih untuk segera membenahi fisik para pemain yang terlihat kedodoran pada pertandingan “Perempat Final” yang amat menentukan.

Terima kasih kami ucapkan kepada Kepala Sekolah, Wakil, Guru, dan juga teman- teman semua yang telah mendoakan kami hingga mampu menembus babak perempat final. Doakan kami agar lebih sukses pada turnamen- turnamen berikutnya. Amin.


Depok, hari 7 bulan 8 tahun 2009

Atas nama

Mansur dan segenap tim pelatih…. Wassalam

Tuesday, August 04, 2009

Bersatu Untuk Indonesia...

lensadarbi.blogspot.com
Bulan ini (Agustus) bukan hanya menjadi bulan kemerdekaan tetapi juga bulan dimana setiap manusia Indonesia bersatu dari berbagai macam perbedaan. Bersatu untuk mewujudkan Indonesia bangkit, sejahtera, adil dan makmur. Demi terwujudnya rasa persatuan tersebut maka sebelum 17 Agustus 1945 telah kita kenal "Bhineka Tunggal Ika" yang sangat khas Indonesia, yakni berbeda- beda tetapi tetap satu jua.
Bagaimana peristiwa Sumpah Pemuda-pun mampu menghancurkan perbedaan menjadi kekuatan, hingga 17 tahun setelahnya kita mampu mencapai kemerdekaan. Sejatinya kemerdekaan ini bukan diraih dalam satu malam, ataupun dengan mudahnya seperti membalikkan telapak tangan. Namun, darah syahid para syuhada, keringat dan perjuangan rakyat, bersatunya militer dan sipil, bersatunya umat, ulama dan umara didukung dengan kekuatan militer dan tentunya izin dari Allah SWT. Maka, tepat pada bulan Ramadhan (saat itu 17 Agustus 1945) kita dimerdekakan sekali lagi atas berkat rahmat Allah SWT.

Pengorbanan, Persatuan dan Perjuangan yang bangsa lakukan saat itu mampu menjadikan bangsa Indonesia berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan bangsa - bangsa barat (red: yang notabene warga kelas satu).

Maka di bulan Agustus ini, tepat juga di bulan Ramadhan nanti, akankah kita masih dapat bersyukur bahwa sejatinya kemerdekaan adalah pemberian Allah untuk kita, yang harus kita jaga dan kita isi kemerdekaan ini untuk sebaik- baik menghamba-Nya, juga menyejahterakan rakyat Indonesia ini dari berbagai kemiskinan, pengangguran, dan dari berbagai belenggu tirani.

Berikan kami kekuatan ya Allah untuk mengisi kemerdekaan ini dengan sebaik- baik usaha maksimal kami, untuk kembali menghadap- Mu di surga kelak. Amin

Mari kita bersatu untuk Indonesia. mr

Tuesday, July 28, 2009

Anak Kita

Fitrah dan naluri semua orangtua adalah mencintai dan menyayangi anak-anaknya, tak terkecuali anak kita itu hitam kulitnya, kuning langsat, kurus, ataupun gemuk. Dalam pikiran orangtua hanya terbetik kata ''alhamdulillah'' anak kita sehat.

Islam pun selalu menitikberatkan pada pemeliharaan anak. Dan dari saking pentingnya kedudukan anak bagi seseorang, sehingga mereka mendapatkan berbagai julukan yang indah-indah, semisal 'penghibur hati'. Hanya saja sebagai orangtua, kita tidak hanya selalu dituntut untuk membesarkan anak kita itu, namun lengah dengan berbagai bekal pendidikan untuk mereka, pendidikan yang dimaksud, bisa saja dengan 'doa'. Allah sendiri berfirman: ''Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Aku penuhi (QS al-Mu'min: 60).

Sebagai orangtua, kewajiban kita selalu tidak putus-putusnya mendoakan mereka, ''Rabbanaa hab lanaa min azwaajinaa wa min dzurriyyatinaa qurrata a'yun wa ij'alnaa lil muttaqiena imaama.'' Ya Allah, Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami dari istri-istri kami dan keturunan (anak) kami sebagai biji mata (kami), dan jadikanlah kami pemuka bagi orang-orang yang bertaqwa.'' (QS al-Furqan: 74). Firman Allah di atas jelas akan berdampak positif bagi anak-anak kita, istri dan keturunan kita kelak. Timbal baliknya, tanpa disuruh anak kita akan membalas doa juga pada kita. Ketika anak kita duduk di bangku TK sudah dengan fasihnya melantunkan doa: ''Rabbirhamhumaa kamaa rabbayaani shaghiira.'' Tuhanku, kasihanilah keduanya (ayah dan ibu) sebagaimana kasih mereka mendidikku sewaktu kecil.'' (QS al-Isra': 20).

Dalam terminologi bahasa, anak, sebagai penerus generasi, merealisasikan cita-cita orangtua dan pendidiknya. Seorang anak yang bahkan dahulunya sangat rentan, akhirnya membangun keluarga, beranak cucu, memberikan pendidikan baru, melahirkan keluarga sakinah. Dan inilah tujuan utama dari perpaduan antara suami istri yang dilandasi keteguhan iman dan ditopang oleh asas Qurani dan Sunnah Nabi saw.

Tapi jangan terlupakan, tugas kita sebagai orangtua bukan hanya membesarkan anak kita terlihat sehat badan, melainkan yang lebih penting perhatian kita juga pada masalah kesehatan batinnya. Sehubungan dengan itu, Islam dengan tegas menghendaki setiap orangtua melaksanakan kewajiban yang menjadi hak bagi setiap anak. Di antaranya ialah: pertama, pembimbing keterampilan beribadah. Keterampilan ini penting artinya, agar kelak mereka dapat memenuhi tujuan hidupnya untuk menghambakan diri semata kepada Allah. Nabi bersabda, ''Apabila anak sudah dapat membedakan antara tangan kanan dan tangan kirinya, maka suruhlah dia mengerjakan salat.'' (HR. Abu Daud).

Kedua, kemampuan sosial. Keterampilan ini memang sangat luas untuk kita berikan, hanya saja kita berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan perhatian dan kasih sayang pada mereka. Perhatian semacam ini akan menumbuhkan karakter serta kemampuan dasar anak menyayangi dan memperhatikan orang lain di lingkungan masyarakatnya kelak. Nabi bersabda, ''Barang siapa tidak mengasihi, tidak akan dikasihi.'' (HR.

Bukhori-Muslim). Ketiga, keterampilan belajar. Allah telah menjelaskan, bahwa anak dilahirkan dalam keadaan tak tahu apa-apa (al-Nahl): 78). Oleh karenanya, Nabi saw menegaskan, ''Kewajiban orangtua atas anaknya, ialah membaguskan namanya dan budi pekertinya, mengajari menulis, berenang, dan memanah, dan tidak memberinya rezeki kecuali yang baik, dan mengawinkannya apabila ia telah berkehendak.'' (HR. Hakim). Apabila kita mampu memberikan ketiga keterampilan di atas, secara logika kita telah terbebas dari pertanggungjawaban amanah dari Allah ini. Semoga kita dapat melakukannya. Amien. - ahi

sumber : Republika

Wednesday, July 22, 2009

NEGERI YANG HILANG

(Iwan Fals, singel, 2009)
Fajar pergi tak mau kembali
Ikuti langit nun kelabu
Sunyi hati bunga melati
Tunduk haru dan sembunyi

Lihatlah lambai jelata
Datang mencari terang
Lelah sudah satwaku memohon
Bijak pemimpin bangsa

Mana sejuk senyum damaimu
Kurindu subur dan merdeka
Bangun negeri bumi pertiwi
Sisa harimu kunanti

Lihatlah lambai jelata
Datang mencari terang
Lelah sudah satwaku memohon
Bijak pemimpin bangsa
Sayangi Indonesia...


lagu khusus untuk HUT RI tahun ini, akankah Indonesia menjadi negeri yang hilang.... setelah BOM MARRIOT JILID II, ataukah Indonesia menjadi negeri yang jaya.... melewati badai ujian dan cobaan....

Mari bangkit dan gelorakan, ..... MERDEKA ... MERDEKA... MERDEKA

Friday, July 17, 2009

Kisah Masa Orientasi Sekolah...

lensadarbi- Depok.

Masa Orientasi Sekolah (MOS) sejatinya adalah sebuah kebaikan, kebaikan untuk anak didik baru dan atau siswa- siswi baru setiap sekolah, baik sekolah dasar, SMP, ataupun SMA. Akan tetapi, MOS bisa juga menjadi mata pedang yang membahayakan bila yang terjadi adalah seperti yang terjadi pada ROY (seorang calon siswa di Surabaya yang menjadi korban MOS).

MOS merupakan bentuk tanggung jawab sekolah kepada siswa- siswi barunya, agar lebih bersemangat dan menikmati suasana sekolah, guru, dan teman- temannya. Sebagai sarana silaturrahim dan pendidikan awal mereka menuju sekolah dan kegiatan awal mereka menempuh cita- cita yang diharapkan mampu mereka raih.
MOS berfungsi juga mengenalkan suasana lingkungan sekolah kepada para siswa baru. Maka, kegiatan MOS sebaiknya merupakan kegiatan yang santai, menarik dan membuat mereka tetap semangat meneruskan sekolah mereka. Karena MOS bagi mereka adalah gerbang pertama mereka mengenal sekolah mereka.
Tetap semangat yah... bersekolah di SDIT Darul Abidin, jangan lupa belajar dan berdo'a. Wassalam.mr

Wednesday, July 15, 2009

Liburan Usai, Darbi Kembali Ramai...

Lensadarbi- Depok.
Liburan panjang sekolah usai. Pagi ini, Rabu (15/7/2009), aktifitas kegiatan belajar mengajar kembali ramai dan semakin semarak dengan hadirnya siswa- siswi baru. Memasuki tahun ajaran baru 2009/2010, SDIT Darul Abidin melaksanakan masa orientasi sekolah (MOS) untuk siswa baru pada hari senin- selasa (13/7/2009).
Pantauan lensadarbi, siswa sekolah taman kanak- kanak (TK) yang melanjutkan ke tingkat sekolah dasar (SD), terlihat gugup dan juga sumringah berada di sekolah barunya. Kendati sudah diterima di SDIT Darul Abidin mereka masih merasa seperti anak TK.
Seperti di gerbang depan SDIT Darul Abidin para siswa baru ini diantar oleh para orangtuanya dengan menggunakan kendaraan. Kemudian, siswa baru itu dikumpulkan di lapangan, untuk melaksanakan masa orientasi sekolah.
Kesibukan pun terlihat dari siswa-siswa baru yang hendak sekolah mulai hari rabu ini. Melihat dan mencari- cari kelas baru mereka, dan dengan siapa mereka belajar. SDIT Darul Abidin sendiri pada tahun ajaran 2009/2010 ini menerima 3 kelas untuk siswa kelas 1 baru dengan kuota 30 siswa/kelas. Selamat Kembali ke Sekolah, teruskan perjuangan, tetap belajar dan sukses selalu. Amiin.mr

Kembali Ke Sekolah

Lirik: Elfa's
Penyanyi: Sherina Munaf

Senang, riang, hari yang kunantikan
Kusambut, 'Hai' pagi yang cerah
Mataharipun bersinar terang
Menemaniku pergi sekolah

Senang, riang, hari yang kuimpikan
Jumpa lagi kawanku semua
S'lamat pagi, guruku tersayang
Ku siap mengejar cita - cita

Dengarlah lonceng berbunyi
Kawan segeralah berlari
Siapkanlah dirimu
Dalam mencari ilmu

Waktu cepat berganti
Hingga lonceng terdengar lagi
Semua pun bersorak dengan riang

Senang, riang, masa depan 'kan datang
Capai ilmu setinggi awan
Hingga nanti aku t'lah dewasa
Dunia kan tersenyum bahagia

Lihat Kartu Ucapan Lainnya (KapanLagi.com)

Monday, June 29, 2009

Kerendahan Hati



Karya: Taufik Ismail

Kalau engkau tak mampu menjadi beringin

yang tegak di puncak bukit

Jadilah belukar,

tetapi belukar yang baik,

yang tumbuh di tepi danau


Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar,

Jadilah saja rumput,

tetapi rumput yang

memperkuat tanggul pinggiran jalan


Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya

Jadilah saja jalan kecil,

Tetapi jalan setapak yang

Membawa orang ke mata air


Tidaklah semua menjadi kapten

tentu harus ada awak kapalnya....

Bukan besar kecilnya tugas

yang menjadikan tinggi rendahnya nilai dirimu

Jadilah saja dirimu.... Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri

* ) Diambil dari sumber-sumber terbuka di Internet. Copyright pada pengarang.